Komponen model iklim

11. 2. Komponen model iklim

Metoda numerik matematik merupakan engine matematis utama dalam pemodelan 3 dimensi. Parameter fisika secara spasial akan didekati oleh dua pendekatan yaitu metoda element hingga (finite element), finite difference dan metoda spektral. Karena unsur atmosfir bumi yang bersifat global dan continyu, metoda spektral yang berbasis pada penerapan fungsi fungsi matematis spektral sinusoidal lebih dipakai. Pada persepsi spektral, semua fungsi dapat direpresentasikan dalam bentuk spektral frekuensinya sehingga dapat didekati dengan pendekatan fungsi fungsi sinusoidal. Untuk pendekatan temporal, kedua metoda diatas juga dapat dipakai. Untuk kestabilan model diperlukan bahwa resolusi temporal dibagi resolusi spasial jauh lebih kecil dari satu.

Perhitungan kekekalan energi dan momentum dan hukum kontinuitas masa merupakan basis hukum dinamika alam. Diperlukan perhitungan yang seimbang antara energi yang masuk dan keluar serta kekekalan momentum. kekekalan momentum menjamin perhitungan energi kinetis sedangkan hukum kontinuitas masa menjamin perhitungan energi potensial. Sebagai sumber utama energi di atmosfir yang pada akhirnya menjalankan angin adalah energi radiasi matahari dan bumi. Sumber utama dinamika laut adalah angin permukaan, sehingga akhirnya seluruh dinamika atmosfir dikendalikan oleh perhitungan energi radiasi matahari dan bumi yang tepat. Biasanya dalam sebuah model iklim atmosfir, perhitungan energi ini memakai hingga 30% dari sumber daya komputer yang ada.

Perbedaan utama dari dinamika laut dan atmosfir adalah lama adaptasi atau waktu memori diantara keduanya dimana atmosfir memiliki ingatan yang cepat dan laut yang lama. Sifat ini diperlukan untuk memulai suatu model iklim atmosfir dan laut. Sebuah model iklim akan dimulai pada masa inisiasi tertentu dan dijalankan menurut kondisi saat tertentu. Untuk atmosfir, peran dari masa lalu terhadap

Meteorologi laut Indonesia

Gambar 11.3. Salah satu penerapan grid sistim curvilinear untuk model iklim laut global dimana memakai perhitungan detail pada wilayah tertentu. Pada model grid ini kutub utara dipindahkan ke wilayah Cina dan kutub selatan di wilayah Australia agar mendapatkan detail untul benua maritim Indonesia. Kedua kutub, karena dilingkari oleh zona kutub dan menghindari singulariti, harus diletakkan di daratan, sehingga posisi yang paling praktis adalah di kedua wilayah tersebut (Aldrian et al. 2005).

iklim saat ini tidak terlalu besar sehingga diperlukan masa inisiasi yang pendek. Sedangkan untuk lautan diperlukan masa inisiasi yang panjang. Biasanya untuk keperluan model atmosfir hanya butuh jam iklim saat ini tidak terlalu besar sehingga diperlukan masa inisiasi yang pendek. Sedangkan untuk lautan diperlukan masa inisiasi yang panjang. Biasanya untuk keperluan model atmosfir hanya butuh jam

Semua model iklim bekerja pada sistim grid tertentu. Banyak terdapat grid sistim dan pemilihannya berdasarkan kebutuhan dan berbagai kriteria lainnya. Pembagian grid yang paling sederhana dan umum adalah kotak kota seperti papan catur. Akan tetapi pemilihan sistim grid ini hanya baik untuk daerah tropis. Untuk daerah kutub, misalnya, pemilihan tetap kotak kotak papan catur yang direpresentasikan dalam koordinat cartesian bujur dan lintang bumi. Sehingga dalam perhitungan bujur dan lintang terlihat tidak kotak kotak. Selain itu daerah kutub juga bermasalah karena bersebrangan dengan berbagai belahan bumi (barat dan timur) serta terkadang memotong garis penanggalan. Diperlukan perhitungan tambahan untuk mengkoreksi berbagai reinterpretasi tersebut. Cara grid terbaru memakai sistim curvilinear grid, dengan cara ini sebuah model dapat memiliki kutub dimana saja diinginkan dan memiliki beberapa kutub sekaligus. Keuntungan dengan sistim ini model dapat memiliki daerah yang lebih detail pada wilayah tertentu tanpa mengabaikan aspek dinamika global. Aspek perbedaan grid merupakan perhatian utama para pemodelan iklim dimana mereka membutuhkan metoda agar antara model iklim dapat berkomunikasi pada grid yang berbeda.

