Pengertian Interaksi Sosial Interaksi Sosial

terakhir adalah society masyarakat pandangan Mead tentang masyarakat ialah “bahwa masyarakat ada sebelum individu dan proses mental atau proses berpikir muncul dari masyarakat”. 8

2. Prinsip-prinsip Dasar Interaksionalisme Simbolik

Ada beberapa prinsip dasar pada interaksionalisme simbolik diantaranya adalah, kemampuan untuk berpikir, berpikir dan berinteraksi dan pembelajaran makna simbol-simbol, aksi dan interaksi, membuat pilihan-pilihan, diri atau self, kelompok-kelompok dan masyarakat. Adapun Penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Kemampuan Untuk Berpikir

Menurut Herbert Blummer,asumsi penting dari kemampuan berpikir bahwa, “Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir membedakan interaksionalisme simbolik dari akarnya behaviorisme ”. 9 Kemampuan untuk berpikir itu berada di dalam akal budi tetapi interaksionalisme simbolik memahami akal budi secara lain. Akal budi berbeda dengan otak. Interaksionalisme simbolik juga tidak melihat akal budi sebagai benda atau struktur fisis melainkan suatu proses yang berkesinambungan. Proses itu adalah bagian dari proses yang lebih luas aksi dan reaksi. Akal budi berhubungan erat dengan konsep- konsep lain di dalam interaksionalisme simbolik termasuk sosialisasi, arti, simbol interaksi dan masyarakat. Jadi dalam kegiatan interaksi sosial yang berlangsung pada seorang individu harus mampu berpikir untuk memahami dan memberikan aksi reaksi kepada individu yang lain terhadap simbol-simbol dan makna yang diberikan dalam keberlangsungan interaksi sosial, Karena akal budi yang dimiliki manusia harus mampu untuk digunakan secara baik agar aksi-reaksi yang 8 Ibid,106 9 Ibid,107 diberikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan pada interaksi sosial.

b. Berpikir dan Berinteraksi

Orang memiliki hanya kemampuan untuk berpikir yang bersifat umum. Kemampuan ini dibentuk dalam proses interaksi sosial. Interaksi sosial adalah suatu proses dimana kemampuan untuk berpikir dikembangkan dan diungkapkan. Segala macam interaksi menyaring kemampuan untuk berpikir. Lebih dari itu berpikir mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku. Dalam kebanyakan tingkah laku, seseorang harus memperhatikan dan memperhitungkan orang lain dalam memutuskan bagaimana ia harus bertingkah laku supaya sesuai dengan orang-orang lain. Namun demikian tidak semua proses interaksi sosial melibatkan proses berpikir.

c. Pembelajaran Makna Simbol-simbol

Dalam interaksi sosial, seseorang belajar simbol-simbol dan arti-arti. Kalau orang memberikan reaksi terhadap tanda-tanda tanpa berpikir panjang maka dalam memberikan reaksi kepada simbol-simbol, seseorang harus terlebih dahulu berpikir. Tanda memiliki arti di dalam diri mereka. Orang-orang menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan sesuatu tentang mereka. Menurut Bernard Ravo, Simbol-simbol menjadi penting karena memungkinkan manusia untuk bertindak secara sungguh-sungguh manusiawi. Oleh karena simbol-simbol, manusia tidak memberikan reaksi secara pasif kepada kenyataan yang dialaminya melainkan memberi arti kepadanya dan bertindak seturut arti yang diberikannya itu. 10

