BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Kinerja Dokter a. Hasil Observasi
Hasil observasi tentang kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap indikator kualitas meliputi reliability kehandalan, responsiveness
ketanggapan, assurance Jaminan, dan emphaty Empati. Skor rata-rata paling tinggi adalah 12,02 responsiveness ketanggapan dan skor terendah 3,67 emphaty
empati Tabel 4.28. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap belum optimal, karena hanya sebatas tanggap
saja belum sepenuhnya diikuti dengan tindakan dalam memberikan pelayanan. Skor total indikator kualitas 37,44 jauh dibawah mean teoritik 76
Tabel 4.28. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dokter belum sepenuhnya baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap, karena
indikator kualitas belum mencapai 50 dari mean teoritik. Skor rata-rata kuantitas paling tinggi adalah indikator visite semua pasien 2,1
dan skor terendah mengisi Rekam Medis 1,7 Tabel 4.28. Skor total indikator kuantitas 3,8 jauh dibawah mean teoritik 8 Tabel 4.28. Hal ini menunjukkan bahwa
secara kuantitas kinerja dokter belum sesuai dengan yang direncanakan, karena indikator kuantitas belum mencapai 50 dari mean teoritik.
Secara keseluruhan skor total kinerja indikator kualitas dan kuantitas 41,25 jauh dibawah mean teoritik 84 Tabel 4.28. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
dokter dalam meberikan pelayanan pasien rawat inap belum seperti yang diharapkan, karena kinerja indikator kualitas dan kuantitas belum mencapai 50 dari mean
teoritik. Manajemen rumah sakit perlu mengupayakan pembenahan tentang kinerja dokter dan hal ini sesuai dengan latar belakang penelitian yang diutarakan
sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi
dan lingkungan kerja fungsi di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan belum berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan Arep dan Tanjung
2003, yang menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia akan berjalan dengan baik apabila fungsi manajerial yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek
manajerial dan fungsi operasional yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek operasional sumber daya manusia pada organisasi dilaksanakan dengan baik.
Menurut Gibson et.al. 2003; Mathis dan Jackson 2002; Ilyas 2002, kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.
Kinerja karyawan memengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat
perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi baik secara kuantitas maupun kualitas dan kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok.
Menurut Davis 1996, faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan motivasi. Secara psikologis, kemampuan karyawan terdiri dari
kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge+skill. Demikian pula menurut Siagian 2003 bahwa motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong
setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja karyawan.
b. Hasil Wawancara dengan Pasien