c. Motivasi Ekstrinsik Indikator Kondisi Kerja
Hasil penelitian tentang motivasi ekstrinsik indikator kondisi kerja, diketahui bahwa jawaban responden mayoritas tidak setuju dari aspek; lingkungan rumah sakit,
pengaturan kenyamanan ruang kerja dan
alur kerja dalam rumah sakit
kurang mendukung Tabel 4.11. Berdasarkan skor rata-rata indikator kondisi kerja sebesar
6,0 merupakan urutan terendah, jauh berbeda dengan mean teoritik sebesar 12,0 Tabel 4.15.
Hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa, masalah kondisi kerja yang kontinu dan serasi perhatian manajemen rumah sakit sangat minim.
Seharusnya pihak manajemen rumah sakit meningkatkan perhatian, memelihara kondisi kerja yang baik dan komunikasi yang efektif, karena melalui komunikasi
berbagai hal yang menyangkut pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan kondisi kerja akan menjadi lebih baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Luthans 2003, bahwa kebutuhan rasa aman melalui kondisi kerja
yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh peralatan yang memadai, karyawan akan merasa betah dan produktif dalam bekerja sehari-hari.
d. Motivasi Ekstrinsik Indikator Hubungan Kerja
Hasil penelitian tentang motivasi ekstrinsik indikator hubungan kerja, diketahui bahwa jawaban responden mayoritas tidak setuju dari aspek; dukungan
rekan kerja, hubungan kerja dengan paramedis dan kelengkapan catatan medik Tabel 4.12. Berdasarkan skor rata-rata indikator hubungan kerja 6,70 merupakan
urutan kedua terendah dan berbeda dengan mean teoritik sebesar 12,0
Tabel 4.15. Hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan kerja dalam organisasi kurang harmonis baik dengan rekan kerja maupun dengan
teman sejawat. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan dokter serta manajemen
rumah sakit sebagain besar menyatakan bahwa hubungan kerja merupakan faktor yang penting, sesama dokter dan petugas medis dan non medis yang lain dalam
organisasi, mereka menyadari bahwa adanya hubungan kerja yang kurang harmonis di dalam organisasi merupakan salah satu penyebab belum optimalnya kinerja dokter
dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh
Herzberg dalam Luthans 2003, untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah didukung oleh suasana atau hubungan kerja yang harmonis antara sesama
pegawai maupun atasan dan bawahan. Robbins 2006, menyatakan hubungan antara atasan dan bawahan serta
hubungan sesama pegawai merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam organisasi. Hubungan menyangkut jalinan komunikasi baik vertikal, horizontal dan
diagonal. Pemahaman mengenai hubungan ini tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu bekerjasama dan memengaruhi kinerja dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien bagi organisasi. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Sitanggang 2012 tentang
Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Dokter dalam Pengisian Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, yang menyimpulkan
bahwa dokter dan sesama rekan kerja dalam melaksanakan tugas sehari-hari terjadi hubungan kerja kurang harmonis, merupakan salah satu penyebab belum optimalnya
kinerja dokter dalam pengisian rekam medis.
e. Motivasi Ekstrinsik Indikator Prosedur Kerja