Pengertian Metode Metode Discovery

Kemudian menurut Rohani 2004: 39 metode discovery adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subjek di samping sebagai objek pembelajaran. Siswa memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Metode discovery merupakan suatu metode pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur. Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan melakukan diskusi, dan anak dapat belajar sendiri Mulyasa dalam http:Herdy07. Wordpress. Com20100527 Metode-Pembelajaran- Discovery-Penemuan . 1.4.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery Menurut Sagala 2010: 197 ada lima tahap yang ditempuh dalam melaksanakan metode discovery yakni: 1. Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa. 2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis. 3. Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis. 4. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi. 5. Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. Lebih lanjut, Richard Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto dalam http :herdy07.wordpress.com20100527metode-pembela jaran-discovery-penemuan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode discovery yaitu: a identifikasi kebutuhan siswa, b seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari, c seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas, d membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peran masing-masing siswa, e mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, f mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, g memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, h membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa, i memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, j merangsang terjadinya interaksi antarsiswa dengan siswa, k memberikan penguatan kepada siswa yang sedang melakukan proses penemuan, dan l membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya. Sehubungan dengan langkah-langkah pembelajaran metode discovery tersebut, proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang siswa untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing, sehingga diharapkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah.

1.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode

Discovery Menurut Roestiyah 2001: 20 metode discovery memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Metode ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau pengenalan siswa. 2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. 3. Metode ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 4. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. 5. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan diri sendiri dengan proses penemuan sendiri. Berdasarkan keunggulan metode discovery tersebut, maka metode discovery dapat dijadikan salah satu metode alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan bercerita. Selain keunggulan di atas, metode discovery memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan metode discovery menurut Roestiyah 2001: 20 adalah: 1. Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. 2. Bila siswa dan guru yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan metode penemuan. 3. Metode ini lebih memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa daripada pengertian. Untuk mengurangi kelemahan tersebut diperlukan suatu cara untuk meminimalisir kelemahan penerapan metode tersebut, yaitu dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa LKS yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

1.4.4 Pembelajaran Keterampilan Bercerita Berdasarkan Metode

Discovery Pembelajaran keterampilan bercerita di SD berdasarkan metode discovery dilaksanakan berdasarkan standar kompetensi yang telah tertulis pada silabus bahasa Indonesia kelas V semester pertama.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TYPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERCERITA BERDASARKAN PENGAMATAN LINGKUNGAN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 METRO SELATAN

0 8 70

PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TYPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERCERITA BERDASARKAN PENGAMATAN LINGKUNGAN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 METRO SELATAN

0 7 80

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI METODE INQUIRY BERDASARKAN TEKS CERITA FIKSI PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 METRO BARAT

0 19 65

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 8 53

PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 17 73

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VB SD NEGERI 6 METRO BARAT

4 56 83

PENERAPAN METODE PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I A SD NEGERI 12 METRO PUSAT

6 12 75

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 10 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 71

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IVB SD NEGERI 10 METRO TIMUR

17 168 90

PENERAPAN TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 1 METRO TIMUR

1 21 79