Periode 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998 masa Orde Baru
PPKN 285
1 Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada tahun 1968 hanya 70 dollar Amerika Serikat, dada 1996 telah mencapai lebih dari
1�000 dollar Amerika Serikat� 2
Suksesnya program transmigrasi� 3
Suksesnya program Keluarga Berencana � 4
Sukses memerangi buta huruf� Akan tetapi dalam perjalanan pemerintahannya, Orde Baru melakukan beberapa
penyimpangan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945� Beberapa penyimpangan konstitusional yang paling menonjol pada masa Pemerintahan
Orde Baru sekaligus menjadi kelemahan sistem pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut�
1 Bidang ekonomi: Penyelengaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal
33 Undang-Undang Dasar 1945� Terjadinya praktik monopoli ekonomi� Pembangunan otonomi bersifat sentralistik sehingga terjadi jurang pemisah
antara pusat dan daerah� Pembangunan ekonomi dilandasi oleh tekad untuk kepentingan individu�
2 Bidang Politik: Kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif� Presiden sebagai
pelaksana undang-undang kedudukannya lebih dominan dibandingkan dengan lembaga legislatif� Pemerintahan bersifat sentralistik, berbagai keputusan
disosialisasikan dengan sistem komando� Tidak ada kebebasan untuk mengkritik jalannya pemerintahan� Praktik kolusi, korupsi dan nepotisme
KKN biasa terjadi yang tentunya merugikan perekonomian negara dan kepercayaan masyarakat�
3 Bidang hukum Perundang-undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi kekuasaan presiden kurang memadai sehingga kesempatan ini memberi
peluang terjadinya praktik KKN dalam pemerintahan� Supremasi hukum tidak dapat ditegakkan karena banyaknya oknum penegak hukum yang cenderung
memihak pada orang tertentu sesuai kepentingan� Hukum bersifat kebal terhadap penguasa dan konglomerat yang dekat dengan penguasa�
Segala penyimpangan yang disebutkan di atas telah melahirkan kekuasaan pemerintahan Orde Baru menjadi absolut� Hal itu mengakibatkan negara
Indonesia terjerembab pada suatu keadaan krisis multidimensional� Kondisi yang mencemaskan ini telah membangkitkan gerakan reformasi menumbangkan rezim
otoriter� Akibatnya, pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri� Sebagai gantinya, B�J� Habibie yang ketika itu menjabat
sebagai wakil presiden, dilantik sebagai Presiden RI yang ketiga� Masa jabatan Presiden B�J� Habibie berakhir setelah pertanggungjawabannya ditolak oleh
sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999