Faktor Penyebab Anak Jalanan

dapat disesuaikan dengan kondisi anak jalanan di kota masing-masing. Secara umum kategori anak jalanan adalah sebagai berikut: 39 a. Anak jalanan yang hidup di jalanan, dengan cirinya sebagai berikut: 1 Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya minimal setahun yang lalu, 2 Berada di jalanan seharian untuk bekerja dan mengelandang, 3 Bertempat tinggal di jalanan dan tidur di sembarang tempat seperti emper toko, kolong jembatan, taman terminal, stasiun, dan lain-lain. 4 Tidak bersekolah lagi.

b. Anak jalanan yang bekerja di jalanan, cirinya adalah:

1 Berhubungan tidak teratur dnegan orang tuanya, yakni pulang secara periodik misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak tentu. Mereka umumnya berasal dari luar kota yang bekerja di jalanan. 2 Berada di jalanan sekitar 8 s.d 12 jam untuk bekerja, sebagian mencapai 16 jam, 3 Bertempat tinggal dengan cara mengontrak sendiri atau bersama teman, dengan orang tua atau saudaranya, atau di tempat kerjanya di jalan, 4 Tidak bersekolah lagi. c. Anak yang rentan menjadi anak jalanan, cirinya adalah: 1 Setiap hari bertemu dengan orang tuanya teratur, 2 Berada di jalanan sekitar 4 s.d 6 jam untuk bekerja, 3 Tinggal dan tidur bersama orang tua atau wali, 4 Masih bersekolah. 39 Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2002, h. 13-15. Dwi Astuti mengutip dari buku “Modul Pelatihan Pimpinan Rumah Singgah” kategori dan karakteristik anak jalanan: 40 a. Kelompok anak yang hidup dan bekerja di jalanan. Karakteristiknya : 1 Menghabiskan seluruh waktunya di jalanan, 2 Hidup dalam kelompok kecil atau perorangan, 3 Tidur diruang-ruang atau cekungan diperkotaan, seperti: terminal, emper toko, kolong jembatan dan pertokoan, 4 Hubungan dengan orang tuanya biasanya sudah putus, 5 Putus sekolah, 6 Bekerja sebagai pemulung, ngamen, mengemis, semir, kuli angkut barang, 7 Berpindah-pindah tempat. b. Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan masih pulang kerumah orang tua mereka setiap hari. Karakteristiknya : 1 Hubungan dengan orang tua masih ada tetapi tidak harmonis, 2 Sebagian besar dari mereka telah putus sekolah dan sisanya rawan untuk meninggalkan bangku sekolah, 3 Rata-rata pulang setiap hari atau seminggu sekali ke rumah, 4 Bekerja sebagai pengemis, pengamen diperempatan, kernet, asongan koran dan ojek payung. c. Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan pulang ke desanya antara satu hingga dua bulan sekali. Karakteristiknya : 1 Bekerja di jalanan sebagai pedagangan asongan, menjual makanan keliling, kuli angkut barang, 2 Hidup berkelompok bersama dengan orang-orang yang berasal dari satu daerah dengan cara mengontrak rumah atau tinggal di sarana-sarana umum atau tempat ibadat seperti masjid, 3 Pulang antara 1 hingga 3 bulan sekali, 40 Dwi Astuti, loc.cit. 4 Ikut membiayai keluarga didesanya, 5 Putus sekolah. d. Anak remaja jalanan bermasalah ABG. Karakteristiknya : 1 Menghabiskan sebagian waktunya dijalanan, 2 Sebagian sudah putus sekolah, 3 Terlibat masalah narkotika dan obat-obatan lainnya, 4 Sebagian dari mereka melakukan pergaulan seks bebas, pada beberapa anak perempuan mengalami kehamilan dan mereka rawan untuk terlibat prostitusi, 5 Berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Dalam buku Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, seorang anak dikatakan anak jalanan bilamana mempunyai indikasi sebagai berikut: 41 a. Usia dibawah 18 tahun b. Orientasi Hubungan Hubungan dengan keluarganya adalah hubungan yang sekerdarnya, tidak ada komunikasi yang rutin diantara mereka, ada yang sama seklai tidak berhubungan dengan keluarganya, masih ada hubungan sosial secara teratur minimal dalam arti bertemu sekali setiap hari, dan masih ada kontak dengan keluarganya namun tidak teratur. c. Orientasi Waktu Mereka tidak mempunyai orientasi waktu mendatang. Orientasi waktunya adalah masa kini. Dan waktu yang dihabiskan dijalanan lebih dari empat jam setiap harinya. d. Orientasi Tempat Tinggal 1 Tinggal bersama orang tuanya, 2 Tinggal dengan teman-teman sekelompoknya, 3 Tidak mempunyai tempat tinggal, tidur disembarang tempat. 41 Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, op.cit., h. 3-5. e. Orientasi Tempat Berkumpul Tempat berkumpul mereka adalah tempat-tempat yang kumuh, kotor banyak makanan sisa, tempat berkumpulnya orang- orang. Misalkan pasar, terminal bus, stasiun kereta api, taman- taman kota, daerah lokalisasi Wanita Tuna Susila WTS, perempatan jalan atau jalan raya, di kendaraan umum pengamen, dan tempat pembuangan sampah. f. Orientasi Aktivitas Pekerjaan Aktivitas yang mereka kerjakan adalah aktivitas yang berorientasi pada kemudahan mendapat uang sekedarnya untuk menyambung hidup. Seperti, menyemir sepatu, mengasong, menjadi calo, menjajakan koranmajalah, mencuci kendaraan, menjadi pemulung, mengamen, menjadi kuli angkut, dan menjadi penghubung atau penjual jasa. g. Pendanaan dalam Aktivitasnya 1 Modal sendiri, 2 Modal kelompok, 3 Modal majikan patron, 4 Stimulant bantuan. h. Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi 1 Korban eksploitasi seks, 2 Dikejar-kejar aparat 3 Terlibat tindakan kriminal, 4 Konflik dengan kelompok lain atau teman dalam kelompok, 5 Potensi kecelakaan lalu lintas, 6 Ditolak masyarakat. i. Kebutuhan-Kebutuhan Anak Jalanan 1 Haus kasih sayang, 2 Rasa aman, 3 Kebutuhan sandang, pangan gizi, kesehatan,