Partuturon berubah karena latar belakang lingkungan tempat dibesarkan

“ aku memang dari kecilnya sudah tidak tau bahasa Mandailing apalagi partuturonnya, karena mama aku kan orang Jawa jadi kalo di Tanya bahasa Jawa saya baru ngerti.dan kalo masalah tutur keknya kami semua make tutur Jawa la. Karna kan lebih dekat dengan keluarga ibu jadi kita mungkin seringnya dengar bahasa Jawa makanya ngerti. Kalo keluarga bapak kan di tapsel sana jadi jumpa pun jarang dan dengar bahasa Mandailing pun jarang. Jadinya kekginilah seharsnya Batah malah jadi Jawa ngikut mama”. Reni, april 201i. Pernyataan diatas menunjukkan bahwa hubungan seorang anak yang biasanya lebih dekat dengan ibu memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap tingkah laku anak. Berdasarkan pernyataan diatas melalui kedekatan hubungan membuat anak justru lebih memahami adat etnis Ibunya, namun yang menjadi masalah sosial hubungan yang seharusnya dijalankan dengan ketentuan patrilineal terlihat menyimpang dari aturan yang mengharuskan bahwa seorang anak dan istri harus mengikuti ayah suami sesuai dengan marga ayah yang diberikan kepada anak-anaknya. Disinilah letak penyimpangan lain yang ditimbulkan oleh latar belakang orangtua yang berbeda etnis.perubahan besar yang disebabkan adalah hilangnya nilai-nilai etnis budaya Mandailing, termasuk menyangkut masalah partuturon Mandailing.

4.2. Partuturon berubah karena latar belakang lingkungan tempat dibesarkan

Seperti ungkapan pepatah bahwa lingkungan merupakan pencerminan masyarakat yang ada di dalamnya. Lingkungan tertata rapi dan bersih maka orang akan beranggapan bahwa masyarakat yang ada di lingkungan tersebut tergolong orang yang bersih, meskipun pada dasarnya tidak semua masyarakat yang terdapat di lingkungan tersebut bersih, dan masyarakatnya sendiri akan terbawa dengan kebiasaan yang bersih karena adanya proses penyesuaian diri . Sebaliknya hal ini dapat dikaitkan dengan perubahan partuturon masyarakat Mandailing yang disebabkan oleh lingkungan. Faktor lingkungan merupakan salah satu penyebab berubahnya partuturon pada masyarakat Mandailing di kota Medan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan fakta yang ada di lapangan bahwa lingkungan menjadisalah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan partuturon. Kasus yang sering di jumpai di lapangan pada Masyarakat Mandailing yang tinggal menetap di lingkungan etnis Jawa. Diawali melalui proses penyesuaian diri yang ingin di lakukan oleh masyarakat Mandailing terhadap etnis jawa dengan menggunakan bahasa Jawa sehari-hari. Sehingga dengan kebiasaan menggunakan bahasa Jawa tutur juga mengikuti partuturon Jawa yang menyebabkan hilangnya penggunaan bahasa dan partuturon yang sesuai adat Mandailing. sehingga Masyarakat Mandailing yang hidup di lingkungan Jawa melupakan adat dan tradisi mandailing, dan justru hidup dengan menjalankan adat, tradisi bahkan partuturon Jawa. Pernyataan diatas dapat diperkuat melalui pernyataan Ibuk Hotimah berikut ini: “Ibu simbolnya yang orang Mandailing tapi kenyataannya ibu tidak tau bahasa Mandailing dan tidak menggunakan partuturon Mandailing. Ibu lebih ke Jawanya karena Ibu memang dari kecil di besarkan di lingkungan Jawa meskipun Keluarga Ibu orang bermarga.. bahkan orang sekitar sini juga mungkin tidak tau kalo Ibu Mandailing. karna dulu orang tua Ibu Juga kekgitu Mandailing tapi ngikut adat Jawa. Jadi dari kecil ampe sekarang ibu selalu tinggal di lingkungan Jawa. Mau darimana Ibu ngerti adat Mandailing. yaudahlah jadi orang jawa aja”Hotimah, April 2011. Dampak dari penyesuaian dengan lingkungan mampu mempengaruhi bahkan menyebabkan berubahnya nilai budaya dan adat istiadat seseorang. Seperti pernyatan diatas yang memperkuat fakta lapangan bahwa lingkungan mampu menyebabkan berubahnya budaya dan partuturon dan juga didukung oleh pengaruh etnis yang lebih dominan dalam lingkungan tersebut. Perubahan partuturon terjadi dengan diawali penyesuaian diri dan menggunakan bahasa etnis yang lebih dominan agar komunikasi dan hubungan sosial dapat terjalin dengan baik. Sehingga akhirnya berpengaruh terhadap tutur dan menyebabkan partuturon berubah, bahkan menyebabkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat etnisnya sendiri. Universitas Sumatera Utara

4.3. Partuturon berubah karena faktor didikan dan bimbingan orang tua