Dalam mengaplikasikan teori teori fisika dan dinamika kedalam model perlu dilakukan pendekatan dengan berbagai parameterisasi seperti proses pembentukan awan yang merupakan media sentral transfer energi dan masa udara serta proses turbulensi dan berbagai gelombang. Pada model iklim laut juga proses turbulensi atau mixing

Meteorologi laut Indonesia serta gelombang laut akibat angin adalah faktor penting untuk di

parameterisasi. Pada model laut yang berdiri sendiri, proses flux uap air dan energi antara atmosfir dan laut juga memegang peranan penting sehingga perlu diparameterisasi dengan benar karena akan mempengaruhi nilai SST dan besarnya mixing di lapisan permukaan.

Data untuk model iklim tergantung pada modus peruntukan modelnya. Ada dua modus pengoperasian model yaitu modus iklim dan modus forecasting atau peramalan. Modus iklim mengacu pada pengkajian cuaca atau iklim yang sudah berlalu, sedangkan modus ramalan untuk cuaca mendatang. Model iklim regional dapat dipakai untuk kedua modus tersebut, karena fungsi dari model iklim regional adalah sebagai alat kaca pembesar kondisi iklim global. Hasil dari model iklim global biasanya diberikan sebagai input untuk model iklim regional dimana dinamika proses yang terjadi kembali dihitung dalam skala regional. Sedangkan untuk model global dapat juga dipakai untuk modus iklim tetapi untuk modus forecast memiliki keterbatasan. Untuk modus forecast dibutuhkan kedua model iklim laut dan atmosfir yang dijalankan sekaligus dimana terjadi feedback antara keduanya. Masing masing model tersebut tidak dapat jalan sendiri sendiri untuk modus ramalan karena masing masing saling membutuhkan untuk data di permukaan laut. Untuk modus ramalan hanya membutuhkan data awal atau inisial dan model akan berjalan dengan sendirinya setelah itu. Untuk data awal biasanya dipakai data kondisi terakhir saat ini. Untuk model non ramalan dan non global, data dipenuhi dengan kebutuhan di daerah batas. Untuk model atmosfir global biasanya membutuhkan data SST, sedangkan untuk model laut global membutuhkan data atmosfir di permukaan laut. Sedangkan untuk model iklim regional baik model laut maupun atmosfir membutuhkan juga data di daerah batas domain di laut atau di atmosfir pada masing masing lapisan. Untuk keperluan pemodelan atmosfir data tersebut biasanya didapat dari hasil reanalisa cuaca terdahulu. Selain data tersebut yang bersifat dinamis, diperlukan juga data statis permukaan seperti data orografi dan tutupan lahan. Data Data untuk model iklim tergantung pada modus peruntukan modelnya. Ada dua modus pengoperasian model yaitu modus iklim dan modus forecasting atau peramalan. Modus iklim mengacu pada pengkajian cuaca atau iklim yang sudah berlalu, sedangkan modus ramalan untuk cuaca mendatang. Model iklim regional dapat dipakai untuk kedua modus tersebut, karena fungsi dari model iklim regional adalah sebagai alat kaca pembesar kondisi iklim global. Hasil dari model iklim global biasanya diberikan sebagai input untuk model iklim regional dimana dinamika proses yang terjadi kembali dihitung dalam skala regional. Sedangkan untuk model global dapat juga dipakai untuk modus iklim tetapi untuk modus forecast memiliki keterbatasan. Untuk modus forecast dibutuhkan kedua model iklim laut dan atmosfir yang dijalankan sekaligus dimana terjadi feedback antara keduanya. Masing masing model tersebut tidak dapat jalan sendiri sendiri untuk modus ramalan karena masing masing saling membutuhkan untuk data di permukaan laut. Untuk modus ramalan hanya membutuhkan data awal atau inisial dan model akan berjalan dengan sendirinya setelah itu. Untuk data awal biasanya dipakai data kondisi terakhir saat ini. Untuk model non ramalan dan non global, data dipenuhi dengan kebutuhan di daerah batas. Untuk model atmosfir global biasanya membutuhkan data SST, sedangkan untuk model laut global membutuhkan data atmosfir di permukaan laut. Sedangkan untuk model iklim regional baik model laut maupun atmosfir membutuhkan juga data di daerah batas domain di laut atau di atmosfir pada masing masing lapisan. Untuk keperluan pemodelan atmosfir data tersebut biasanya didapat dari hasil reanalisa cuaca terdahulu. Selain data tersebut yang bersifat dinamis, diperlukan juga data statis permukaan seperti data orografi dan tutupan lahan. Data

Gambar 11.4. Salah satu penerapan penggabungan model iklim laut (MPI-OM) dan atmosfir (REMO) dengan memakai perangkat lunak penggabung (OASIS) dan data atmosfir yang sama (ERA/NCEP). Skema ini telah dipakai untuk membuat model atmosfir laut yang dapat berinteraksi diantara keduanya pada permukaan laut. Penggabungan hanya terjadi diwilayah Indonesia sedangkan diluar wilayah tersebut hanya model iklim laut global yang bekerja (Aldrian et al. 2005).

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1