Singgah dan tahap selanjutnya yaitu model Boarding House atau pemondokan. Rumah Singgah sebagai tahapan awal bagi seorang anak
untuk menciptakan suasana yang nyaman, tertib dan menyenangkan bagi anak-anak jalanan dan kemudian boarding house itu sebagai
wahana pelayanan bagi anak jalanan selanjutnya dengan tujuan untuk mempertahankan sikap dan perilaku positif, memberikan kesempatan
untuk anak jalanan memperoleh pelayanan dalam penuntasan masalah mereka yang kemudian untuk bisa mempercepat proses kemandirian
anak-anak jalanan. Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri Depok sebagai
tempat awal perlindungan untuk anak-anak jalanan dan kemudian pondok pesantren sebagai tempat kedua dalam membina anak-anak
jalanan yang ingin menuntut ilmu di pondok pesantren sebagai tempat pemondokan. Karena di Pemondokan kemudian segala keterampilan
pun akan lebih dikembangkan sesuai bakat dan minat anak jalanan tersebut.
Berkaitan dengan kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan di Yayasan ini, sebagian dari mereka adalah pengamen. Tetapi waktu
mengamen hanya dilakukan pada sore hari hal ini seperti yang dikatakan oleh salah satu informan bahwa “kita itu kalau ngamen
biasanya sore sampe malem. Soalnya kalo ngamen pagi atau siang suka banyak razia dari satpol pp. daripada kita ketangkep sama satpol
pp mending kita cari aman aja”. Orientasi pekerjaan dari aktivitas yang mereka lakukan berorieantasi pada kemudahan untuk mendapatkan
uang sekedar untuk menyambung hidup. Seperti sebagai pengamen, menjajakan koran atau majalah, mencuci kendaraan dan lain
sebagainya. Meskipun dalam aktivitas yang mereka lakukan terkadang harus bertarung dengan dikejar-kejar aparat seperti Satuan Polisi
Pamong Praja Satpol PP. Tempat mereka mengamen pun tidak hanya pada satu titik tempat
saja, mereka menyebar ke wilayah sekitar Depok tidak jauh dari
yayasan yang mereka tempati. Hal ini di ungkapkan oleh salah satu informan yaitu
“ kalau tempat kita ngamen biasanya nyebar ka, biasanya di Margonda, ITC, Detos, terminal Depok, dan sekitar depok
lainnya ka”.
26
Orientasi tempat berkumpul mereka setelah mengamen biasanya kembali ke Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri
yang terletak di dekat dengan Terminal Depok. Penghasilan yang mereka dapatkan dari hasil ngamen tidak semua
sama, Biasanya yang mereka dapatkan sekitar Rp. 10.000 sampai dengan Rp.50.000 . Walaupun penghasilan yang mereka dapatkan
tidak sama hal itu tidak menyebabkan mereka untuk bersikap iri diantara satu sama lainnya.
Seperti yang dikatakan “ berapa juga hasil ngamen yang kita dapet berarti itu udah rezeki dari Allah ka, jadi
engga ada hal yang harus diiriin satu sama lain. Siapa tahu besok dan di waktu lain kan aku atau teman-teman lain yang hasil ngamennya
lebih banyak”.
27
Hasil dari pendapatan ngamen itu digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka seperti makan, jajan, atau keperluan lainnya.
Jika memang ada penghasilan sisa maka sebagaiannya akan mereka sisihkan untuk ditabungkan.
Hal ini seperti dikatakan “ biasanya uang yang kita dapat dari hasil ngamen sehari-hari kita pakai untuk biaya
hidup sehari-hari kita sendiri ka, kayak makan, jajan, dan keperluan lainnya. Kalau memang ada sisa baru nanti kita tabungin”.
28
Biaya kehidupan sehari-hari hanya sebagian dari kebutuhan- kebutuhan anak jalanan. Akan tetapi mereka pun membutuhkan kasih
sayang, rasa aman, kebutuhan sandang, pangan, kesehatan, kebutuhan pendidikan dan bimbingan keterampilan serta harmonisasi hubungan
sosial dengan keluarga, orang tua dan masyarakat. Dan di Rumah
26
Hasil Wawancara Dengan Akbar, Anak Jalanan yang Tinggal Di Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok.10 November 2014
27
Hasil Wawancara Dengan Syawal, Anak Jalanan yang Tinggal Di Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok, 11 November 201
28
Hasil Wawancara Dengan Sandi, Anak Jalanan Yang Tinggal Di Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri, 10 November 2014
Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri ini sebagaian kebutuhan mereka terpenuhi secara perlahan. Seperti bimbingan keterampilan, di Rumah
Singgah ini banyak tersedia program pengembangan keterampilan untuk anak-anak jalanan sesuai dengan keinginan dari mereka.
Kegiatan ngamen adalah sebagian dari aktivitas mereka. Dengan kegiatan ini, menurut mereka akan memperoleh uang untuk biaya
kehidupan sehari-harinya. Selain itu, mereka belajar hidup mandiri tanpa harus bergantung pada orang tua ataupun orang lain yang ada di
sekitar mereka. Akan tetapi penghasilan ngamen yang mereka dapatkan itu juga digunakan untuk membantu keuangan keluarganya.
