Aliran perputaran laut lintas samudera (the Great

3. 10. Aliran perputaran laut lintas samudera (the Great

Conveyor Belt) dan Arlindo

Walapun dinamika di lautan yang mendorong arus laut lebih banyak terbentuk oleh angin lokal. Tetapi akibat bentuk morfologi atau rupa muka bumi maka lautan juga memiliki arus laut yang terbentuk akibat tekanan dari morfologi dasar laut. Arus yang terbentuk lebih karena tekanan di dalam laut ini menyebabkan adanya aliran yang mengitari bumi. Arus yang ditemukan sebagai hasil utama dari proyek penelitian Wolrd Ocean Circulation Experiment (WOCE) sekitar dekade 90an dikenal dengan arus perputaran sabuk dunia atau the Great Ocean Conveyor Belt (Gambar 3.7). Arus ini mengalir di permukaan dari samudera Hindia menuju samudera Atlantik, lalu berputar di atlantik bagian utara sekitar pulau Greenland dan masuk ke laut dalam (the North Atlantic over turning ) ke atlantik selatan dan mengalir menuju samudera Pasifik utara dan sebelah barat samudera Hindia (Indian Ocean) dimana arus ini akan menyembul disana. Arus menyembul yang merupakan gejala upwelling terbesar ini membawa arus dingin dari laut dalam dan menjadi sumber nutrisi serta konsentrasi karbon ke permukaan setempat.

Arus laut di samudera Pasifik yang merupakan samudera terluas akan mengalir ke arah barat akibat dari tekanan momentum akibat perputaran bumi pada rotasinya ke arah timur. Prinsip serupa terlihat pada arah angin pasat akibat tekanan gaya serupa dan gaya koriolis yang mengarahkannya ke barat. Arus muka air laut di daerah Pasifik yang mengalir ke barat ini akan berkumpul di daerah ekuator sekitar daerah kolam hangat (warm pool) atau sebelah utara pulau Papua. Karena tempat ini merupakan tempat mengumpulnya arus permukaan yang notabene hangat akibat radiasi matahari maka panas yang terbawa arus laut ini akan mengumpul dan menciptakan daerah yang lebih hangat dari sekitarnya atau kolam hangat. Selain menciptakan kolam hangat, arus yang mengumpul tersebut juga akan menumpuk sehingga menciptakan tinggi muka laut yang lebih tinggi di Arus laut di samudera Pasifik yang merupakan samudera terluas akan mengalir ke arah barat akibat dari tekanan momentum akibat perputaran bumi pada rotasinya ke arah timur. Prinsip serupa terlihat pada arah angin pasat akibat tekanan gaya serupa dan gaya koriolis yang mengarahkannya ke barat. Arus muka air laut di daerah Pasifik yang mengalir ke barat ini akan berkumpul di daerah ekuator sekitar daerah kolam hangat (warm pool) atau sebelah utara pulau Papua. Karena tempat ini merupakan tempat mengumpulnya arus permukaan yang notabene hangat akibat radiasi matahari maka panas yang terbawa arus laut ini akan mengumpul dan menciptakan daerah yang lebih hangat dari sekitarnya atau kolam hangat. Selain menciptakan kolam hangat, arus yang mengumpul tersebut juga akan menumpuk sehingga menciptakan tinggi muka laut yang lebih tinggi di

Gambar 3.7 . Arus perputaran sabuk dunia (the Great ocean conveyor belt) yang mengitari bumi dalam ± 2000 tahun. Arus permukaan masuk ke dalam di Atlantik utara, sementara arus dalam menyembul di barat samudera Hindia (Indian Ocean) dan utara samudera Pasifik.

Penumpukan massa air laut di daerah warm pool menyebabkan tekanan geostropis (tekanan akibat perbedaan tinggi muka laut) antara samudera Pasifik dengan samudera Hindia. Akibatnya arus dari samudera Pasifik kemudian kembali mengalir menuju samudera Hindia melalui kepulauan benua maritim. Arus yang mengalir melewati kepulauan Indonesia ini disebut sebagai Arus Lintas Indonesia atau Arlindo yang polanya sangat persisten atau terus menerus (Gambar 3.8). Masa air yang dibawa oleh Arlindo ini adalah masa air hangat yang terkumpul di kolam air hangat di sebelah utara pulau Papua. Daerah kolam hangat (warm pool) terbentuk karena pengumpulan arus muka laut yang relatif hangat. Variabilitas aliran

