Upwelling dan downwelling di garis pantai
7. 9. Upwelling dan downwelling di garis pantai
Apabila angin permukaan berhembus searah garis pantai maka proses ekman akan mendorong upwelling atau downwelling menuju daerah pantai. Upwelling membawa unsur hara dari pitoplanton di permukaan laut dari laut dalam. Pada laut dangkal peristiwa upwelling yang terjadi lebih banyak merupakan proses mixing dari laut yang lebih dalam. Peristiwa upwelling dengan unsur hara terjadi apabila garis pantai terjal hingga dalam beberapa ratus meter ke tengah laut kedalaman laut mencapai lebih dalam dari daerah thermocline. Peristiwa upwelling dengan menaiknya unsur hara makanan seringkali dihubungkan dengan tempat berkumpulnya ikan-ikan. Akan tetapi hubungan langsung dari hal tersebut masih diperdebatkan. Salah satu argumen yang timbul adalah pengaruh dari rantai makanan dari pitoplanton ke ikan ikan kecil dan ikan besar. Rantai makanan tersebut membutuhkan waktu untuk berlangsungnya dan hal ini yang menyulitkan membuat hubungan korelasi langsung peristiwa upwelling dan keberadaan ikan ikan tangkap. Karena sifat dari daerah upwelling yang membawa unsur hara dihubungkan dengan garis pantai yang berdekatan dengan laut dalam, maka lokasi terjadinya peristiwa ini adalah di sekitar laut laut dalam seperti barat Sumatera, selatan Jawa atau disekitar laut Banda.
Peristiwa upwelling membawa pengaruh terhadap mixing di permukaan karena air dari laut dalam biasanya mengandung kadar garam tinggi (salinitas tinggi) dan suhu rendah. Pengaruh peristiwa upwelling terjadi hingga tidak jauh dari garis pantai (beberapa ratus meter) tetapi cukup berarti bagi nelayan untuk penambahan penangkapan ikan mereka.
Meteorologi laut Indonesia Salah satu fenomena upwelling yang paling terkenal adalah peristiwa
El Niño dimana di pantai Peru terjadi upwelling dalam perioda yang lama pada akhir bulan Desember. Waktu itu merupakan puncak peristiwa El Niño. Saat tersebut nelayan setempat panen ikan akibatnya. Karena peristiwa tersebut terjadi bersamaan dengan peristiwa Natal maka nelayan setempat menamakan fenomena tserbut dengan El Niño yang berarti anak laki laki untuk juga memperingati kelahiran anak laki laki yaitu Yesus yang dirayakan pada akhir bulan tersebut. Untuk mengetahui kapan peristiwa upwelling terjadi di wilayah Indonesia perlu diketahui situasi angin dominan di muka laut dan posisi geografis apakah di belahan bumi utara atau selatan. Faktor terakhir mempengaruhi putaran ekman transport akibat dari gaya koriolis bumi. Untuk daerah upwelling di pantai selatan Jawa. Kemungkinan terjadinya adalah pada saat angin timuran bertiup yang membawa konsekuensi upwelling mengalir dari selatan Jawa. Hal ini terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus dimana terjadi puncak angin timuran. Akibat tiupan angin permukaan tersebut, proses ekman akan mendorong arus menjauhi garis pantai. Arus muka laut menjauhi pantai akan menyebabkan kekosongan masa air di pantai dan diisi oleh aliran masa air dari laut dalam. Kejadian sebaliknya apabila angin di pantai selatan jawa mengalir dari barat maka akan terjadi downwelling.
Peristiwa upwelling akan jelas sekali terlihat dari satelit inderaja laut. Dengan satelit ini seperti SeaWif, warna daerah mixing dari daerah upwelling akan jelas terlihat dan berbeda dari daerah lainnya. Akan tetapi peristiwa mixing di garis pantai juga biasa terjadi akibat turunnya hujan di garis pantai. Air hujan yang jauh lebih tawar dari laut sekitarnya akan menandai proses mixing yang terlihat dari satelit inderaja. Hal ini seringkali menjadi faktor kesalahan dari data satelit inderaja.
Cara paling praktis mengetahui peristiwa upwelling dengan melihat data suhu muka laut. Proses upwelling dan mixing yang Cara paling praktis mengetahui peristiwa upwelling dengan melihat data suhu muka laut. Proses upwelling dan mixing yang
Pada daerah pantai, kombinasi antara angin yang persisten,rotasi bumi dan orientasi letak pantai dapat menimbulkan sirkulasi vertikal dari air laut. Pada lokasi dimana angin menyebabkan perpindahan massa air permukaan (pada kedalaman dari permukaan hingga sekitar ratusan meter) menjauh dari garis pantai maka massa air tersebut akan tergantikan oleh massa air dari laut dalam yang relatif lebih dingin. Peristiwa dalam proses inilah yang dikenal sebagai upwelling. Pada daerah lain ketika angin menyebabkan perpindahan massa air mendekati pantai, tumpukan air di permukaan di dekat pantai akan tenggelam dan suhu muka laut akan menghangat. Peristiwa ini dikenal sebagai downwelling.