2. Interaksi Anak Jalanan dengan Tutor Di Rumah Singgah Master
Hubungan sosial yang baik tidak terjadi antara anak jalanan dengan teman sebayanya, teman-teman yang usianya lebih muda dari mereka
tetapi juga terhadap tutor-tutor yang berada di Rumah Singgah ini. Anak-anak disini sangat menghormati tutor-tutor yang berada di
Rumah Singgah Master ini karena tutor disini memiliki peran sebagai orang tua bagi mereka. Seperti sebagai pendidik, memberikan
perlindungan, kenyamanan, melakukan pembinaan terhadap perilaku kehidupan sehari-hari mereka. Tanpa tutor disini anak-anak jalanan ini
tak akan mampu memiliki pendidikan dan akhlak yang baik. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh koordinator pendidikan yang
mengatakan bahwa ”Bukan suatu perkara yang mudah dalam
melakukan pembinaan dan perhatian yang lebih kepada anak-anak jalanan, butuh kesabaran yang luar biasa untuk bisa memahami apa
yang menjadi keinginan dari anak-anak jalanan tersebut.
”29
Aturan-aturan yang dibuat sebagai tata tertib harus ditaati berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak Rumah Singgah dengan
anak-anak jalanan sehingga tidak terjadi benturan-benturan diantara
29
Hasil Wawancara Dengan Nana Sutarna, Tutor Di Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok 24 November 2014.
pihak Rumah Singgah dengan Anak-anak jalanan. Dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari di kelas interaksi sosial pun terjadi dengan
sangat efektif. Proses kegiatan belajar mengajar tidak hanya pada gurututor yang menjelaskan materi pelajaran saja. Akan tetapi, anak-
anak dilibatkan langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar seperti yang tidak mengerti materi pelajaran maka akan langsung
mengajukan pertanyaan, kemudian akan ditanggapi langsung oleh tutor atau teman-teman yang lainnnya.
Anak-anak jalanan di Rumah Singgah Master ini sangat senang terhadap tutor-tutor Guru yang sangat baik, tegas dan pengertian
terhadap mereka. Akan tetapi mereka tidak senang terhadap guru yang bersikap terlalu galak dan keras terhadap mereka. Hal ini diungkapkan
oleh salah satu informan yaitu “ iya ka kalau di sekolah kita seneng sama guru baik, engga pernah galak dan gebuk kita, kaau ada guru
yang galak kita engga ikut pelajaran mereka”.
30
Maka jika ada tutor yang memiliki sikap demikian mereka tidak akan pernah sungkan
untuk meninggalkan pelajaran dan tidak ikut kegiatan belajar dalam mata pelajaran dengan tutor yang bersangkutan.
Anak-anak yang berada di Rumah Singgah Master ini masih sangat tergolong cukup baik dan mau diatur, hal ini seperti yang dikatakan
oleh salah satu tutor yang mengatakan “ anak-anak disini baik, mereka
sopan dan mau diatur, tidak seperti anak-anak jalanan yang benar- benar hidup dijalanan. Mereka sangat nakal dan melakukan apa yang
dikehendakinya tanpa menghiraukan himbauan orang lain yang berada disekitarnya
”.
31
Sikap saling menghormati dan menyayangi ini yang kemudian memberikan efek positif terhadap suasana sosial yang terjadi
di Rumah Singgah sehingga tercipta interaksi yang baik antara tutor dengan anak-anak jalanan.
30
Hasil Wawancara Dengan Akbar, Anak Jalanan Yang Tinggal Di Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri,, Depok,03 November 2014
31
Hasil Wawancara Dengan Bunda Adel,Tutor Matematika Di Sekolah Dasar Master, Depok, 24 November 2014
Jika di Rumah Singgah Master ini ada sebagian anak-anak yang bermasalah, maka para tutor memiliki peranan untuk menyadarkan
mereka atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Pendekatan yang dilakukan terhadap anak-anak jalanan di Rumah Singgah adalah
pendekatan secara personal Anak Jalanan dengan Tutor. Mereka diberikan pendekatan dan pengarahan khusus kemudian disesuaikan
dengan keinginan anak-anak jalanan tesebut akan tetapi masih dalam pengawasan tutor. Seperti yang dikatakan oleh koordinaotor
pendidikan bahwa : Sanksi yang diberikan kepada anak-anak disini disesuaikan
dengan kesepakatan bersama, karena sebagian anak-anak disini engga terbiasa diberikan hukuman tanpa kesepakatan dari
mereka. Anak-anak di Rumah Singgah ini terkadang jika diberi hukuman mereka malah seneng, ada juga yang dikasih
hukuman malah jadi pemalas. Disinilah sanksi yang telah menjadi kesepakatan bersama akan berperan untuk tindak
lanjut hukuman mereka. Karena mereka memiliki tanggung jawab dan komitmen atas apa yang menjadi kesepakatannya
32
Maka dengan upaya dan pendekatan yang dilakukan oleh para tutor dalam menyelesaikan pertikaian diantara masing-masing anak-anak
yang bertikai dapat mengintropeksi diri, berusaha dan mau menyadari kesalahan dan kelemahannya masing-masing. Harapan yang akan
tercipta diantaranya dapat hidup berdampingan dengan bekerja sama atau masing-masing menjauhkan diri secara tegas karena tidak
mungkin dilakukan kerja sama antara anak-anak yang bertikai. Peran dan keberadaan tutor sangatlah penting dalam pengawasan
terhadap perilaku kehidupan anak jalanan di Rumah Singgah M aster ini. Interaksi sosial antara anak dengan tutor lebih terlihat dilingkungan
sekolah. Misalnya pada kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan upaya tutor dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada anak-anak
di Rumah Singgah Master ini. Anak-anak ketika dalam kegiatan
32
Hasil Wawancara Dengan Nana Sutarna, Tutor Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok,24 November 2014.
