Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, yang menyatakan bahwa petugas yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi
pekerjaan yang memungkinkannya menggunakan kreativitas dan inovasinya, bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Pengakuan
terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang bersumber dari kompensasi. Sejalan dengan pendapat Handoko
2001, yang mengungkapkan bahwa motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, dalam diri individu sudah ada suatu
dorongan untuk melakukan tindakan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Meliala 2011 tentang
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Dokter dalam Pengisian Rekam Medis Pasca Diberlakukannya Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai, yang menyimpulkan bahwa kinerja dokter dalam pengisian rekam medis kurang diakui
oleh atasannya dan teman sejawat.
d. Motivasi Intrinsik Indikator Pekerjaan Itu Sendiri
Hasil penelitian tentang motivasi intrinsik indikator pekerjaan itu sendiri, diketahui bahwa jawaban responden mayoritas setuju dari aspek; kinerja dalam
pemberian pelayanan kepada pasien rawat inap Tabel 4.5. Berdasarkan skor rata- rata indikator pekerjaan itu sendiri sebesar 12,0 merupakan urutan ke dua tertinggi,
namun berbeda dengan mean teoritik sebesar 16,0 Tabel 4.8.
Hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa doktrer menyadari adanya tupoksi dalam memberikan tindakan perawatan pada pasien rawat inap, dan
merupakan kewajiban dokter dalam melayani pasien namun dokter belum menyadari sepenuhnya bahwa memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap merupakan
kewajibannya sebagai dokter. Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, yang
menyatakan bahwa pekerjaan itu sendiri merupakan faktor motivasi bagi pegawai untuk berforma tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah
mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai, merupakan faktor motivasi, karena keberadaannya sangat menentukan bagi
motivasi untuk berforma tinggi dan memerlukan pengukuhan reinforcement.
e. Motivasi Intrinsik Indikator Kemungkinan Pengembangan
Hasil penelitian tentang motivasi intrinsik indikator kemungkinan pengembangan, diketahui bahwa jawaban responden mayoritas tidak setuju tentang
kemungkinan pengembangan dari aspek; pengembangan karier, kesempatan mengikuti seminarworkshop, tawarankesempatan melanjutkan pendidikan, dan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kedokteran Tabel 4.6. Berdasarkan skor rata-rata indikator kemungkinan pengembangan sebesar 9,54
merupakan urutan ke empat tertinggi, namun berbeda dengan mean teoritik sebesar 16,0 Tabel 4.8.
Hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa masih ada sebagain besar dokter beranggapan manajemen rumah sakit kurang memberikan peluang untuk
mendukung pengembangan karir, dengan alasan aturan pengembangan karir sudah diatur secara tersendiri oleh manajemen rumah sakit, sehingga kurang termotivasi
dengan baik dalam menyelesaikan pekerjaan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan dokter bahwa sebenarnya
mereka mengharapkan dukungan dari manajemen rumah sakit untuk memberikan reward ataupun punishment bagi dokter yang melakukan kinerja dengan baik dan
s ecara hirarki tentang pengembangan karir sudah ada diatur tersendiri oleh organisasi.
Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, yang menyatakan bahwa karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan
kemampuannya misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus dan juga melanjutkan pendidikan, karena hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh
dan berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih giat dalam bekerja.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Sitanggang 2012 tentang Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Dokter dalam Pengisian
Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, yang menyimpulkan bahwa kinerja dokter dalam melaksanakan pengisian rekam medis kurang mendapat
kesempatan untuk kemungkinan pengembangan karir. Kemungkinan pengembangan karir diatur oleh manajemen organisasi rumah sakit berdasarkan aturan yang baku
dari pimpinan.
e. Motivasi Intrinsik Indikator Kemajuan