Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional

PPKN 197 bahwa sebagai negara yang baru merdeka, kita dihadapkan pada lingkungan pergaulan dunia yang dilematis� Pada awal pendirian negara Republik Indonesia, kita dihadapkan pada satu situasi dunia yang dikuasai oleh dua kekuatan negara adidaya sebagai akibat dari Perang Dunia II� Dua kekuatan tersebut adalah Blok Barat di bawah kendali Amerika Serikat dengan mengusung ideologi liberal, sedangkan kekuatan lainnya dikuasai oleh Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dengan mengusung ideologi komunis� Kenyataan ini sangat berpengaruh pada negara Indonesia yang baru saja merdeka dan tengah berupaya keras mempertahankan kemerdekaanya dari rongrongan Belanda� Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia� Kondisi demikian mau tidak mau memaksa bangsa Indonesia untuk menentukan sikapnya, walaupun usianya masih sangat muda� Sikap bangsa Indonesia tersebut tertuang dalam rumusan politik luar negeri Indonesia� Pemerintah Indonesia yang pada waktu itu dipimpin oleh Ir� Soekarno sebagai Presiden dan Drs� Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden, pada tanggal 2 September 1948 di hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat mengumumkan pendirian politik luar negeri Indonesia yang antara lain berbunyi ”...tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih antara pro-Rusia atau pro-Amerika? Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita?”� Pemerintah Indonesia pada waktu itu berpendapat bahwa pendirian yang harus diambil tidak menjadikan negara kita terjebak dalam kepentingan dua blok tersebut, negara kita tidak mau menjadi objek dalam pertarungan politik antara dua blok tersebut� Negara kita harus menjadi subjek yang berhak menentukan sikapnya sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu merdeka seutuhnya tanpa ada rongrongan dari negara lain� Dalam kesempatan itu Drs� Muhammad Hatta menyampaikan pidatonya dengan judul yang sangat menarik, yaitu Mendayung antara Dua Karang� Pidato tersebut kemudian dirumuskan lagi secara eksplisit sebagai prinsip bebas aktif, yang kemudian menjadi corak politik luar negeri Indonesia sampai sekarang� Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif� Sifat politik luar negeri inilah yang mewarnai pola kerja sama bangsa Indonesia dengan negara lain� Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa di bawah ini yang dengan jelas menggambarkan bentuk kerja sama yang dikembangkan bangsa Indonesia, yaitu sebagai berikut� a. Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa PBB yang ke-60 pada tanggal 28 September 1950� Meskipun pernah keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965 sebagai bentuk protes atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, akan tetapi pada tanggal 28 September 1966 Indonesia masuk kembali menjadi anggota PBB dan tetap sebagai anggota yang ke 60 198 Kelas XII SMAMTs Semester 1 b. Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika KAA pada tahun 1955 yang melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan Dasasila Bandung� Pelaksanaan Konferensi ini sering diperingati setiap tahunnya, terakhir pada tahun bulan April 2005, diperingat 50 tahun KAA di Bandung yang dihadiri oleh para Kepala Negara di kawasan Asia-Afrika� c. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok GNB pada tahun 1961, bahkan pada tahun 1992 dalam Konferensi Negara-negara non-Blok yang berlangsung di Jakarta, Indonesia ditunjuk menjadi Ketua GNB� Melalui GNB ini secara langsung Indonesia telah turut serta meredakan ketegangan perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur� d. Terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB dengan mengirimkan Pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konlik seperti Konggo, Vietnam, Kamboja, Bosnia dan sebagainya� Bahkan, pada tahun 2007, Indonesia ditetapkan menjadi anggota tidak tetap Dewan Kemanan PBB� e. Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN Assosiaciation of South-East Asian Nation yaitu organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, bahkan Sekretariat Jenderal ASEAN berada di Jakarta� f. Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari SEA Games, Asian Games, Olimpiade, dan sebagainya� g. Indonesia aktif juga dalam beberapa organisasi internasional lainnya, hal ini dibuktikan dengan tercatatnya bangsa Indonesia sebagai anggota Organisasi Konferensi Islam OKI, organisasi negara-negara pengekspor minyak OPEC, dan organisasi kerja sama ekonomi Asia Pasiik APEC. h. Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan berbagai negara yang ditandai dengan pertukaran perwakilan diplomatik dengan negara yang bersangkutan� Sebagai wujud dari hal tersebut, di negara kita terdapat kantor Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal negara lain� Begitu juga dengan kantor Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal negara kita yang terdapat di negara lain� Kemudian, wujud politik bebas aktif bangsa Indonesia dapat dilihat dari perjanjian internasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia� Berikut ini contoh perjanjian internasional yang pernah dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dengan negara lain� a. Perjanjian penyelesaian dwikewarganegaraan dengan Republik Rakyat Cina pada tahun 1955� b. Perjanjian penyerahan Irian Barat dengan pemerintah Kerajaan Belanda pada 15 Januari 1962� c. Perjanjian penentuan garis batas Laut Andaman di sebelah utara Selat Malaka dengan pemerintah Kerajaan Thailand pada tahun 1971� d. Perjanjian mengenai penentuan garis batas wilayah antara Indonesia dan Papua PPKN 199 Nugini dengan pemerintah Australia pada 12 Februari 197� e. Persetujuan mengenai garis batas landas kontinen antara Indonesia dan Singapura di Selat Singapura dengan pemerintah Singapura pada tanggal 25 Mei 1973� f. Perjanjian ekstradisi dengan pemerintah Kerajaan Malaysia pada tahun 1974� g. Perjanjian mengenai pertahanan dan keamanan dengan pemerintah Australia pada tanggal 16 Desember 1995�

