merupakan kewajiban seorang dokter dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis sesuai dengan tercantum pada Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan dokter serta manajemen
rumah sakit diperoleh informasi bahwa dokter menyadari sepenuhnya memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap merupakan tanggung jawab mereka, namun
karena kesibukan dalam melayani pasien, dan kadang-kadang secara hirarki ada kesibukan pelayanan kesehatan lain diluar rumah sakit seperti adanya kegiatan
penanganan bencana yang melibatkan dokter rumah sakit, sehingga ada sebagian dokter belum optimal memberikan pelayanan.
Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, menyatakan bahwa secara intrinsik atau internal setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui
sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab lebih besar yang berasal dari dalam diri sendiri
untuk memenuhi kebutuhan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Zulkhairi 2010, tentang
determinan kinerja dokter spesialis di ruang rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, yang mengungkapkan secara psikologis faktor motivasi
berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
b. Motivasi Intrinsik Indikator Prestasi Kerja
Berdasarkan hasil penelitian tentang motivasi intrinsik dengan indikator prestasi kerja, diketahui bahwa mayoritas jawaban responden setuju dan sangat setuju
tentang prestasi kerja dari aspek; mampu memotivasi diri sendiri, diberi kesempatan untuk mengajukan ide, dan prestasi kerja dihargai oleh pihak manajemen Tabel 4.3.
Berdasarkan skor rata-rata motivasi intrinsik indikator prestasi kerja sebesar 8,87 merupakan urutan ke empat tertinggi Tabel 4.8 namun berbeda dengan mean
teoritik sebesar 12,0. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dokter mementingkan prestasi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien,
mereka termotivasi bekerja bukan untuk memenuhi kebutuhan dasar semata. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan dokter menjelaskan
bahwa pelayanan kesehatan kepada pasien memang sudah merupakan tanggungjawab sebagai dokter, namun ada sebagian dokter belum maksimal dalam bekerja dengan
alasan bahwa hasil kerja secara langsung tidak terkait dengan prestasi kerja. Dalam manajemen organisasi masalah prestasi kerja seperti kenaikan pangkat ataupun
jabatan mempunyai tahapan-tahapan prosedur yang sudah ditetapkan secara hirarki. Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, menyatakan
bahwa setiap orang menginginkan keberhasilan dalam setiap kegiatan. Pencapaian prestasi dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang bersangkutan
untuk melakukan tugas-tugas berikutnya. Demikian juga dengan teori David C McClelland dalam Handoko 2001, tentang motivasi berprestasi, adanya motivasi
berprestasi yang tinggi akan berhubungan dengan peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Zulkhairi 2010, tentang
determinan kinerja dokter spesialis di ruang rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, yang mengungkapkan bahwa secara psikologis faktor motivasi
intrinsik indikator prestasi kerja berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
c. Motivasi Intrinsik Indikator Pengakuan Hasil Kerja