d. Aksi dan Interaksi

Perhatian utama dari interaksionalisme simbolik adalah dampak dari art-arti dan simbol-simbol dalam aksi dan interaksi manusia. Arti dan simbol-simbol memberikan aksi dan interaksi 10 Ibid,107 sosial suatu kekhasan. Arti dan simbol yang dilakukan dalam interaksi sosial akan menimbulkan tindakan sosial yang sesuai dengan apa yang ada di dalam pikirannya. e. Diri atau Self Diri atau self adalah konsep yang teramat penting bagi interaksionalisme simbolik. Guna memahami konsep diri dari apa yang dimaksudkan oleh Mead adalah memahami ide yang menjadi gagasan Ide Looking glass self. Adapun yang dimaksud dengan Looking Glass Self yang dikembangkan oleh Charles Horton Cooley yaitu diantaranya adalah “pertama, kita membayangkan bagaimana kita menampakkan diri kepada orang lain. kedua,penampilan kita dan yang ketiga, kita membayangkan bagaimana penilaian mereka terhadap semacam perasaan tertentu sebagai akibat dari bayangan kita tentang penilaian orang itu ”. 11 Self menjadi gambaran tentang perkembangan diri sendiri. Bagaimana diri sendiri melihat dan menilai apa yang menjadi tindakannya dihadapan masyarakat banyak, karena diri sendiri yang menjadi objek utama atas segala bentuk interaksi yang dilakukannya pada kehidupan di lingkungan sekitarnya. f. Kelompok-kelompok dan Masyarakat Kehidupan kelompok adalah keseluruhan tindakan yang sedang berlangsung. Namun demikian masyarakat tidak terbuat dari tindakan yang terisolasi. Disana ada tindakan yang bersifat kolektif yang melibatkan individu-individu untuk menyesuaikan tindakan mereka terhadap satu sama lain. Kelompok-kelompok dan masyarakat.

3. Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Menurut Basrowi Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang. 11 Ibid, 114 b. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol- simbol. c. Ada dimensi waktu masa lampau, masa kini, dan masa mendatang yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung. d. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat. 12 Dari ciri-ciri di atas interaksi sosial hanya akan terjadi jika dilakukan oleh dua orang atau lebih, hubungan tersebut dapat berupa individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Memiliki dimensi waktu dari pelaku interaksi yang dilakukan yang di dalam kegiatan interaksi memiliki tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh pelaku interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhannya.

4. Mengacu pada ciri-ciri interaksi sosial, terdapat pula dua syarat

terjadinya interaksi sosial yaitu :

a. Adanya kontak sosial

Menurut Bambang Pranowo “Kata kontak berasal dari bahasa latin, yaitu con atau cum bersama-sama dan tango menyentuh jadi artinya bersama- sama menyentuh”. 13 Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara satu pihak dengan pihak yang lainnya. Kontak sosial secara tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai media perantara, misalnya melalui telepon, radio, surat dan lain- lain. Sedangkan kontak sosial langsung merupakan kontak yang dilakukan secara langsung melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka dan berdialog di antara kedua belah pihak tersebut. Dalam hubungan kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak terdapat 12 Basrowi,op.cit., h.139. 13 Bambang Pranowo, Sosiologi Sebuah Pengantar Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama,2008, h.57. saling pengertian, di samping menguntungkan masing-masing pihak tersebut, sehingga biasanya hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin dapat berulang-ulang dan mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan pada kontak negatif terjadi oleh karena hubungan antar kedua belah pihak tidak melahirkan saling pengertian, mungkin merugikan masing-masing atau salah satu, sehingga mengakibatkan suatu pertentangan atau perselisihan. Menurut Soedjono yang dikutip oleh Abdul Syani, Kontak sosial mempunyai dua sifat yang pertama sifat primer, artinya terjadi apabila hubungan diadakan secara langsung yang berhadapan muka. Yang kedua bersifat sekunder artinya suatu kontak memerlukan suatu perantara. Kontak sosial dapat terjadi melalui dua cara. Cara pertama adalah verbalgestural, yaitu kontak yang terjadi melalui saling menyapa, saling berbicara, dan berjabat tangan. Cara kedua adalah non-verbal non gestural yaitu kontak yang tidak mempergunakan kata-kata atau bahasa melainkan dengan isyarat. Misalnya, adalah bau minyak wangi, lambaian tangan dan sebagainya. 14 Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: 1 Antara perorangan, misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Menurut Kingsley Davis “Proses demikian melalui sosialiasai socialization, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai di masyarakat ”. 15 2 Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, misalnya apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggota- 14 Abdul Syani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. Ke IV, 2002 h. 154. 15 Kingsley Davis: Human Society,Cetakan ke-13, The Macmillan Company, New York,1960. H. 149