Meteorologi laut Indonesia masa laut ini kurang dipengaruhi oleh gejala lokal, tetapi untuk

fenomena regional seperti aliran Kelvin wave dari samudera Hindia serta gejala El Niño, variabilitas dari aliran ini cukup terganggu terutama hingga lapisan termoklin. Dari hasil observasi dan analisis profil arus dan suhu di selat Makassar yaitu dengan pemasanan buoy di Labbani Channel dalam proyek riset Arlindo yang mana channel tersebut merupakan sill (lembah di laut) dengan kedalaman diatas 2000 m terlihat pengaruh nyata El Niño terhadap arlindo (Ffield et al, 1999 dan Gordon et al, 1999). Aliran arus laut lintas Indonesia ini dari samudera Pasifik terutama melewati selat Makassar dan menuju selat Lombok dan selat Ombai dekat pulau Timor. Selain itu juga mengalir lewat selat Lifamatola antara Maluku Utara dan Sulawesi Tengah dan juga mengalir melewati selat Ombai setelah melalui laut Banda.

Sebagaimana akan di paparkan pada BAB berikutnya, arus lintas Indonesia ini sangat mengendalikan sistim iklim di daerah Indonesia bagian timur terutama akan dampak dari fenomena regional di daerah Pasifik yaitu ENSO. Hal ini dapat mudah dimengerti karena sinyal perubahan laut yang terjadi di daerah Pasifik akan dengan mudah terbawa oleh arus lintas Indonesia. Akibatnya akan terlihat pengaruh langsung terhadap iklim di benua maritim. Pengendali lain yang mempengaruhi daerah ini hanya sifat monsunal dari arus laut. Sifat monsunal juga mempengaruhi dari sistim dampak dari ENSO terhadap benua maritim Indonesia. Dengan kuatnya pengaruh ENSO terhadap iklim Indonesia, deteksi dini dari ENSO diharapkan datang dari informasi yang dibawa oleh arus lintas ini. Selain itu lautan membawa sinyal yang jauh lebih stabil di bandingkan oleh sinyal yang dibawa oleh atmosfir yang cuma bertahan relatif lebih singkat. Diperlukan studi yang lebih seksama lagi dimana dapat dilakukan pemantauan perubahan arus laut baik suhu, tinggi muka laut atau salinitas untuk dapat mendeteksi sedini mungkin kedatangan gejala El Niño yang menimbulkan dampak negatif terutama bagi pertanian dan kebakaran hutan.

Arus termoklin Pasifik Utara Arus termoklin Pasifik selatan Arus permukaan laut Jawa

5°N Samudra Pasifik

Sulawesi

Mindanao Eddy

Kalimantan

Halmahera Eddy

Halm ahera

sill ~680 m

Dew aka ng Sill

ITF Samudra Indonesia Australia

110°E 115°E

KELUAR: Timor, Ombai, Lombok Makassar (8 - 9 Sv)

ARUS MASUK

arus lapisan termoklin

7.3 - 10.7 Sv (rerata 9 Sv) Jalur timur (1 Sv?)

680 m Celah Makassar arus dalam

Lifamatola (1.5 Sv) 1.8 - 2.3 Sv (rerata 2.1 Sv)

Gambar 3.8 . Arus utama dari arus lintas Indonesia dengan nilai satuan aliran persatuan waktu yaitu Sv (juta m 3 /detik) berdasarkan nilai rerata tahunan (Gordon, 2005).

Pertanyaan

1. Bagaimana distribusi evaporasi dan hujan dari daerah tropis hingga ke kutub, terangkan mengapa?

2. Bagaimana struktur di daerah perbatasan laut dan atmosfir untuk salinitas dan temperatur, serta hubungan dengan atmosfir.

3. Terangkan terbentuknya pergerakan Ekman

Meteorologi laut Indonesia

4. Bagaimana tingkat salinitas di lautan dipengaruhi oleh aktivitas di atmosfir.

5. Apa peran inversi di atmosfir dan peran isotherm di lautan.

6. Bagaimana tingkat salinitas di lautan dipengaruhi oleh aktivitas di atmosfir.

7. Bagaimana pengaruh gaya koriolis terhadap pergerakan siklon di bumi belahan utara dan selatan. Apa akibatnya bila bumi itu berbentuk silinder dan bukan bulat bundar.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1