pernikahan antara etnis Mandailing dengan etnis Jawa, pernikahan etnis Mandailing dengan etnis Minang, pernikahan etnis Mandailing dengan etnis Aceh, yaitu Bapak Abdul dan ibu
Halimah, Bapak Sapii dan Ibu Lianti, pasangan Bapak Darwin dan Ibu Ningsih. c.
Etnis Mandailing yang melakukan pernikahan semarga, hal ini bertujuan untuk melihat apakah faktor partuturon mempengaruhi terjadinya hubungan semarga di kalangan
masyarakat Mandailing di kota Medan. Informan yang dipilih adalah etnis Mandailing yang melakukan pernikahan semarga, diantaranya pernikahan marga Nasution dengan Nasution,
pernikahan Marga Lubis dengan marga Lubis, pernikahan marga Rangkuti dengan Rangkuti. Informan tersebut adalah Bapak Hasan Nasution dan Ibu Laila Nasution, Bapak Burhan
Pulungan dan Ibu salmah Pulungan, Bapak Najamuddin Lubis dengan Ibu Minawati Lubus, Bapak Aswar Rangkuti dan Ibu Yusnita Rangkuti.
d. Tokoh Masayarakat Mandailing, hal ini bertujuan untuk peneliti agar lebih menambah
pengetahuan tentang adat partuturon Mandailing yang ideal, sehingga mempermudah peneliti untuk membedakan mana tutur yang ideal dan mana tutur yang berubah. Informan
yang dipilih adalah informan yang menjadi parhata adat dan sekaligus menjadi pinpinan dalam organisasi perkumpulan marga Nasution. Bapak Sutan nasaruddin sakti Lubis Petua
adat, Bapak Kholid Nasution Petua adat,Bapak Arman Nasutian anggota organisasi perkumpulan marga Nasution.
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan agar data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sehingga penelitian ini kebenaran datanya dapat dijamin. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : a.
Data Primer, diperoleh melalui:
Universitas Sumatera Utara
1. Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek
pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktifitas kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian pengamatan betul-betul menyelami
kehidupan objek pengamatan dan bahkan tidak jarang pengamatan kemudian mengambil bagian dalam kehidupan budaya mereka Bungin, 2007:161.
Observasi partisipasi dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan dan melakukan observasi langsung dengan masyarkat yang bersangkutan. Observasi ini dilakukan
untuk mengetahui keberadaan masyarakat Mandailing di lokasi penelitian tersebut, dan tatanan sosial budaya dan adat yang berlaku dilingkungan masyarakat Mandailing. observasi
partisipasi ini penulis gunakan untuk melakukan pendekatan awal dengan objek pengamatan. Penulis mengamati bagaimana perubahan partuturon pada masyarakat Mandailing dan tutur
seperti apa yang dipergunakan, penulis mengamati perubahan sikap dan tanggung jawab pada masyarakat Mandailing, serta mengamati perubahan pola pelaksanaan pesta pernikahan
masyarakat Mandailing. peneliti mengamati inplementasi perubahan partuturon terhadap sikap dan tingkah laku serta tanggungjawab dalam hubungan kekerabatan masyarakat
Mandailing di kota Medan.
2. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan Tanya jawab sampai bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa pedoman guide wawancara. Dimana pewawancara
dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama. Dengan demikian ke khasan wawancara mendalam adalah keterlibatan pewawancara dalam kehidupan informan Bungin,
2007:108. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan menentukan informan kunci yang
disebutkan di atas. Melalui wawancara mendalam informasi yang dibutuhkan bahkan yang
Universitas Sumatera Utara
tidak tahu sebelumnya dapat dikorek melalui pikiran dan kenyataan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Melalui wawancara peneliti memperoleh data yang menyangkut permasalahan
dalam penelitian ini. Peneliti memperoleh perubahan partuturon seperti apa yang terjadi, dan apa yang melatar belakangi terjadinya perubahan partuturon, peneliti juga mengetahui
perubahan adat dan budaya Mandailing dalam pelaksanaan pesta pernikahan. Peneliti memeperoleh data tentang inplementasi partuturon yang berubah terhadap sikap yang turut
berubah pada masyarakat Mandailing di kota Medan. b.
Data Sekunder, dapat diperoleh melalui: Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai
literatur seperti, buku, majalah, jurnal, laporan penelitian dan lain-lain c.
Dokumentasi. Dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuru data histori. Bungin, 2007:121
d. Metode penelusuran Data Online
Perkembangan internet yang semakin maju pesat serta telah mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat. Para akademis juga menjadikan internet sebagai salah satu medium
atau ranah yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi, mulai dari informasi teoritis maupun data-data primer atau sekunder yang diinginkan oleh peneliti
untuk kebutuhan penelitian Bungin, 2007:124
Universitas Sumatera Utara
1.6.3. Teknik Analisis Data