Proses konveksi pada garis pantai dan pulau pulau kecil

7. 8. Proses konveksi pada garis pantai dan pulau pulau kecil

Pulau pulau kecil berperan penting bagi proses konveksi di lapisan batas atmosfir. Proses konveksi seringkali dimulai dari tepi pantai karena besarnya suplai uap air dari wilayah laut oleh proses evaporasi. Suplai uap air besar apabila kondisi muka laut mendukung seperti adanya radiasi matahari yang cukup, angin yang berhembus dan suhu muka laut yang mendukung. Diperlukan suhu muka laut antara 28 s.d.

29.6 C untuk daerah tropis seperti Indonesia agar terjadi kondisi yang mendukung terjadinya evaporasi. Radiasi matahari diperlukan untuk memberikan energi perubahan fase cair ke gas. Radiasi ini tidak harus radiasi langsung, tapi dapat juga akibat radiasi tidak langsung dari pantulan awan awan di langit. Angin diperlukan untuk mengurangi saturasi udara di atas muka laut tempat evaporasi untuk memberikan peluang evaporasi lebih lanjut. Angin yang terlalu lemah dapat mengakibatkan proses evaporasi berpengaruh sangat lokal dan proses konveksi yang dapat terjadi juga bersifat lokal. Angin kecepatan sedang antara 3 – 8 knot merupakan angin ideal bagi suplai udara basah yang kontinu ke daerah konveksi di pantai. Apabila angin terlalu kencang, proses konveksi awan sulit terbentuk, akibatnya tidak ada pertumbuhan awan di daerah pantai. Angin yang seringkali 29.6 C untuk daerah tropis seperti Indonesia agar terjadi kondisi yang mendukung terjadinya evaporasi. Radiasi matahari diperlukan untuk memberikan energi perubahan fase cair ke gas. Radiasi ini tidak harus radiasi langsung, tapi dapat juga akibat radiasi tidak langsung dari pantulan awan awan di langit. Angin diperlukan untuk mengurangi saturasi udara di atas muka laut tempat evaporasi untuk memberikan peluang evaporasi lebih lanjut. Angin yang terlalu lemah dapat mengakibatkan proses evaporasi berpengaruh sangat lokal dan proses konveksi yang dapat terjadi juga bersifat lokal. Angin kecepatan sedang antara 3 – 8 knot merupakan angin ideal bagi suplai udara basah yang kontinu ke daerah konveksi di pantai. Apabila angin terlalu kencang, proses konveksi awan sulit terbentuk, akibatnya tidak ada pertumbuhan awan di daerah pantai. Angin yang seringkali

Tanpa bantuan fenomena global, kecepatan angin ini sangat ideal (tidak terlalu cepat dan lambat) bagi pertumbuhan awan konvektif. Fenomena alam global seperti siklon tropis bisa memberikan suplai uap air berlebih dan membentuk awan awan, tetapi awan yang terbentuk adalah awan skala luas yang tipis pada lapisan tinggi yaitu 10000 kaki atau sekitar 3500 m. Awan jenis ini terbentuk tidak di siang atau sore hari seperti pembentukan awan-awan konvektif tetapi adalah awan yang bertahan lama hingga di malam hari. Seringkali awan ini cukup tebal untuk dapat memberikan curah hujan tinggi di malam hari. Pada skala luas akibat dari pembentukan awan jenis ini, peristiwa monsoon memiliki jangkauan awan hingga jauh ke daratan benua.

