Bagaimana interaksi terjadi

5. 1. Bagaimana interaksi terjadi

Lapisan batas antara laut dan atmosfer sangat dinamis. Materi dan energi secara terus menerus di transfer antara kedua media ini dalam dua arah. Kopling antara angin dengan muka laut akan menggerakkan gelombang dan arus. Udara diatas laut akan memperoleh atau kehilangan panas dari laut tergantung pada perbedaan suhu antara muka laut dan lapisan udara diatasnya. Air laut menguap ke atmosfer dan uap air di atmosfer akan berkondensasi memberntuk kabut, awan dan hujan yang mengembalikan masa air ke lautan.

Interaksi antara laut dan atmosfir terjadi di permukaan air laut dengan terjadinya perpindahan energi, masa air, momentum dan partikel gas yang menyertainya. Proses fundamental yang menghubungkan laut dan atmosfir adalah input energi ke laut dari angin, perpindahan masa air (water flux) yaitu hujan dikurangi evaporasi dan net surface heat flux (energy flux). Kesemua proses ini terjadi pada skala mikro level molekul. Akhir dari proses interaksi ini adalah pengetahuan bagaimana proses mikro tersebut berpengaruh terhadap lapisan turbulen laut atau lapisan campur (mixing layer) laut dan lapisan batas atmosfir yang juga dipenuhi oleh turbulensi. Selanjutnya proses tersebut berpengaruh terhadap lapisan thermoklin dan laut dalam serta lapisan atmosfir bebas melalui proses konveksi di laut dan atmosfir. Lebih lanjut lagi pada skala regional dan global proses ini memberikan pengaruh pada daerah lain yang jauh tetapi dihubungkan dengan prose tele-connection yang dibantu sirkulasi di atmosfir atau di laut.

Proses interaksi laut atmosfir diawali oleh penyerapan energi radiasi matahari oleh angin. Radiasi matahari menyebabkan perbedaan

Gambar 5.1. Proses pembentukan butir uap air dari laut (a) dan pengangkatan orografis di darat (b) serta pembentukan jalur awan (c)

tekanan udara yang membawa akibat perpindahan masa udara dari tekanan tinggi menuju ke daerah tekanan rendah. Sebagaimana pertama diungkap oleh Charnock (1951) bahwa hanya sebagian kecil energi radiasi yang dibawa angin dipindahkan ke permukaan laut, tetapi arus laut yang terbentuk akibat angin menentukan daerah laut

Meteorologi laut Indonesia mana yang memberikan kembali energi dari laut ke atmosfir dalam

bentuk suplai uap air dan pembentukan awan (Gambar 5.1). Distribusi awan-awan inilah yang kemudian menentukan distribusi radiasi matahari di muka bumi akibat proses penyerapan dan pemantulannya (albedo). Pada akhirnya kembali lagi menentukan arah dan kecepatan pergerakan angin di permukaan. Radiasi matahari yang terserap di permukaan laut sendiri tersimpan dalam bentuk suhu laut terutama pada lapisan beberapa meter paling atas. Apabila ada tekanan angin, maka molekul air laut mulai bergerak melakukan perpindahan dan distribusi suhu laut baru secara horizontal dan vertical mencapai kedalaman thermoklin (sekitar 200 meter). Perbedaan suhu permukaan laut inilah yang menentukan daerah mana yang terjadi penguapan lebih kuat dibandingkan daerah lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara intrinsik laut dan atmosfir berhubungan secara interaksi dua arah (coupling).

Proses yang secara prinsip secara sederhana dan gamblang ini tidak demikian pada kenyataan di permukaan dimana sangat tergantung pada variabilitas dan distribusi spatial dan temporal yang ada. Sehingga kita tidak mengetahui secara pasti berapa energi yang terdistribusi pada keduanya. Beberapa hal penting yang hingga kini masih menjadi masalah besar bagi proses interaksi laut atmosfir adalah penyebab distorsi terhadap aliran masa air dan udara. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan pengukuran di laut terbuka yang dicoba dengan teknologi inderaja satelit dan hubungan dari pengukuran di satu titik dengan situasi regional (point to spatial distribution ). Meskipun demikian daerah tidak terukur (blank spot) tetap menjadi masalah utama karena proses interaksi terjadi secara lokal dan dalam skala mikro fisis dimana kadangkala peristiwa lokal tersebut sedemikian dominan dalam pembentukan proses yang lebih luas.

Secara global distribusi proses interaksi laut atmosfir tergantung pada posisi lintang di bumi dan titik kulminasi matahari saat terjadinya Secara global distribusi proses interaksi laut atmosfir tergantung pada posisi lintang di bumi dan titik kulminasi matahari saat terjadinya

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1