Siklon tropis

9. 2. Siklon tropis

Isitilah "hurricane" dan "typhoon" adalah istilah regional yang berarti "tropical cyclone" atau siklon tropis. Istilah lain yang dipakai adalah taifun yang berasal dari bahasa Jepang yang berarti angin besar dan istilah ini menjadi typhoon dalam bahasa Inggris. Siklon tropis adalah istilah umum untuk sebuah sistim tekanan rendah yang tidak frontal pada skala sinoptik diatas badan air di daerah tropis dengan organisasi teratur konveksi. (dengan adanya kejadian thunderstorm) dan sirkulasi angin kencang di sekitarnya (Holland 1993).

Siklon tropis dengan kecepatan angin maksimum kurang dari 17 m/s (atau 34 knot, 39 mil per jam) disebut depresi tropis. Pada saat kecepatan angin mencapai diatas 17 knot maka disebut siklon tropis dengan sebuah nama khusus. Jika angin mencapai diatas 33 m/s maka mereka disebut: • "hurricane" (untuk wilayah samudera atlantik bagian utara, timur

laut samudera pasifik di timur garis tanggal dan di selatan daerah pasifik timur garis 160E)

• "typhoon" (di daerah barat laut samudera Pasifik dan sebelah barat garis batas tanggal)

• "severe tropical cyclone" (sebelah barat daya samudera pasifik sebelah barat 160E dan tenggara samudera Hindia sebelah timur garis 90E)

• "severe cyclonic storm" (sebelah utara samudera Hindia) • "tropical cyclone" (sebelah barat daya samudera Hindia)

Bagaimana terbentuknya siklon tropis?

Untuk terbentuknya sebuah siklon tropis ada beberapa kondisi pendukung yang harus terdapat di lingkungan (Gray 1968,1979):

Meteorologi laut Indonesia • Suhu muka laut yang hangat (paling kurang 26.5 ºC) dalam

kedalaman yang cukup (tidak tahu kedalaman pasti, tetapi paling tidak 50 m). Air hangat diperlukan sebagai heat engine dari siklon tropis.

• Kolom udara yang mendingin secara cepat dengan ketinggian yang cukup berpotensi tidak stabil untuk proses konveksi lembab. Aktivitas kilat dan petir yang menyebabkan energi panas tersimpan di air laut dan dilepaskan ke atmosfir untuk perkembangan siklon tropis.

• Lapisan lembab relative dekat lapisan troposfir tengah (5 km). lapisan udara kering pada lapisan tengah tidak mendukung pembentukan dari aktivitas kilat

• Jarak minimal dari garis ekuator sekitar 500 km. Untuk siklon tropis, dibutuhkan keberadaan gaya koriolis untuk memberikan kesetimbangan gradient angin. Tanpa adanya gaya koriolis tersebut keberadaan tekanan rendah tidak dapat terjaga.

• Keberadaan di dekat permukaan dari gangguan dengan cukup gaya vortisitas dan konvergensi. Siklon tropis tidak dapat terjadi seketika. Untuk berkembang, mereka membutuhkan sistim yang terorganisasi lemah dengan pusaran yang berukuran dan daya hisap pada lapisan bawah.

• Nilai gesekan angin vertical yang kecil (kurang dari 10 m/s) antara permukaan dan lapisan troposfir atas. Gesekan angin vertical adalah besaran perubahan angin terhadap vertical. Nilai gesek angin vertical yang besar akan mengganggu aktivitas siklon dan menghalangi pertumbuhan, atau, jika sebuah siklon tropis telah terbentuk, gesekan vertical yang besar akan memperlemah atau menghancurkan siklon tropis dengan mengintervensi pembentukan konveksi tinggi pada sekitar pusat siklon.

Gambar 9.1. Proses pusaran atmosfir (seperti siklon tropis) dan efeknya di bawah laut

Dengan memenuhi criteria ini adalah kebutuhan, tetapi tidak cukup sebagaimana banyak kemungkinan gangguan yang timbul yang mengganggu pertumbuhan. Pada penelitian terakhir (Velasco and Fritsch 1987, Chen and Frank 1993, Emanuel 1993) telah mengidektifikasikan bahwa sistim badai besar (disebut sebagai mesoscale convective complexes [MCC]) seringkali menghasilkan sebuah pusat pusaran yang stabil dan hangat dengan ekor altostratus dari pusat MCC. Vortisitas skala meso ini dapat mencapai hingga 100 atau 200 km, yang terkuat di lapisan atmosfir tengah (5 km) dan tidak memiliki bekas apapun di permukaan.

Zehr (1992) memberikan hipotesa kemungkinan pembentukan siklon tropis dalam dua tahap

1. terjadi ketika MCC menghasilkan vortisitas / pusaran skala meso.

2. terjadi ketika tiupan kedua dari konveksi pada skala meso menghasilkan proses penguatan atau penurunan tekanan udara permukaan dan kekuatan angin pusaran.

Meteorologi laut Indonesia

Gambar 9.2. Efek perubahan tinggi muka laut dan lapisan thermocline pada saat terjadinya pola siklonik seperti siklon tropis.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1