Hubungan Kerabat Akrab Hubungan Tabu

agar mengetahui partuturon sesuai dengan ketentuan adat, yang bertujuan untuk penentuan hubungan kekerabatan.

3.7.1. Hubungan Kerabat Akrab

Dalam sopan santun kekerabatan harus memperhatikan kedudukan seseorang dalam kelompok kekerabatan. Hubungan akrab menyangkut hubungan emosional, tapi nilai dan aturan adat yang dianggap ideal sehingga membentuk pola hubungan kerabat. Dalam konteks hubungan kerabat akrab terdapat unsur bebas dan informal. Artinya dengan anggota kerabat tertentu seseorang bisa bercanda atau bergurau dalam berintraksi. Anggota kerabat tersebut mencakup: • Ego anak dengan ayahnya • Ego dengan ibunya • Ego dengan anak-anaknya • Saudara sekandung ego • Ego dengan paman • Ego dengan nantulang • Ego dengan namboru • Ego dengan amangboru • Ego dengan bujing • Dan sebagainya. Hubungan kerabat akrab di atas dapat digambarkan melalui bagan di bawah ini. Adapun bagan tersebut sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Bagan 6 8 9 10 11 1 2 12 3 I 4 5 6 7 Keterangan: I Ego dengan 1 ayah, I Ego dengan 2 ibu, I Ego dengan 5,6,7 anak-anaknya, I Ego dengan 3,4 saudaranya, I Ego dengan 10 pamannya, I Ego dengan 11 nantulangnya, I Ego dengan 9 namboru, I Ego dengan 8 amang boru, I Ego dengan 12 bujing. Dalam kerabatan yang tersebut diatas seseorang dapat bersikap bebas sehingga dalam intraksi dapat menggunakan istilah “ ko, homu dan alak “. Secara adat sebutan ini memang kurang sopan, namun dalam hubungan dengan beerapa kelompok kerabat sapaan ini menandakan hubungan yang lebih akrab atau bebas. Namun sebutan ini tidak dapat dipakai terhadap mora karena dianggap tidak sopan.

3.7.2. Hubungan Tabu

Hubungan tabu adalah hubungan yang tidak boleh, tidak bebas atau adanya hubungan sungkan. Orang yang tidak memperhatikan larangan adat maka akan disebut tidak beradat naso mamboto adat. Dalam intraksi sehari – hari dengan beberapa kerabat tertentu sebutan homu, ho pantang digunakan. Dalam kerabat ini sebutan yang dipakai harus Universitas Sumatera Utara didahului dengan kata “ alak “. Kerabat yang tergolong dalam perlakuan sikap sungkan dalam ketentuan adat Mandailing antara lain : • Seorang laki-laki dengan istri adik laki-lakinya alak anggi i • Seorang adik perempuan dengan suami kakaknya alak abang i. • Seorang adik laki-laki terhadap istri abangnya alak kakak i • Menantu perempuan dengan mertua laki-laki alak amang boru • Menantu laki-laki dengan mertua perempuan alak nantulang • Dan sebagainya Hubungan tabu diatas dapat digambarkan ke dalam bagan dibawah ini: Bagan 7 1 2 6 3 I 4 7 Keterangan: 5 adik perempuan dengan 7 suami kakak perempuan, 5 adik perempuan dengan 6 istri abang, 1 mertua laki-laki dengan 6 menantu perempuan, 2 mertua perempuan dengan 7 menantu laki-laki.

3.8. Pengaruh Partuturon Terhadap Sikap