belajar mengajar tak sungkan untuk bertanya jika sedang mengalami kesulitan.
33
3. Interaksi Anak Jalanan dengan Masyarakat Di Sekitar Rumah
Singgah Master tambahkan teori
Masyarakat menjadi bagian penting dalam proses interaksi anak jalanan. Syarat utama dari sebuah interaksi sosial yaitu adanya kontak
sosial dan komunikasi. Di lingkungan Rumah Singgah Master anak- anak jalanan pun mampu berinteraksi dengan masyarakat yang ada
disekitarnya. Dalam Interaksionalisme Simbolik
kehidupan kelompok adalah keseluruhan tindakan yang sedang berlangsung. Namun demikian
masyarakat tidak terbuat dari tindakan yang terisolasi. Disana ada tindakan yang bersifat kolektif yang melibatkan individu-individu
untuk menyesuaikan tindakan mereka terhadap satu sama lain. Kelompok-kelompok dan masyarakat.
Dalam interaksi sosial yang terjadi di antara anak-anak dengan masyarakat di sekitar terjadi komunikasi dan kontak sosial.
Komunikasi dan kontak sosial yang terjalin di antara keduanya cukup baik. Anak-anak yang berada di lingkungan Rumah Singgah bermain
dan bergabung juga dengan anak-anak yang berada diluar dari lingkungan Rumah Singgah. Hal ini sesuai dengan informan yang
bernama Ahmad “ saya engga tinggal dirumah singgah ini ka, tapi saya biasa dan nyaman main bareng sama temen-temen yang ada di Master.
Anak-anak yang ada di Rumah Singgah Master baik-baik dan asik- asik”.
34
33
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Di Kelas VI Sekolah Dasar Pada Mata Pelajaran Matematika, Depok, 15 Oktober 2014
34
Hasil Wawancara Dengan Ahmad, Anak Jalanan Yang Tinggal Di Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok, 27 November 2014
Hal tersebut
sependapat dengan
Bapak Muhammad
bahwa,”perilaku anak jalanan yang berada dirumah singgah tergolong cukup baik, kenakalan yang dilakukan masih pada batas yang dapat
ditoleransi oleh masyarakat sekitar. Keberadaan anak jalanan terkadang sedikit membuat masyarakat terganggu jika anak jalanan
sedang membuat kegaduhan saja”
35
Anak-anak Jalanan yang berada di Rumah Singgah Master mampu terlibat dalam kehidupan sosial bersama dengan teman-teman lain
yang tidak tinggal di Rumah Singgah Master, Mereka tetap melakukan pertemanan dengan baik dan mau berinteraksi dengan masyarakat
lainnya. Hal ini sesuai dengan salah satu warga yang berada tidak jauh dari rumah singgah, mengatakan bahwa” perilaku anak-anak jalanan
disini bisa dibilang baik, kalau ada sikap-sikap yang agak bandel sedikit ya diwajarkan namanya juga masih anak-anak. Tapi mereka
semua mau gabung dengan orang-orang disekitar Master ini kalau mereka lagi engga ada kegiatan sekolah ataupun ngamen.”.
36
Meskipun Interaksi Sosial yang dilakukan hanya dalam bentuk saling menyapa. Yang terpenting dalam proses saling bertegur sapa tersebut
terdapat unsur aksi dan reaksi dari anak dan masyarakat dalam menanggapi apa yang disampaikan diantara mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari anak jalanan di Rumah Singgah Master, mereka mampu melakukan interaksi sosial dengan baik
terhadap masyarakat di sekitar rumah singgah. Adapun bentuk interaksi sosial tersebut hanya sekedar saling bertegur sapa, tidak
terlalu banyak aktivitas anak jalanan dengan masyarakat dengan warga sekitar. Karena diantara anak jalanan dan masyarakat saling
menghormati aktivitas-aktivitas masing-masing.
35
Hasil Wawancara Dengan Muhammad, Masyarakat Yang Tinggal Di Sekitar Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok, 25 November 2014
36
Hasil Wawancara Dengan Muhammad, Salah Satu Masyarakat Yang Berada Di Sekitar Rumah Singgah Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok 27 November 2014