5. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama cooperation, persaingan competition, dan bahkan juga berbentuk
pertentangan atau pertikaian conflict. Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian. Mungkin penyelesaian pertikaian
tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu. Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial menurut para tokoh
adalah sebagai berikut yang dikutip oleh Soerjono Soekanto:
a. Gillin dan Gillin, bentuk interaksi sosial adalah proses- proses yang asosiatif adalah akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi. Dan proses-proses yang disosiatif adalah persaingan, pertentangan.
b. Menurut Kimball Young, bentuk interaksi sosial adalah : 1 Oposisi Persaingan dan pertentangan
2 Kerja sama yang menghasilkan akomodasi 3 Diferensiasi tiap individu mempunyai hak dan
kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan
18
Bentuk-bentuk interaksi sosial menurut para tokoh terdapat beberapa perbedaan. Namun perbedaan-perbedaan itu hanya tampak
kecil karena masing-masing sistematika tersebut apabila digabungkan diharapkan akan dapat menghasilkan gambaran yang jelas tentang
bentuk-bentuk interaksi sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat sosial. Bentuk-bentuk pokok interaksi sosial tersebut tidak merupakan
suatu kesinambungan tergantung pada suatu kondisi dan situasi tertentu.
a. Bentuk-bentuk Proses Sosial yang Asosiatif 1 Kerja Sama
Kerja sama merupakan interaksi sosial yang paling penting. Pada dasarnya, setiap manusia melakukan interaksi
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kerja sama timbul
18
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2002 cet.ke 3,h.65
karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya yaitu in-group nya dan kelompok lainnya yang merupakan
out-group nya. Menurut Charles Hurton Cooley yang dikutip dalam
buku Pengantar Sosiologi Oleh Basrowi mengatakan kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian terhadao diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut
melalui kerja sama, kesadaran akan adanya kepentingan- kepentingan
yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama
yang berguna.
19
Sehubungan dengan kerja sama menurut Soerjono Soekanto ada tiga bentuk kerja sama yaitu “bargaining,
cooptation, dan coalication ”.
20
Ketiga bentuk kerja sama yang pertama adalah bargaining, yaitu pelaksanaan mengenai
pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. Jadi bentuk kerja sama ini melakukan perjanjian
terlebih dahulu sebelum akhirnya melakukan kerja sama antara individu atau kelompok dengan kesepakatan bersama. Kedua,
Cooptation, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi,
sebagai salah satu menghindari terjadinya guncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. Dan yang ketiga yaitu
coalication, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunya tujuan-tujuan yang sama.
2 Akomodasi Menurut Basrowi,
“Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan
19
Basrowi, Pengantar Sosiologi, h.145-146
20
Abdul Syani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan,Jakarta: PT. Bumi Aksara,2012, h.156.
keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
”
21
. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-
usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha
untuk mencapai
kestabilan. Akomodasi
sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga
lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Menurut Soedjono yang dikutip oleh Abdul Syani
mengatakan bahwa “Akomodasi adalah suatu keadaan di mana suatu pertikaian atau konflik, mendapat penyelesaian, sehingga
terjalin kerja sama yang baik kembali ”.
22
Dengan demikian, kepribadian masing-masing yang bertikai tetap terjaga dengan
baik. Akomodasi sebagai suatu proses memiliki berbagai bentuk diantaranya:
a Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan oleh karena adanya paksaan. Coercion
merupakan bentuk akomodasi, di mana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan
dengan pihak lawan. b Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana
pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang
ada. c Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai
compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya.
21
Basrowi, Op. Cit, h. 150
22
Ibid, h.159
d Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak ketiga yang netral dalam soal
perselisihan yang ada. e Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan
keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
f Toleration juga sering dinamakan sebagai tolerant- participation. Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa
persetujuan yang formal bentuknya. g Stalemate merupakan suatu akomodasi, dimana pihak-pihak
yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam
melakukan pertentangan. h Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di
pengadilan.
3 Asimilasi Assimilation Menurut Basrowi Asimilasi merupakan proses sosial dalam
taraf lanjut. Ia di tandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok dengan kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untk mempertinggi kesatuan
tindak,
sikap dan
proses-proses mental
dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan
tujuan bersama.
23
Asimilasi dilakukan
apabila orang-orang
yang melakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau
masyarakat, dia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan dirinya dianggap
sebagai orang asing. Dalam proses asimilasi, mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan
serta tujuan-tujuan kelompok. Proses asimilasi ditandai dengan
23
Ibid, h. 162
pengembangan sikap-sikap yang sama, walau kadangkala bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai kesatuan,
atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran, dan tindakan.
Dari uraian di atas jelas bahwa proses asimilai terkait erat dengan pengembangan sikap-sikap dan cita-cita yang
sama. Sehingga perbedaan-perbedaan yang ada dapat melebur menjadi satu karena adanya kepentingan-kepentingan dan
tujuan-tujuan dari kelompok. b. Proses-proses Disosiatif
Menurut Soerjono Soekanto “Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai Oppositional processes, yang persis halnya
dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan
sistem sosial masyarakat yang bersangkutan”
24
. Suatu oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau
sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses- proses disosiatif diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Persaingan Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk
mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Sesuatu itu bisa berbentuk harta benda atau suatu popularitas tertentu.
Persaingan biasanya bersifat individu, apabila hasil dari persaingan itu dianggap cukup untuk memenuhi kepentingan
pribadi. Menurut Basrowi “Bentuk kegiatan persaingan ini biasanya didorong oleh motivasi berikut ini untuk mendapatkan
status sosial, memperoleh jodoh, mendapatkan kekuasaan, mendapatkan nama baik, mendapatkan kekuasaan dan lain-
lain”.
25
24
Soerjono Soekanto, Op.cit. h.82
25
Basrowi, Loc.cit, h.146