4 Kebutuhan pendidikan, 5 Bimbingan keterampilan,
6 Bantuan usaha, 7 Harmonis hubungan sosial dengan keluarga, orang tua dan
masyarakat.
Tabel 2.1
Berikut ciri-ciri fisik dan psikis anak jalanan dalam penelitian Dwi Astuti yang mengutip dari buku “Intervensi Psikososial”:
Ciri Fisik Ciri Psikis
Warna kulit kusam Rambut Kemerah-merahan
Kebanyakan berbadan kurus Pakaian tidak terurus
Mobilitas tinggi Acuh tak acuh
Penuh curiga Sangat sensitif
Berwatak keras Kreatif
Semangat hidup tinggi Berani menanggung resiko
Mandiri
42
Sumber :
Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2006
Dari tabel di atas ciri anak jalanan terbagi dalam dua kategori yaitu fisik dan psikis. Ciri fisik anak jalanan adalah anak jalanan mempunyai
warna kulit kusan, rambut kemerah-merahan, kebanyakan berbadan kurus, dan pakaian tidak terurus. Sedangkan ciri psikis adalah mereka
mempunyai mobilitas yang tinggi terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, masa bodoh, mempunyai rasa penuh curiga, sangat sensitif, sulit
diatur, berwatak keras, kreatif, semangat hidup yang tinggi, tidak berpikir panjang berani mengambil resiko, dan mandiri.
Mengenai profesi anak jalanan dikatakan oleh Armai Arief bahwa:
42
Ibid, h.8
Pekerjaan anak jalanan beraneka ragam, dari menjadi tukang semir sepatu, penjual asongan, pengamen sampai menjadi pengemis. Banyak faktor
yang kemudian diidentifikasikan sebagai penyebab tumbuhnya anak jalanan. Parsudi Suparlan berpendapat bahwa adanya orang gelandangan
di kota bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota, tetapi justru karena tekanantekanan ekonomi dan rasa tidak aman sebagian
warga desa yang kemudian terpaksa harus mencari tempat yang diduga dapat memberikan kesempatan bagi suatu kehidupan yang lebih baik di
kota Parsudi Suparlan, 1984 : 36 .
43
Dwi Astuti mengutip dari BKSN tahun 2000 mengemukakan
bahawa model pembinaan terhadap anak jalanan, diantaranya: a.
Model Rumah Singgah
Rumah singgah adalah suatu wahana yang dipersiapkan sebagai perantara antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang
akan membantu mereka. Rumah Singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana resosialisasi kepada anak
jalanan terhadap sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat setempat. Rumah singgah adalah tahapan awal bagi
seorang anak untuk memperoleh pelayanan selanjutnya, oleh karena itu penting kiranya menciptakan suasana nyaman, tertib dan
menyenangkan bagi anak jalanan.
b. Model Mobil Sahabat Anak
Mobil sahabat anak adalah sebuah unit mobil keliling yang dimaksudkan untuk mengunjungi dan memberikan pelayanan
kepada anak jalanan di tempat- tempat mereka berkumpul atau berada di jalanan. Mobil sahabat anak ini bertujuan untuk membantu
anak jalanan yang tidak menikmati pendidikan formal agar mereka mendapatkan pendidikan di tempat mereka berkumpul tanpa
menggangu aktivitas mereka untuk bekerja dijalanan. Adapun Tujuan dari pelayanan ini adalah sebagai berikut:
43
Armai Arief, loc.cit.
1. Memberikan pelayanan penjangkauan yang mudah dan cepat 2. Memberikan pendampingan dan pelayanan sosial yang
dibutuhkan 3. Memberikan pelayanan rujukan.
c. Model Boarding House atau Pemondokan
Boarding house adalah suatu wahana pelayanan lanjutan bagi anak
jalanan yang bertujuan untuk:
1. Mempertahankan sikap dan prilaku positif, 2. Memberikan kesempatan kepada anak jalanan untuk
memperoleh pelayanan lanjutan dalam rangka penuntasan masalah mereka,
3. Mempercepat proses kemandirian anak jalanan.
44
Dari beberapa model pembinaan anak jalanan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 2 model pembinaan, yaitu; pertama,
melalui sebuah tempat penampungan yang dapat digunakan sebagai tempat untuk berlindung, tempat untuk tinggal, dan juga untuk belajar.
Kedua, model pembinaan yang langsung mengunjungi dan memberikan pelayanan kepada anak jalanan di tempat-tempat mereka
berkumpul tanpa mengganggu aktivitas mereka untuk bekerja dijalanan.
