2 Disease oriented yaitu identifikasi dengan melakukan pengamatan terhadap gejala
dan penyakit yang berhubungan dengan toksisitas risk agent di masyarakat. Dari dua pendekatan tersebut,agent orientedadalah pendekatan yang
didahulukan pada studi ARKL, karena sangat berguna untuk analisis dosis-respon WHO, 1983.
ARKL biasanya dilakukan karena adanya peristiwa yang menjadi perhatian umum, bisa juga karena kebutuhan tertentu meskipun tidak atau belum menjadi
perhatian umum. Kasus-kasus muncul karena dua masalah utama yaitu indikasi pencemaran atau indikasi gangguan kesehatan. Masyarakat awam biasanya memakai
identifikasi inderawi sebagai dasar kepedulian mereka maka kalangan profesional atau akademisi harus menggunakan data dan informasi ilmiah sebagai basis untuk
menilai keberadaan masalah lingkungan dan kesehatan. Morbiditas dan mortalitas penyakit berbasis lingkungan, insiden dan prevalen, hasil–hasil monitoring kualitas
lingkungan atau studi epidemiologi kesehatan lingkungan merupakan sumber data yang lazim dipakai untuk merumuskan masalah. Jadi keberadaan risk agent dapat
disimpulkan dari gangguan kesehatan yang teramati disease oriented, tingkat pencemaran agent oriented misalnya yang melampaui baku mutu atau keduanya
Rahman, 2007.
2.6.3.2. Analisis Pemajanan Exposure Assesment
Analisis pemajanan yang disebut juga penilaian kontak bertujuan untuk mengenali jalur- jalur pajanan risk agent agar jumlah asupan yang diterima individu
Universitas Sumatera Utara
dalam populasi berisiko bisa dihitung. Risk agent bisa berada dalam tanah, udara, air, atau pangan seperti ikan, daging, telur, susu, sayur mayur dan buah-buahan.
Pemajanan adalah proses yang menyebabkan organisme kontak dengan bahaya, pemajanan adalah penghubung antara bahaya dan risiko. Pemajanan dapat terjadi
karena risk agent terhirup dalam udara, tertelan bersama air atau makanan, terserap melalui kulit atau kontak langsung dalam kasus radiasi Kolluru, 1996.
Adapun jalur pemajanan secara umum dari risk agent gas dapat dilihat pada bagan dibawah sebagai berikut ini :
2.6.3.3. Analisis Dosis-Respon Dose-Response Assessment
Analisis dosis respon menetapkan nilai – nilai kuantitatif toksisitas risk agent untuk setiap bentuk kimianya. Toksisitas dinyatakan sebagai dosis referensi
reference dose, RfD untuk efek- efek non karsinogenik dan Cancer Slope FactorCSF atau Cancer Unit Risk CCR untuk efek-efek karsinogenik. Analisis
Risk Agent Gas
Inhalasi
Hidung Darah
Paru-paru
Organ tubuh
Universitas Sumatera Utara
dosis respon merupakan tahap paling menentukan karena ARKL hanya bisa dilakukan untuk risk agent yang ada dosis responnya Kolluru, 1996.
RfC atau RfD adalah toksisitas kuantitatif non karsinogenik menyatakan estimasi dosis pajanan harian yang diprakirakan tidak menimbulkan efek yang
merugikan kesehatan meskipun pajanan berlanjut sepanjang hayat. Dosis referensi dibedakan untuk pajanan oral atau tertelan ingesti untuk makanan dan minuman
yang disebut RfD dan untuk pajanan inhalasi udara yang disebut Reference Concentration RfC. Dalam analisis dosis–respon, dosis dinyatakan sebagai risk
agent yang terhirup inhaled, tertelan ingested atau terserap melalui kulit absorbed per kg berat badan per hari mgkghari. Respon atau efek non
karsinogenik, yang disebut juga efek sistemik yang ditimbulkan oleh risk agent tersebut dapat beragam mulai dari yang tidak teramati yang sifatnya sementara,
kerusakan organ yang menetap,kelainan fungsional yang kronik sampai kematian. RfC atau RfD menunjukkan probabilitas untuk mendapatkan risiko. Jika dosis
yang diterima melebihi maka probabilitas mendapatkan risiko juga lebih besar, demikian juga apabila dosis yang diterima di bawah RfC atau RfD maka probabilitas
mendapatkan risiko juga kecil. Nilai RfC, RfD dan SF masing-masing risk agent telah tersedia dalam pangkalan data Integrated Risk Information System dari US-EPA.
Nilai RfC atau RfD ditetapkan berdasarkan nilai NOAEL No Observed Adverse Effect Levelatau LOAEL Lowest Observed Adverse Effect Level yang
diperoleh dari hasil penelitian menggunakan hewan uji bioassay atau studi
Universitas Sumatera Utara
epidemiologi. NOAEL yaitu dosis tertinggi suatu zat pada studi toksisitas kronik atau subkronik yang secara statistik atau biologis tidak memperlihatkan efek merugikan
pada hewan uji atau pada manusia. Sedangkan LOAEL yaitu dosis terendah yang secara statistik atau biologis masih memperlihatkan efek merugikan pada hewan uji
atau pada manusia. Secara teknis RfC atau RfD ditetapkan dengan membagi NOAEL atau LOAEL
dengan UF uncertainty factor sesuai konsep probabilitas. Adapun persamaannya sebagai berikut: Rahman, 2007.
MF UF
UF UF
UF RfD
× ×
× ×
=
4 3
2 1
LOAEL atau
NOAEL
Angka dan kriteria UF dan MF sebgai berikut: UF
1
= 10 untuk variasi sensitivitas dalam populasi manusia UF
2
= 10 untuk ekstrapolasi dari hewan ke manusia UF
3
= 10 NOAEL diturunkan dari uji subkronik, bukan kronik UF
4
= 10 bila menggunakan LOAEL bukan NOAEL MF = 0 – 10 default 1
Catatan: MF modifying factor merupakan penilaian profesional terhadap kualitas stui
toksisitas dan kelengkapan datanya yang tidak tertampung dalam UF.
2.6.3.4. Karakteristik Risiko Risk Characterization