Angin darat dan angin laut

7. 12. Angin darat dan angin laut

Peristiwa pembentukan angin darat dan angin laut sangat berhubungan dengan sifat daya hantar panas air dan daratan. Air memiliki sifat daya hantar panas yang kecil atau lambat sedangkan daratan memiliki sifat daya hantar besar dan cepat. Sifat kedua media tersebut berperan penting dalam lamanya pembentukan panas daratan dan lautan. Akibat daratan lebih cepat hangat maka di siang hari suhu permukaan di daratan lebih tinggi daripada di laut dan udara yang lebih hangat tersebut merenggangkan udara diatasnya dan udara renggang tersebut mengapung dan naik. Udara naik tersebut diisi oleh aliran udara dari muka laut yang mengalir ke daratan. Fenomena di siang hari inilah yang disebut sebagai angin darat. Pada malam hari suhu daratan lebih cepat mendingin dan pada saat ini suhu muka laut lebih hangat dari daratan sehingga proses sebaliknya terjadi. Akibat dari aliran bolak

Meteorologi laut Indonesia balik angin darat dan laut maka cuaca di garis pantai sangat diurnal

dimana terjadi pergantian suasana udara siang malam. Angin malam di tepi pantai akan lebih segar karena mengalirkan udara yang tidak mengandung garam, sebaliknya disiang hari udara akan terasa lengket di kulit karena kandungan garamnya.

Gambar 7.6. Proses terjadinya awan awan konvektif di laut cina selatan selat Karimata dan pulau Kalimantan dan peran angin darat dan angin laut (Houze et al. 1981)

Penelitian mengenai efek angin darat dan angin laut di benua maritim Indonesia dimulai dari catatan penelitian pada era penjajahan Belanda oleh Bemmelen (1922) yang mengamati pengaruh dari angin laut di pada cuaca di kota Jakarta (waktu itu Batavia). Selanjutnya penelitian mengenai pengaruh angin darat dan laut kurang diminati hingga akhir abad 20 dimana mulai dipasangnya alat pemantau angin di selatan kota Jakarta yaitu radar lapis batas atmosfer (Boundary layer radar, BLR) pada tahun 1992 di Serpong selatan Jakarta. Pemasangan BLR yang merupakan kerjasama beberapa institusi Indonesia dengan Universitas Kyoto menghasilkan beberapa penelitian termasuk mengenai angin darat dan angin laut seperti oleh Hashiguchi et al. (1995), Hadi et al. (2000; 2002), Mori et al. (2004), Sakurai et al. (2005) dan Araki et al. (2006). Selain studi mengenai situasi angin darat dan laut di Jakarta, juga ada studi mengenai hal serupa di pulau Sumatera oleh Nitta dan Sekine 1994) memakai data satelit cuaca geostationer. Selain itu Ichikawa dan Yasunari (2006) melakukan studi memakai data satelit TRMM pada kasus serupa untuk pulau Kalimantan. Pada proyek penelitian Winter Monsoon Experiment (WMONEX) di laut cina selatan, Houze et al (1981) menemukan sistim konvergensi antara mosun timur laut dengan angin darat yang berhubungan dengan sifat curah hujan di lepas pantai barat laut Kalimantan.

Hal serupa juga diperoleh dari Kusumayanti (2008) yang studinya menemukan sifat diurnal dari pertumbuhan awan di daratan dan di lautan pulau Jawa dari hasil perhitungan rata rata jam-jaman setahun dari data gradien pertumbuhan awan berdasarkan data satelit cuaca geostationer MTSAT (Gambar 7.7). Perhitungan tersebut dilakukan dengan mengambil nilai rata rata perbedaan nilai suhu puncak awan antara dua jam yang berbeda. Hasil dari perbedaan yang diperoleh menunjukkan pertumbuhan awan apabila perbedaan tersebut positif dan menunjukkan hujan turun apabila perbedaan tersebut negatif. Efek dari pengaruh kontras daratan dan lautan dapat diamati dengan melihat bahwa pada siang dan sore hari pertumbuhan awan terjadi di

Meteorologi laut Indonesia lepas pantai tetapi curah hujan lebih banyak terjadi di daratan.

Sedangkan di malam hari curah hujan lebih banyak terjadi di lepas pantai sedangkan pertumbuhan awan lebih banyak terjadi di daratan.

Mengacu pada sifat angin darat dan angin laut serta kontras suhu antara daratan dan lautan maka sifat pertumbuhan di daratan dan lepas pantai seperti ini dapat mudah dimengerti. Pada siang hari daratan akan lebih panas dibandingkan lautan dan proses konveksi akan lebih mudah terjadi di daratan. Akibatnya udara akan terdorong ke atas dan angin akan mengalir dari laut (angin laut) yang membawa uap air. Proses mengalirnya uap air ini akan serta merta membawa pertumbuhan awan akibat penumpukan uap air yang menyebabkan jenuhnya udara. Sebaliknya pada malam hari lautan akan lebih hangat dibandingkan dengan di daratan sehingga peristiwa sebaliknya akan terjadi. Apabila kita perhatikan pola pada Gambar 7.6, terlihat bahwa lebih banyak awan terbentuk di laut di siang hari daripada di daratan di malam hari dan juga lebih banyak hujan terbentuk di daratan pada siang hari daripada di lautan di malam hari. Fakta terakhir ini dapat dimengerti karena sumber utama uap air lebih banyak di lautan daripada dari daratan.

Gambar 7.7. Sifat diurnal pertumbuhan awan (diatas nol) dan hujan (dibawah nol) antara daratan (106.5-108.5 °BT dan 6.5-7.5 °LS) dan lautan (108.5-110.5 °BT dan

5.5-6.5 °LS) di pulau Jawa berdasarkan nilai gradien suhu puncak awan dari data satelit geostationer. Sumbu x menunjukkan waktu WIB.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1