C. Rumah Singgah
1. Pengertian Rumah Singgah
Rumah Singgah merupakan sebagai “tempat pemusatan
sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam
proses pembinaan lebih lanjut ”.
45
Sedangkan menurut Departemen Sosial RI Rumah Singgah didefinisikan sebagai
“suatu wahana yang dipersiapkan sebagai
44
Dwi Astuti, Loc. cit
45
Armai Arief, loc.cit.
perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka
”.
46
Rumah Singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan
norma di masyarakat. Rumah Singgah merupakan “tahap awal bagi
seorang anak untuk memperoleh pelayanan. Selanjutnya, oleh karenanya penting menciptakan Rumah Singgah sebagai tempat yang
aman, nyaman, menarik, dan menyenangkan bagi anak jalanan ”.
47
2. Tujuan Rumah Singgah
Secara umum tujuan dibentuknya Rumah Singgah adalah membantu anak jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan
menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sedangkan secara khusus tujuan Rumah Singgah adalah:
a. Membentuk kembali sikap dan perilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
b. Mengupayakan anak-anak kembali ke rumah jika memungkinkan atau ke panti dan lembaga pengganti jika diperlukan.
c. Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi
masyarakat yang produktif.
48
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dibentuknya rumah singgah yaitu untuk mengembalikan sikap dan
perilaku anak jalanan sesuai dengan norma, mengupayakan agar anak kembali ke rumah, ke keluarga atau lembaga pengganti serta
46
Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, op. cit., h. 6.
47
Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI, 1999, h. 5.
48
Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, op. cit., h.7
menyiapkan masa depan melalui berbagai alternatif pelayanan pemberdayaan.
3. Fungsi Rumah Singgah
Dalam buku Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, Rumah Singgah memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Tempat penjangkauan pertama kali dan pertemuan pekerja sosial dengan
anak jalanan
untuk menciptakan
persahabatan, kekeluargaan, dan mencari jalan keluar dari kesulitan mereka.
b. Tempat membangun kepercayaan antara anak dengan pekerja sosial dan latihan meningkatkan kepercayaan diri berhubungan
dengan orang lain. c. Perlindungan dari kekerasan fisik, psikis, seks, ekonomi, dan
bentuk lainnya tyang terjadi di jalanan. d. Tempat menanamkan kembali dan memperkuat sikap, perilaku,
dan fungsi sosial anak sejalan dengan norma masyarakat. e. Tempat memahami masalah yang dihadapi anak jalanan dan
menemukan penjaluran kepada lembaga-lembaga lain sebagai rujukan.
f. Sebagai media
perantara antara
anak jalanan
dengan keluargalembaga lain, seperti panti, keluarga pengganti, dan
lembaga pelayanan sosial lainnya. Anak jalanan diharapkan tidak terus-menerus bergantung kepada Rumah Singgah, melainkan
dapat memperoleh kehidupan yang lebih abik melalui atau setelah proses yang dijalaninya.
g. Tempat informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa
kerja, pendidikan, kursus keterampilan, dan lain-lain.
49
49
Ibid, h.9
Sedangkan dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, fungsi Rumah Singgah antara
lain: a. Tempat pertemuan meeting point pekerja sosial dan anak jalanan.
Dalam fungsi ini, Rumah Singgah merupakan tempat bertemu antara pekerja sosial dengan anak jalanan untuk menciptakan
persahabatan, assessmentdiagnosa, dan melakukan kegiatan program.
b. Pusat assessment dan rujukan. Dalam fungsi ini, Rumah Singgah menjadi tempat melakukan ass
essment atau diagnosis terhadap kebutuhan dan masalah anak jalanan serta melakukan rujukan referal pelayanan sosial bagi
anak jalanan. c. Fasilitator media perantara dengan keluargalembaga lain
Dalam fungsi ini, Rumah Singgah merupakan media perantara antara anak di jalanan dengan keluarga, keluarga pengganti,
dan lembaga lainnya. Anak jalanan diharapkan tidak terus menerus bergantung kepada Rumah Singgah, melainkan dapat memperoleh
kehidupan yang lebih baik melalui atau setelah proses yang dijalaninya.
d. Perlindungan Rumah Singgah dipandang sebagai tempat berlindung dari
kekerasanpenyalahgunaan seks, ekonomi, dan bentuk-bentuk lainnya yang terjadi di jalanan.
e. Pusat informasi Rumah Singgah menyediakan informasi berbagai hal yang
berkaitan dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja, pendidikan, kursus
keterampilan, dll. d. Kuratif dan rehabilitatif mengembalikan dan menanamkan fungsi
sosial anak