hati-hati. Ada orang menyebut kahanggi ini dongan marbada atau berkelahi, oleh karena itu harus pandai-pandai menghadapinya.
Peran Dalihan Na Tolu ini sangat penting bagi hubungan kekeluargaan dan hubungan kemasyarakatan. Dalam masyarakat Mandailing bila melakukan horja pesta akan terlebih
dahulu dimusyawarahkan dengan kahanggi, anak boru, dan mora sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3.2. Dasar Hukum Adat Mandailing
Menurut Pandapotan 2005: 83 sebagai dasar petunjuk dan pegangan hidup yang harus dipatuhi dan dilaksanakan di dalam hidup bermasyarakat disebut pastak-pastak ni paradaton
adalah landasan struktur dari berbagai batasan dan aturan yang berlaku dalam masyarakat adat yang dikelompokkan kedalam beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
3.2.1. Patik
Menurut adat patik adalah aturan dasar hidup dan kehidupan didalam masyarakat. Aturan ini berisi ajaran-ajaran untuk menumbuhkan budi pekerti sekaligus merupakan norma-
norma sosial yang tidak tertulis, berfungsi sebagai pedoman hidup yang harus dipegang
MORA
KAHANGGI ANAK BORU
Universitas Sumatera Utara
teguh, baik dalam berbicara, bersikap, maupun bertindak di tengah pergaulan hidup sehari- hari. Oleh karena itu banyak sekali patik-patik ni paradaton yang harus dihayati dan
diamalkan oleh seluruh anggota masyarakat. Secara garis besar dapat dikelompokkan atas dua makna yaitu, patik-patik ni paradaton yang mengajarkan kasih sayang holong dan
patik-patik ni paradaton yang mengajarkan persatuan dan kesatuan domu. Patik juga mengandung muatan dan konsekuensi hukum yang harus di taati, hal ini
menyangkut batasan-batasan apa yang patut dan tidak patut dilakukan, dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tertib hukum yang diajarkan melalui patik-patik ni paradaton,
dimaksudkan agar senantiasa di tempatkan pada tempat yang benar. Patik patik ni paradaton yang dihimpun sebagai butir-butir kebijakan adalah:
Mago pahat mago kuhuran Di toru ni jabi-jabi
Mago adat tulus aturan Anggo dung mardomu tahi
Patik diatas bermakna kesepakatan domu ni tahi adalah syarat penting dalam pelaksanaan adat. Adat sifatnya dinamis, melalui musawarah menghendaki aturan yang sudah
ada dapat dikesampingkan. Dalam hal ini peranan Dalihan Na Tolu sangat penting dalam mengambil keputusan.
3.2.2. Uhum
Patik-patik ni paradaton merupakan sumber yang memuat aturan-aturan yang tidak tertulis, sehingga petunjuk yang tercantum dalam patik-patik ni paradaton tersebut harus ada
pedoman pelaksanaannya. Dalam masyarakat hukum adat Mandailing ketentuan yang demikian disebut dengan istilah uhum. Uhum juga merupakan penjabaran dari berbagai
Universitas Sumatera Utara
aturan dasar yang tidak tertulis yang telah ditetapkan dalam patik-patik ni paradaton. Uhum harus dilaksanakan dan dipatuhi. Dalam uhum diatur susunan masyarakat hukum adat
berlandaskan holong yaitu: Samba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru.
Angka na so somba marhula-hula siraraonma gadongna, Molo so manat mardongan tubu, natajom ma adopanna,
Jala molo so elek marboru, andurabionma tarusanna.
Hukum adat Mandailing menjadi pedoman dalam kehidupan sosial yang hidup dalam tatanan adat sejak lahir sampai meninggal dunia.
1. Hubungan kekeluargaan yang bersifat genealogis territorial
Semua anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu territorial yang berasal dari satu keturunan, harus saling mengenal dan mengetahui.
2. Hubungan kekeluargaan genealogis dengan sistem kebapaan
Dikatakan sifat genealogis oleh karena hubungan kekeluargaan diambil dari garis keturunan bapak. Disamping itu uhum juga mengatur beberapa hal diantaranya:
a. Hak dan kewajiban raja pada masa dahulu ketika kekuasaan raja masih
diakui b.
Hak dan kewajiban rakyat.
3.2.3. Ugari