4. Siderejo
5. Siderejo Hilir
6. Bantan
7. Bantan Timur
2.3. Geografis
Koordinat geografis kota Medan Permukaan tanahmya cendrung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 m atas permukaan laut.
Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, sedangkan di sebelah barat , selatan dan timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota medan sendiri
menjadi kota induk dari beberapa kota satelit di sekitarnya seperti kota Binjai, Lubuk Pakam, Deli Tua, dan Tebing Tinggi.
Luas kota Medan saat ini adalah 265,10 km
2
. sebelumnya hingga tahun 1972 Medan hanya mempunyai luas sebesar 51,32 km
2
, namun kemudian diedarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1973 yang memperluas wilayah kota Medan dengan mengintegrasikan sebagai
wilayah Kabupaten Deli Serdang.
2.4. Visi dan Misi Kota Medan
Untuk mewujudkan pembangunan kota Medan yang lebih terarah, terencana, menyeluruh, terpadu, realistis dan dapat dievaluasi, maka perlu dirumuskan rencana strategik
sebagai broad guide line penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan. Kemasyarakatan di kota Medan untuk lima tahun ke depan.
Universitas Sumatera Utara
Rencana stategik yang di tetapkan sekaligus menjadi strategi dasar bagi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan kota, serta memberikan orientasi dan
komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian, disamping adanya rencana pembangunan kota yang handal, perlu
adanya pengukuran pencapaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas publik guna menjamin peningkatan pelayanan umum yang diinginkan.
2.4.1. Visi Kota Medan
Pembangunan kota Medan merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu
visi merupakan simpul dalam upaya menyusunan rencana strategis pembangunan kota. Sebagai gambaran identitas masa depan kota Medan maka perumusan visi didasarkan pada
pertimbangan: 1.
Persyaratan pembangunan kota, seperti berkembangnya demokrasi dan partisipasi, mendorong penegakan hukum, keadilan sosial dan ekonomi, pemerintahan yang kuat,
efisien dan efektif, birokrasi yang kreatif dan inovatif, stabilitas politik dan keamanan yang kondusif, pelayanan publik yang prima, pemerataan pembangunan, dan
pembangunan kota yang berkelanjutan. 2.
Masalah dan tantangan serta kebutuhan pembangunan kota Medan dalam rangka mewujudkan kemajuan kota Medan yang metropolitan.
3. Kebijakan pembangunan nasional, sektoral dan regional yang mendorong
perkembangan kota Medan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan Indonesia bagian barat.
Universitas Sumatera Utara
4. Kecendrungan globalisasi dan regionalisasi
5. Nilai –nilai luhur, norma dan budaya yang telah lama dianut seluruh warga kota
Medan.
2.4.2. Misi Kota Medan
Untuk mempertegas tugas dan tanggung jawab pembangunan dari seluruh stakeholder maka visi pembangunan kota dijabarkan ke dalam misi yang jelas, terarah
dan terukur. Misi ini menjelaskan tujuan dan saran yang ingin dicapai dalam pembangunan kota sehingga diharapkan seluruh stakeholder dapat mengetahui dan
memahami kedudukan dan peran masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Adapun misi kota Medan adalah :
1. Mewujudkan percepatan pembangunan daerah pinggiran, dengan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi untuk kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota.
2. Mewujudkan tata pemerintahan yang lebih baik dengan birokrasi yang lebih efisien,
efektif, kreatif, inovatif, dan responsif. 3.
Peranan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial, ekonomi, budaya. Membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan serta budaya
daerah. 4.
Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
2.5. Keadaan Penduduk.
Universitas Sumatera Utara
Penduduk kota Medan dapat digolongkan pada kategori masyarakat heterogen, yaitu masyarakat yang terdiri dari beragam etnis, suku, agama, ras dan golongan. Komposisi
masyarakat kota Medan terdiri atas Melayu, Batak, Mandailing Toba, Pak-Pak. Simalungun, Angkola, Jawa, Aceh, Tionghoa, India Tamil, Sikh .
Komposisi masyarakat kota Medan yang heterogen terbagi atas beberapa lokasi, hal ini disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut daerah awal tumbuh dan berkembangnya
suku tersebut di kota Medan. Perbedaan lokasi tersebut bukan merupakan gambaran penduduk yang terbelah-belah melainkan sebagai wujud persatuan etnisitas yang dimiliki
setiap masyarakat di kota Medan. Luas kota Medan yang mencapai 265,10 km
2
dan terdiri dari 21 daerah kecamatan yang terpecah lagi pada 155 daerah kelurahan. Kepadatan penduduk kota Medan mencapai
2.036.018 jiwa, dengan tingkat kepadatan 7.681 jiwakm
2
.
2.6. Organisasi Masyarakat
Dari lima wilayah penelitian yang tersebar di kota Medan, masing-masing wilayah tersebut memiliki organisasi masyarakat yang menjadi wadah persatuan masyarakat yang
didasarkan atas aspek-aspek tertentu. Dalam penelitian ini organisasi masyarakat yang menjadi gambaran mengenai masyarakat Mandailing di kota Medan terdapat pada beberapa
organisasi Organisasi masyarakat penting untuk dijelaskan dalam penelitian, karena organisasi
masyarakat merupakan kunci pembuka kepada beberapa hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun organisasi masyarakat tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. HIKMA, merupakan himpunan keluarga Mandailing. Organisasi masyarakat ini
merupakan wadah perkumpulan bagi masyarakat Mandailing yang berdomisili di kota Medan. HIKMA di kota Medan memiliki beberapa perwakilan, yaitu : Dewan Pengurus
Daerah Tingkt I Sumatera Utara dan Dewan Pengurus Cabang terdapat di jalan Letda Sujono-Medan.
2. IKANAS, adalah organisasi masyarakat yang didasarkan pada marga Nasution, organisasi
ini tidak saja beranggotakan marga Nasution melainkan juga menerima marga lainnya sesuai dengan kontribusi yang diberikan pada organisasi.
3. Oorganisasi ini pada umumnya berdasarkan marga ataupun tempat asal daerah
Mandailaing
2.7. Karakteristik Masyarakat Mandailing di Kota Medan.