Sebuah teluk atau estuari biasanya berfungsi sebagai daerah tangkapan hujan dimana terjadi penumpukan atau konvergensi masa udara basah. Di daerah Palopo di teluk Bone hal ini terjadi dimana antara Palopo dan Luwuk terjadi penumpukan hujan pada saat angin timuran mengalir dari tenggara. Bentuk orografis teluk yang cekungan menjebak aliran masa udara dan mengangkatnya menjadikan udara basah tersebut terkondensasi. Hal ini tentu saja akan lebih dibantu apabila orografis pantai disertai pegunungan atau perbukitan. Daerah Bogor merupakan daerah tangkapan hujan bagi teluk Jakarta. Tetapi pada akhir akhir ini daerah tangkapan hujan di Bogor berkurang. Bogor tidak lagi mengalami hujan sepanjang tahun akibat polusi. Industri di wilayah Jabotabek. Polusi Industri membawa dampak

Meteorologi laut Indonesia meningkatnya kadar aerosol di udara. Aerosol industri biasanya

menghambat pembentukan awan-awan konvektif. Hanya awan konvektif kuat di musim hujan tetap terbentuk di daerah Bogor. Padahal sebelumnya penumpukan awan orografis dapat berarti bagi pembentukan awan di Bogor.

Untuk pulau-pulau kecil, peristiwa konvektif kecil-kecil merupakan ventilasi energi dan siklus hidrologi yang paling vital bagi muka bumi. Peristiwa perubahan fase cair menjadi gas, menyerap energi atmosfir dan mendinginkannya. Peristiwa pendinginan ini menjaga suhu muka laut tidak mendidih akibat panas radiasi matahari. Selebihnya energi kinetik mentransfer suplai uap air ke daerah lain. Pada skala global peristiwa evaporasi di daerah tropis di transfer ke daerah lintang tinggi dan energi laten yang terkandung di suplai uap air tersebut mentransfer energi dari daerah tropis ke daerah lintang tinggi. Siklus hidrologi atmosfir terjadi akibat penguapan membawa potensi hujan ke daerah konvektif lainnya dan mendorong proses pada siklus hidrologi berikutnya.

Keberadaan pulau pulau kecil tidak hanya berarti bagi konveksi di atmosfir tetapi juga mempengaruhi jalur lintasan arus permukaan. Akibat dominasi angin di wilayah Indonesia yang monsoonal atau berbalik arah dalam kurun waktu setengah tahun. Sifat pola arus sekitar pulau pulau kecil di sebagian besar wilayah Indonesia sudah dapat diperkirakan. Keberadaan pulau pulau kecil tersebut sangat berpengaruh bagi penentuan arus dan volume transport masa air keseluruhan. Hal inilah yang seringkali menjadi faktor kesalahan yang mendominasi pemodelan laut dan atmosfir wilayah Indonesia. Kedua faktor diatas yaitu proses konveksi dari pulau pulau kecil bagi pemodelan atmosfir dan arus lintas sepanjang pulau kecil yang dipengaruhi keberadaannya bagi pemodelan laut. Kedua masalah tersebut merupakan problema utama bagi wilayah kita yang memiliki ribuan pulau pulau kecil. Dengan turut memperhitungkan keberadaan pulau pulau kecil menggunakan model resolusi tinggi akan Keberadaan pulau pulau kecil tidak hanya berarti bagi konveksi di atmosfir tetapi juga mempengaruhi jalur lintasan arus permukaan. Akibat dominasi angin di wilayah Indonesia yang monsoonal atau berbalik arah dalam kurun waktu setengah tahun. Sifat pola arus sekitar pulau pulau kecil di sebagian besar wilayah Indonesia sudah dapat diperkirakan. Keberadaan pulau pulau kecil tersebut sangat berpengaruh bagi penentuan arus dan volume transport masa air keseluruhan. Hal inilah yang seringkali menjadi faktor kesalahan yang mendominasi pemodelan laut dan atmosfir wilayah Indonesia. Kedua faktor diatas yaitu proses konveksi dari pulau pulau kecil bagi pemodelan atmosfir dan arus lintas sepanjang pulau kecil yang dipengaruhi keberadaannya bagi pemodelan laut. Kedua masalah tersebut merupakan problema utama bagi wilayah kita yang memiliki ribuan pulau pulau kecil. Dengan turut memperhitungkan keberadaan pulau pulau kecil menggunakan model resolusi tinggi akan

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1