Ciri-Ciri Interaksi Sosial Interaksi Sosial

memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan demikian, tidak terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi terdapat banyak sekali tafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-masing orang yang sedang berhubungan, ini halnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai kesopanan, persahabatan, kerinduan, sikap kebanggaan, dan lain- lain. Dari uraian di atas tampak bahwa komunikasi hampir sama dengan kontak. Namun, adanya kontak belum tentu berarti komunikasi telah terjadi. Komunikasi menuntut adanya pemahaman makna atas suatu pesan dan tujuan bersama antara masing-masing pihak. Misalnya, orang Flores bertemu dan berjabat tangan dengan orang Madura, lalu dia berbicara dalam bahasa Flores, padahal si orang Madura itu sama sekali tidak mengerti bahasa Flores. Di sini, kontak sebagai isyarat pertama telah terjadi, tetapi komunikasi belum terjadi karena kedua orang itu tidak saling mengerti dan interaksi sosial pun tidak terjadi. Sementara itu berlangsungnya suatu interaksi sosial dapat didasarkan pada berbagai faktor sekalipun dalam bentuknya sederhana, ternyata interaksi merupakan proses yang kompleks. Menurut Sitorus dalam buku Pengantar Sosiologi yang dikutip oleh Basrowi mengatakan”berlangsungnya interaksi sosial dapat didasarkan pada berbagai faktor, antara lain imitasi,sugesti, identifikasi, dan simpati ”. 17 Faktor-faktor tersebut dapat bergerak dengan sendiri-sendiri secara terisah ataupun saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. 1 Faktor imitasi Imitasi adalah suatu proses belajat dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam interaksi sosial, imitasi dapat bersifat positif, artinya imitasi tersebut 17 Ibid,144. mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah nilai yang berlaku. Namun, imitasi juga dapat berpengaruh negatif apabila yang dicontoh itu adalah perilaku-perilaku menyimpang. Selain itu, imitasi juga melemahkan atau mematikan pengembangan daya kreativitas seseorang. 2 Faktor Sugesti Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berfikir panjang. Sugesti terjadi karena pihak yang menerima saran tersebut tergugah secara emosional dan biasanya emosi ini menghambat daya pikir rasionalnya. Proses sugesti lebih mudah terjadi apabila orang yang memberikan pandangan itu adalah orang yang berwibawa dan bersifat otoriter. Kiranya mungkin pula bahwa sugesti terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan bagian terbesar dari kelompok yang bersangkutan, atau masyarakat. 3 Faktor Identifikasi Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan- kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi menjadi sama dengan pihak lain. Sifat identifikasi lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya secara tidak sadar, maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya. Walaupun dapat berlangsung dengan sendirinya, proses identfikasi benar-benar mengenal pihak lain yang menjadi idealnya sehingga pandangan, sikap maupun