Rotasi dari pergerakan bumi membelokkan massa air dan udara yang bergerak di semua tempat kecuali di dekat garis ekuator. Pembelokan ini dikenal sebagai efek koriolis. Efek koriolis ini dan dengan kombinasinya dengan angin dan air laut menyebabkan perpindahan massa air dekat permukaan. Perpindahan air itu akan terjadi dengan sudut 90º dari arah sebenarnya akibat dari efek Ekman. Dengan pemahaman ini maka apabila ada hembusan angin di selatan pulau Jawa yang searah dengan garis pantai ke arah barat akan menyebabkan terjadinya upwelling. Sebaliknya jika ada hembusan angin searah garis pantai ke arah timur akan menyebabkan terjadinya downwelling .
Meteorologi laut Indonesia Peristiwa upwelling dan downwelling di pantai mempengaruhi cuaca
dan iklim dengan mengubah suhu muka laut, seperti upwelling yang membawa air dingin dari dalam laut yang mempengaruhi pembentukan kabut sebagaimana air hangat mengalir diatas badan air yang dingin. Selain itu peran dari badan air dingin di permukaan yang menghentikan pembentukan awan dan kemungkinan terjadinya badai di zona pantai.
Proses upwelling yang terjadi di bagian timur samudera Pasifik atau pantai Ekuador dan Peru berhubungan dengan pembentukan padang pasir di daratan pantainya. Perlemahan dari upwelling yang berhubungan dengan sirkulasi di atmosfer dan di lautan yang berulang ulang pada periode tiga hingga tujuh tahunan dikenal sebagai El Niño. Suhu muka laut yang hangat akan membawa hujan sepanjang daratan pantai tersebut.
Daerah yang riskan terhadap terjadinya upwelling dan downwelling adalah wilayah studi yang menarik bagi peneliti untuk mencari hubungan antara arus muka laut yang terdorong angin, arus dalam yang terdorong oleh beda massa jenis dan sirkulasi di atmosfer. Ada kemungkinan bahwa pengaruh dari upwelling dan downwelling dapat berdampak pada variabilitas cuaca dan iklim di seputar bumi.
Pengaruh perputaran bumi dan gaya atau efek koriolis akan menyebabkan pengaruh pembelokan di bumi belahan utara dan bumi belahan selatan bertolak belakang. Pada prinsipnya semua gerakan menuju ke arah garis ekuator akan dibelokkan ke arah barat. Sehingga di bumi belahan utara apabila massa air dan massa udara menuju ke garis ekuator maka akan dibelokkan ke barat atau ke arah kanan. Sedangkan untuk bumi belahan selatan apabila ada pergerakan massa udara ke arah ekuator akan dibelokkan ke kiri atau juga ke barat. Demikian juga untuk kasus di pantai selatan Jawa dimana arah garis pantai melintang dari barat ke timur, apabila ada angin di permukaan akan menyebabkan terjadinya efek Ekman yang mendorong arus Pengaruh perputaran bumi dan gaya atau efek koriolis akan menyebabkan pengaruh pembelokan di bumi belahan utara dan bumi belahan selatan bertolak belakang. Pada prinsipnya semua gerakan menuju ke arah garis ekuator akan dibelokkan ke arah barat. Sehingga di bumi belahan utara apabila massa air dan massa udara menuju ke garis ekuator maka akan dibelokkan ke barat atau ke arah kanan. Sedangkan untuk bumi belahan selatan apabila ada pergerakan massa udara ke arah ekuator akan dibelokkan ke kiri atau juga ke barat. Demikian juga untuk kasus di pantai selatan Jawa dimana arah garis pantai melintang dari barat ke timur, apabila ada angin di permukaan akan menyebabkan terjadinya efek Ekman yang mendorong arus
Fenomena upwelling dan downwelling sangat penting dalam menghasilkan perubahan besar pada suhu muka laut yang dapat bertahan hingga skala beberapa harian. Seringkali fenomena ini dihubungkan dengan tingkat kenyamanan pariwisata pantai atau untuk dunia penangkapan ikan. Sebagai contoh, untuk keperluan daerah pariwisata akan menghindari daerah upwelling dimana suhu lautan menjadi dingin akan tetapi untuk keperluan penangkapan ikan upwelling lebih disukai karena akan dapat menyebabkan kemudahan menangkap ikan karena ikan akan berenang lebih dekat permukaan. Selain suhu di dekat permukaan yang memberi kenyamanan bagi ikan, juga karena upwelling memberikan nutrien yang mengalir ke permukaan untuk makanan ikan.
Daerah yang sering terdapat upwelling akan merasakan suasana yang sejuk dimana seringkali timbul kabut di pantai. Selain itu curah hujan juga tidak lebat karena proses konveksi akan terhambat dengan suhu muka laut yang dingin dan petir serta kilat akan jarang terjadi pada daratan pantai seperti demikian.