Pantai tempat bercampurnya dua dunia
7. 10. Pantai tempat bercampurnya dua dunia
Pantai merupakan akhir dari mengalirnya aliran (runoff) dari sungai yang membawa banyak sedimentasi dan limbah dari daratan. Air tawar dan asin bercampur di muara sungai yang letaknya di tepi pantai. Aliran air sungai membawa sedimentasi daratan dan limbah antropogenik atau hasil perbuatan manusia. Sedimentasi biasanya menambah kadar garam di laut, meski kadar garam dalam sedimen air sungai sangat minim. Selain sedimentasi yang menciptakan
Meteorologi laut Indonesia pendangkalan, kejadian sebaliknya dapat terjadi yaitu erosi garis
pantai. Erosi garis pantai merupakan bahaya nyata dalam dekade kedepan akibat munculnya gejala pemanasan global yang membawa dampak menaiknya tinggi muka air laut sehingga erosi adalah bahaya nyata untuk negara dengan garis pantai terbanyak seperti Indonesia. Perlu dihitung berapa banyak warga masyarakat yang bermukim di garis pantai dan dalam ketinggian daratan tertentu. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan global adalah fenomena iklim dengan skala variabilitas yang sangat lambat.
Beban muara sungai bertambah akibat bertumpuknya limbah, sehingga banyak merusak terumbu karang di dekat muara sungai. Rusaknya terumbu karang tersebut dan kondisi penangkapan ikan berlebihan akan mengakibatkan habisnya stok ikan disekitar muara sungai. Limbah kotor yang berisi zat kimia seringkali merusak tidak hanya terumbu karang tetapi juga ikan ikan kecil dan tempat tumbuhnya ikan tersebut. Hal ini membahayakan habisnya stok ikan secara lebih cepat. Untuk wilayah tertentu dimana arus air laut terpengaruh pada pola monsoon dimana terjadi aliran berbalik arah, seringkali ikan akan datang pada suatu periode dan hilang pada perioda lain. Hal ini biasa melengahkan para nelayan sehingga beranggapan tidak ada pengaruh kerusakan ekosistim setempat.
Eutropication adalah contoh rusaknya muara sungai akibat pencemaran air laut. Eutrophication adalah fenomena dimana mengalirnya material Nitrogen dan Fosfat dari urea hasil fertilisasi pupuk buatan manusia. Pupuk merupakan penyubur untuk upaya intensifikasi pertanian yang intensif dipakai hingga saat ini. Pemakaian pupuk yang berlebihan akan terbuang ke dalam aliran sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Kasus eutrophication ini turut membantu rusaknya ekosistim garis pantai karena senyawa kimia ini tidak diproduksi secara natural dan tidak berurai secara natural di laut melainkan sumber hara atau makanan bagi berbagai fitoplankton berbahaya atau beracun. Eutrophication merupakan salah satu faktor Eutropication adalah contoh rusaknya muara sungai akibat pencemaran air laut. Eutrophication adalah fenomena dimana mengalirnya material Nitrogen dan Fosfat dari urea hasil fertilisasi pupuk buatan manusia. Pupuk merupakan penyubur untuk upaya intensifikasi pertanian yang intensif dipakai hingga saat ini. Pemakaian pupuk yang berlebihan akan terbuang ke dalam aliran sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Kasus eutrophication ini turut membantu rusaknya ekosistim garis pantai karena senyawa kimia ini tidak diproduksi secara natural dan tidak berurai secara natural di laut melainkan sumber hara atau makanan bagi berbagai fitoplankton berbahaya atau beracun. Eutrophication merupakan salah satu faktor
Kasus pencemaran lain adalah limbah dari badan manusia yaitu bakteri e-coli yang terdapat dalam tinja atau kotoran manusia. Akibat sistim drainasi di Indonesia tidak terkoordinir secara rapi. Limbah ini dibuang di halaman rumah dan dibiarkan meresap ke tanah. Tetapi akibat aliran air tanah atau ground water, kotoran tersebut juga mengalir ke dalam aliran sungai yang mengalir ke laut. Keberadaan bakteri ini di muara sungai membuktikan daya tahan hidup yang lama untuk mengarungi dari buangan manusia hingga ke muara sungai. Kemungkinan lain adalah terjadinya mutasi dari bakteri ini untuk dapat terdeteksi di muara sungai. Hal yang menarik adalah dalam beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran tempat bakteri ini di muara sungai hingga menjangkau jarak yang lebih jauh dari garis pantai. Kemungkinan adanya tingkat kejenuhan bakteri ini di muara sungai hingga akhirnya keberadaannya dapat terdeteksi hingga jauh di tengah laut. Pola penyebaran bakteri ini di muara sungai juga terpengaruh oleh sistim iklim kita yaitu pada waktu musim basah dimana hujan sering turun, konsentrasi bakteri ini di muara sungai menurun. Pada waktu musim kering keberadaan bakteri ini memiliki konsentrasi tinggi.