6. Manfaat Kerja Sama dan Perjanjian Internasional Bagi Indonesia

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa hubungan internasional baik dalam bentuk kerja sama maupun perjanjian internasional memiliki kedudukan yang sangat penting bagi keberadaan suatu negara� Suatu negara banyak memperoleh manfaat dari hubungan internasional yang dilakukannya� Secara umum, manfaat yang diperoleh oleh setiap negara adalah adanya kemudahan dalam mengatasi kekurangan yang terjadi di negaranya� Suatu negara dengan bantuan dari negara lain yang menjadi mitranya dapat mencukupi kebutuhan rakyatnya yang tidak dapat dipenuhi sendiri oleh negara yang bersangkutan� Negara Indonesia pun merasakan hal yang serupa� Kita tidak dapat mengelak kalau negara kita belum sepenuhnya mampu mencukupi kebutuhan rakyatnya, melalui hubungan internasional secara langsung maupun tidak langsung beban yang dipikul oleh negara kita untuk mensejahterakan rakyatnya sedikit lebih mudah karena mendapatkan bantuan dari negara lain� Akan tetapi hal tersebut tidak membuat bangsa Indonesia selalu bergantung pada negara lain� Hal tersebut merupakan konsekuensi atau dampak yang kita terima dari pelaksanaan hubungan internasional� Secara khusus, manfaat yang dapat bangsa Indonesia peroleh dari kerja sama dan perjanjian internasional adalah sebagai berikut�

a. Dalam aspek ideologi, di antaranya:

1 dapat mengetahui nilai-nilai ideologi yang dianut oleh negara lain sehingga dapat membandingkannya dengan ideologi Pancasila yang pada akhirnya akan timbul kebanggaan terhadap ideologi Pancasila yang dianut oleh negara kita; 2 dapat terhindar dari pengaruh negatif nilai-nilai ideologi yang dianut negara lain dan mengambil pengaruh positifnya untuk dilaksanakan dan memperkuat sendi-sendi ideologi Pancasila; 3 diperoleh kesempatan untuk menunjukkan keunggulan ideologi Pancasila dalam setiap berhubungan dengan negara lain sehingga akan terbentuk citra positif dari negara lain kepada negara kita� 200 Kelas XII SMAMTs Semester 1

b. Dalam aspek politik, di antaranya:

1 dapat mengetahui perkembangan politik yang terjadi di negara lain; 2 dapat mencontoh aspek-aspek positif dari kehidupan politik di negara lain, misalnya keberhasilan dalam melaksanakan demokratisasi; 3 memperat hubungan diplomatik dengan negara lain yang diwujudkan dengan adanya pertukaran perwakilan diplomatik�

c. Dalam aspek ekonomi, di antaranya:

1 menarik minat negara lain untuk menanamkan modalnya atau berinvestasi di negara kita 2 dapat menikmati barang-barang yang diproduksi oleh negara lain dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia 3 terbukanya peluang untuk mengekspor produksi dalam negeri ke negara lain

d. Dalam aspek sosial-budaya, diantaranya:

1 terbukanya kesempatan untuk mengadakan pertukaran pelajar atau mahasiswa, yang pada hakikatnya merupakan pertukaran ilmu pengetahuan informasi yang saling menguntungkan 2 dapat mendatangkan tenaga ahli untuk bidang tertentu dimana negara kita memiliki kekurangan untuk tenaga ahli di bidang tersebut 3 dapat saling memperkenalkan budaya masing-masing yang diwujudkan dengan dilakukannya pertukaran misi kebudayaan�

e. Dalam aspek pertahanan dan keamanan, diantaranya:

1 dapat menghindari konlik dengan negara lain 2 terbukanya kesempatan untuk ikut serta dalam proses perwujudan perdamaian dunia, misalmya dengan menjadi anggota PBB 3 terciptanya stabilitas keamanan dalam negeri terutama dari ancaman agresi dari negara lain� b� Proses Pembelajaran Proses pembelajaran menggunakan pendekatan Saintiik, Metode Diskusi, model pembelajaran bekerja dalam kelompok� Pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi menjadi tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup