setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja karyawan.
b. Hasil Wawancara dengan Pasien
Hasil wawancara dengan 61 orang pasien tentang pelayanan dokter kepada pasien rawat inap di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan
Medan, dapat dismpulkan sebagai berikut:: a. Mayoritas responden menyatakan bahwa : kadang-kadang dokter visite setiap hari,
tepat waku, menyediakan waktu yang cukup berkomunikasi dengan pasien, dan tidak menyediakan waktu bila pasien bertanya diluar jam visite.
b. Mayoritas responden menyatakan bahwa: kadang-kadang dokter menanggapi keluhan pasien dengan cepat dan tepat, penjelasan yang diberikan oleh dokter
tentang penyakit yang di keluhkan kurang jelas, kurang yakin atas penjelasan yang diberikan oleh dokter tentang penyakit yang di keluhkan, dan kadang-kadang
dokter mengupayakan sesegera mungkin memberikan jawaban atas pertanyaan pasien.
c. Mayoritas responden menyatakan bahwa: dokter tidak menanyakan kembali tentang kemajuan perkembangan kesehatan melalui fasilitas telepon walaupun
jadwal konsul kembali belum tiba, dokter bersikap kurang ramah kepada pasien sewaktu berkonsultasi, dokter tidak menunjukkan rasa empati sewaktu
berkonsultasi dengan pasien, dan tidak ada perbedaan sikap dokter terhadap pasien dengan pasien lainnya Lampiran 5.
Berdasarkan hasil observasi dengan dokter dan wawancara dengan pasien tentang kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap tidak
jauh berbeda, artinya pelayanan yang diberikan oleh dokter belum optimal kepada pasien.
5.2 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Dokter dalam Memberikan Pelayanan Kepada Pasien Rawat Inap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara univariat rata-rata skor motivasi intrinsik 60,85 berbeda dengan mean teoritik 88 Tabel 4.16, namun diatas skor rata-
rata 44, hal ini memberikan gambaran bahwa motivasi dokter secara intrinsik sudah baik karena diatas skor rata-rata. Sedangkan skor motivasi ekstrinsik 51,13 dengan
mean teoritik 80 Tabel 4.16, namun diatas rata-rata 40. Skor rata-rata total motivasi 111,98 dengan mean teoritik 168 Tabel 4.16, masih dibawah skor mean teortitik
namun diatas rata-rata 84. Hal ini memberikan gambaran bahwa motivasi dokter secara ekstrsinsik juga
sudah baik karena diatas skor rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kontribusi motivasi dokter secara intrinsik dalam memberikan
pelayanan kepada pasien rawat inap lebih besar dari pada motivasi ekstrinsik. Hal ini memberikan masukan bagi manajemen rumah sakit dalam hal pemberian motivasi
kepada dokter dalam rangka meningkatkan kinerja di rumah sakit. Hasil penelitian secara multivariat menggunakan uji regresi berganda
menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap di Rumah Sakit
Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan dengan nilai p=0,0010,05 Tabel 4.33, artinya semakin meningkat motivasi dokter maka kinerja dokter
semakin optimal dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Ginting 2011; Meliala
2011 dan Sitanggang 2012, menyimpulkan bahwa motivasi secara intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam
medis serta motivasi intrinsik paling berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis.
Menurut Maslow dalam Robbin 2006, bahwa manusia mempunyai berbagai kebutuhan dan mencoba mendorong untuk bergerak memenuhi kebutuhan tersebut.
Kebutuhan itu wujud dalam beberapa tahap kebutuhan. Setiap manusia mempunyai keperluan untuk memenuhi kepuasan diri dan bergerak memenuhi kebutuhan
tersebut. Maslow memisahkan kelima kebutuhan sebagai kategori tinggi dan kategori rendah, kebutuhan faali dan kebutuhan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan
kategori rendah dan kebutuhan sosial dan kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan kategori tinggi. Kebutuhan kategori tinggi dipenuhi
secara internal di dalam diri orang itu. Sedangkan kebutuhan kategori rendah terutama dipenuhi secara eksternal dengan upah, kontrak serikat buruh, dan masa
kerja. Demikan juga dengan pendapat Gibson et al. 2003, menyatakan bahwa
manusia termotivasi untuk bekerja dengan bergairah ataupun bersemangat tinggi, apabila ia memiliki keyakinan akan terpenuhinya harapan-harapan yang didambakan
serta tingkat manfaat yang akan diperolehnya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi terpenuhinya akan harapan-harapan dan hasil kongkrit yang akan diperolehnya, maka
semakin tinggi pula motivasi positif yang akan ditunjukkan olehnya. Pembahasan variabel motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
secara deskriptif untuk masing-masing indikator sebagai berikut:
5.2.1 Motivasi Intrinsik
Mengacu kepada hasil penelitian tentang motivasi intrinsik dengan indikator tanggung jawab, prestasi kerja, pengakuan hasil kerja, pekerjaan itu sendiri,
kemungkinan pengembangan, dan kemajuan. Adapun pembahasan untuk masing- masing indikator sebagai berikut:
a. Motivasi Intrinsik Indikator Tanggung Jawab
Berdasarkan hasil penelitian tentang motivasi intrinsik dengan indikator tanggung jawab, diketahui bahwa mayoritas jawaban responden sangat setuju dan
setuju tentang tanggung jawab dari aspek; bekerja sesuai dengan jadwal dan pedoman, bekerja dengan penuh tanggung jawab, berupaya memenuhi kebutuhan
pasien secara maksimal, dan mengerjakan fungsi dan tugas tepat waktu Tabel 4.2. Motivasi intrinsik indikator tanggung jawab memiliki skor rata-rata paling tinggi,
yaitu sebesar 13,03 Tabel 4.8 namun tidak jauh berbeda dengan mean teoritik, yaitu 16,0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokter yang menjadi objek dalam penelitian ini secara individu masih ada menilai pemberian pelayanan kepada pasien
rawat inap hanya sebatas tanggungjawab belum menyadari sepenuhnya bahwa hal ini
merupakan kewajiban seorang dokter dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis sesuai dengan tercantum pada Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan dokter serta manajemen
rumah sakit diperoleh informasi bahwa dokter menyadari sepenuhnya memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap merupakan tanggung jawab mereka, namun
karena kesibukan dalam melayani pasien, dan kadang-kadang secara hirarki ada kesibukan pelayanan kesehatan lain diluar rumah sakit seperti adanya kegiatan
penanganan bencana yang melibatkan dokter rumah sakit, sehingga ada sebagian dokter belum optimal memberikan pelayanan.
Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, menyatakan bahwa secara intrinsik atau internal setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui
sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab lebih besar yang berasal dari dalam diri sendiri
untuk memenuhi kebutuhan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Zulkhairi 2010, tentang
determinan kinerja dokter spesialis di ruang rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, yang mengungkapkan secara psikologis faktor motivasi
berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
b. Motivasi Intrinsik Indikator Prestasi Kerja