Makna Perjanjian Internasional Proses Pembelajaran

PPKN 205 suatu perjanjian internasional� Di dalam perjanjian internasional, diatur hal-hal yang menyangkut hak dan kewajiban antara negara-negara yang mengadakan perjanjian dalam rangka hubungan internasional� Perjanjian internasional mempunyai pengertian yang beragam� Berikut ini beberapa pandangan yang dikemukan oleh para ahli mengenai makna perjanjian internasional� a� Mochtar Kusumaatmadja, menyatakan bahwa perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antarbangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu� b� Oppenheimer-Lauterpacht, mengungkapkan bahwa perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya� c� G� Schwarzenberger, memaknai perjanjian internasional sebagai suatu perjanjian antara subjek-subjek hukum hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional� Perjanjian internasional dapat berbentuk bilateral maupun multilateral� Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga internasional, juga negara- negara� d� Konvensi Wina tahun 1969, merumuskan perjanjian internasional sebagai suatu perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu� e� Academy of Sciences of USSR, menyimpulkan bahwa suatu perjanjian internasional adalah suatu persetujuan yang dinyatakan secara formal antara dua atau lebih negara-negara mengenai pemantapan, perubahan atau pembatasan hak-hak dan kewajiban mereka secara timbal balik� Dengan demikian, dari pandangan-pandangan di atas, dapat dirumuskan bahwa secara umum perjanjian internasional dapat diartikan sebagai perjanjian antarnegara atau antara negara dengan organisasi internasional yang menimbulkan akibat hukum tertentu berupa hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian tersebut� Perjanjian internasional menjadi sumber hukum terpenting bagi hukum internasional positif, karena lebih menjamin kepastian hukum� Di dalam proses perumusan suatu perjanjian internasional, yang paling penting adalah adanya kesadaran masing-masing pihak yang membuat perjanjian untuk mematuhinya secara etis normatif� Menurut Pasal 38 Ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional, perjanjian internasional merupakan sumber utama dari sumber-sumber hukum internasional lainnya. Hal tersebut dapat dibuktikan terutama dalam kegiatan-kegiatan internasional dewasa ini yang sering berpedoman pada perjanjian antara para subjek hukum internasional yang mempunyai kepentingan yang sama� Misalnya, Deklarasi Bangkok 1968 yang melahirkan Organisasi ASEAN dengan tujuan 206 Kelas XII SMAMTs Semester 1 kerja sama di bidang ekonomi, sosial dan budaya� Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting, karena alasan berikut� a. Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum sebab perjanjian internasional diadakan secara tertulis� b. Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama di antara para subjek hukum internasional� Dari dua alasan tersebut, suatu perjanjian internasional yang dibuat secara sepihak karena ada unsur paksaan dianggap tidak sah dan batal demi hukum� Oleh karena itu, dalam membuat suatu perjanjian internasional harus diperhatikan asas- asas berikut� a. Pacta Sunt Servada, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya� b. Egality Rights , yaitu asas yang menyatakan bahwa pihak yang saling mengadakan hubungan atau perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang sama� c. Reciprositas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif� d. Bonaides, yaitu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam perjanjian tersebut tidak ada pihak yang merasa dirugikan� e. Courtesy, yaitu asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara� f. Rebus sig Stantibus, yaitu asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu�

2. Istilah-istilah Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional mempunyai istilah yang beragam� Pemberian istilah perjanjian internasional didasarkan pada tingkat pentingnya suatu perjanjian internasional serta keharusan untuk mendapatkan ratiikasi dari setiap kepala negara yang mengadakan suatu perjanjian� Adapun, istilah lain dari perjanjian internasional adalah sebagai berikut� a� Traktat treaty, yaitu suatu perjanjian antara dua negara atau lebih untuk mencapai hubungan hukum mengenai objek hukum kepentingan yang sama� Dalam hal ini, masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat dan mutlak serta harus diratiikasi. Istilah traktat digunakan dalam perjanjian internasional yang bersifat politis� Misalnya, traktat antara Republik Indonesia dan Australia tentang batas landas kontinen dan eksplorasi di celah Timor pada tahun 1990, yang dikenal dengan perjanjian Celah Timor� b� Persetujuan agreement, yaitu suatu perjanjianpersetujuan antara dua negara atau lebih yang mempunyai akibat hukum seperti dalam traktat� Namun PPKN 207 agreement lebih bersifat teknis atau administratif, dan tidak mutlak harus diratiikasi. Misalnya agreement tentang ekspor-impor komoditas tertentu� c� Konvensi convention,yaitu suatu perjanjian yang bersifat multilateral� Ketentuan-ketentuanya berlaku bagi masyarakat internasional secara keseluruhan law making treaty. Misalnya, Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 di Montego-Jamaika� d� Protokol protocol ,yaitu suatu perjanjian yang kurang resmi dibandingkan traktat atau konvensi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara� Protokol hanya mengatur masalah-masalah tambahan, seperti penafsiran klausul-klausul atau persyaratan perjanjian tertentu� Contohnya, Protokol Den Haag tahun 1930 tentang perselisihan penafsiran undang-undang nasionalitas tentang wilayah perwalian dan lain-lain� e� Piagam statuta,yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan internasional, baik mengenai lapangan-lapangan kerja internasional maupun mengenai anggaran dasar suatu lembaga� Misalnya, Statuta of The International Court of Justice, pada tahun 1945� Adakalanya piagam itu digunakan untuk alat tambahanlampiran pada konvensi, seperti Piagam Kebebasan Transit yang dilampirkan pada Convention of Barcelona tahun 1921� f� Charter, yaitu suatu piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu� Misalnya, The Charter of The United Nations tahun1945 dan Atlantic Charter tahun 1941� g� Deklarasi declaration, yaitu suatu perjanjian yang bertujuan untuk memperjelas atau menyatakan adanya hukum yang berlaku atau menciptakan hukum baru� Misalnya Universal Declaration of Human Rights pada tanggal 10 Desember 1948�

h. Modus vivendi, yaitu suatu dokumen yang mencatat persetujuan internasional

yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan secara permanen, terinci dan sistematis serta tidak membutuhkan ratiikasi. i� Covenant, yaitu istilah yang digunakan untuk menyebut anggaran dasar Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920, yang bertujuan untuk menjamin terciptanya perdamaian dunia, meningkatkan kerja sama internasional dan mencegah terjadinya peperangan� j� Ketentuan penutup inal act,yaitu suatu dokumen yang mencatat ringkasan hasil konferensi, di sini disebutkan tentang negara-negara peserta dan nama- nama utusan yang ikut berunding serta hal-hal yang disetujui dalam konferensi itu, termasuk interpretasi ketentuan-ketentuan hasil konferensi� k� Ketentuan umum general act, yaitu traktat yang bersifat resmi dan tidak resmi� Misalnya, LBB Liga Bangsa-Bangsa menggunakan ketentuan umum mengenai arbitrasi untuk menyelesaikan secara damai pertikaian internasional tahun 1928