Permasalahan interaksi laut dan atmosfer
5. 7. Permasalahan interaksi laut dan atmosfer
Sebagaimana disampaikan terdahulu bahwa lapisan batas antara laut dan atmosfer adalah dinamis. Masukan dari sifat fisis air dan pengaruh dari kejadian upwelling dan downwelling membawa dampak yang nyata kepada dinamika proses laut dan atmosfer. Namun demikian Sebagaimana disampaikan terdahulu bahwa lapisan batas antara laut dan atmosfer adalah dinamis. Masukan dari sifat fisis air dan pengaruh dari kejadian upwelling dan downwelling membawa dampak yang nyata kepada dinamika proses laut dan atmosfer. Namun demikian
5.7.1. Lapisan batas laut Angin meningkat kecepatannya seiring dengan ketinggian dari
permukaan. Pada bagian atas dari lapisan batas, arah dan kecepatan angin ditentukan oleh pola tekanan udara. Kecepatan angin di lapisan batas akan berkurang akibat gesekan antara atmosfer dengan daratan atau lautan. Laju perubahan di lapisan dekat permukaan tergantung pada tingkat kekasaran dari permukaan yang bervariasi tergantung pada jenis orografis. Sedangkan di lautan yang permukaannya relatif halus, kecuali pada keadaan gelombang pasang. Di laut pada kondisi netral (stabil atau tidak stabil), peningkatan angin terhadap ketinggian di dekat muka laut pada apisan batas (kurang lebih hingga 60 m) digambarkan dengan hubungan logaritmis. Laju perubahannya tergantung pada ketidak stabilan atmosfer. Semakin stabil kondisinya berarti angin lebih merata secara vertikal, sehingga terdapat lebih sedikit perubahan dari satu level ke di atasnya. Pada kondisi stabil, ada sedikit perpindahan momentum dari satu lapisan ke lapisan lain sehingga angin menjadi lebih rendah ke arah muka laut.
5.7.2. Proses inversi di laut
Pada kasus aliran masa udara hangat yang terus menerus dari selatan (pada bumi belahan utara) diatas laut dingin, sebuah situasi stabil akan terbentuk. Jika aliran terus menerus ini bertahan cukup lama, akan terjadi pembentukan inversi di lautan, apabila ada sedikit pergerakan
Meteorologi laut Indonesia uap air atau momentum pada lapisan stabil tersebut. Angin dapat
menjadi lemah di bawah daerah inversi daripada diatasnya. Kelembaban yang diambil dari laut oleh angin dekat permukaan akan tetap berada pada lapisan inversi tersebut, sehingga udara menjadi jenuh dan kabut segera terbentuk.
5.7.3. Kabut laut
Biasanya terdapat di wilayah pesisir ketika suhu masih cukup sejuk di daratan dan masa udara hangat memasuki daerah air dingin tersebut. Proses inimembentuk lapisankabut yang tetap bertahan di air pada siang hari, terkadang bergerak ke daratan pada malam hari dan kembali ke lautan di siang hari pada saat daratan menghangat.
5.7.4. Awan berpusar
Dengan proses serupa seperti pembentukan kabut laut, udara mengalir melalui laut dingin mengambil uap air dan mendingin. Jika ini terjadi pada waktu yang lama, awan rendah dan kabut akan terbentuk. Sebagai contohnya, angin berhembus antara jam jaman dan harian akan menciptakan kondisi ini hingga berakhirnya aliran udara tadi.
5.7.5. Percikan air
Hal ini terbentuk biasanya pada lautan hangat ketidak suhu muka laut masih hangat dan datang massa udara dingin di permukaannya. Situasi udara dingin diperlukan untuk membuat kondisi tidak stabil untuk menciptakan percikan air tersebut.
5.7.6. Jalur awan
Dapat terbentuk apabila massa udara dingin berhembus pada laut hangat. Massa udara dingin mengambil udap air hangat dari muka laut. Hal ini menyebabkan udara tidak stabil pada lapisan bawah sehingga Dapat terbentuk apabila massa udara dingin berhembus pada laut hangat. Massa udara dingin mengambil udap air hangat dari muka laut. Hal ini menyebabkan udara tidak stabil pada lapisan bawah sehingga
Gambar 5.3. Proses pembentukan barisan buih lautan akibat proses tiupan angin dan proses ekman. Perhatikan kemiripan proses tersebut dengan pembentukan barisan atau jalur awan.
5.7.7. Angin laut
Angin laut dapat mempengaruhi cuaca di pesisir sebagaimana udara diatas daratan mengangkat danair mulai mengalir dari laut untuk menggantikannya. Angin laut meningkat ketika terjadi situasi pola sinoptik regional yang mendukung angin dari daratan pada level atas, sehingga ada massa udara balik yang kemudian akan membentuk
Meteorologi laut Indonesia sirkulasi sel. Batas antara udara diatas daratan yang hangat dan angin
laut yang datang dari laut disebut sebagai fron angin laut. Fron ini dapat menjangkau jarak hingga beberapa kilometer masuk ke daratan di siang hari dan mendukung terjadinya hujan dan kilat yang bertahan di daratan dan tidak bergerak ke laut sebagaimana biasanya terjadi. Kebalikannya dari angin laut terjadi di malam hari, ketika kontras suhu berbalik dan daratan menjadi lebih dingin relatif dibandingkan lautan dan ditandai dengan udara cerah. Kejadian ini dinamai angin darat yang membawa hembusan angin ke laut dari daratan.
5.7.8. Gelombang muka laut
Ini adalah hasil dari interaksi laut atmosfer yang cukup dikenal. Angin pada level permukaan memberikan tekanan pada muka laut yang mendorong terbentuknya gelombang. Gelombang tumbuh tinggi seiring dengan panjangnya pada jarak lokasi dengan asal gelombang dan lamanya angin berhembus. Pada angin lepas pantai, gelombang akan tumbuh tinggi menjauh dari pantai. Gelombang dapat mencapai antara10 hingga 15 meter ketinggian di tengah badai. Gelombang secara individu dapat mencapai ketinggian dua kalinya. Ketinggian gelombang diukur dengan jarak antara puncak dan lembah gelombang.