Karakter Rasa Ingin Tahu Subjek 3 S3

Tabel 4.2 Perolehan Skor Afektif Karakter Rasa Ingin Tahu Subjek 2 Pertemuan I II III IV V Skor Total 32 43 46 46 51 Gain perpertemuan 0,39 0,17 0,35 Kriteria Sedang Rendah Rendah Sedang Gain P.I ke P.V 0,67 Kriteria Sedang

4.1.2.3 Karakter Rasa Ingin Tahu Subjek 3 S3

Subjek 3 S3 merupakan siswa yang pendiam namun terlihat aktif. Perhatiannya terhadap penjelasan guru sangat terlihat pada pertemuan IV, walaupun pada pertemuan pertama dan pertemuan II sudah menunjukkannya meskipun terlihat biasa saja. S3 juga pernah menunjukkan perhatian yang kurang terhadap penjelasan guru pada pertemuan III, tetapi tidak pernah menunjukkan sikap tidak memperhatikan sama sekali selama lima kali pertemuan penelitian. Selama pembelajaran di kelas, S3 selalu mendengarkan penjelasan teman ketika presentasi maupun berdiskusi di bangkunya sendiri meskipun terlihat antusiasnya biasa saja. Namun pada pertemuan pertama, S3 terlihat kurang antusias mendengarkan penjelasan teman yang sedang presentasi. S3 sesekali terlihat berbicara sendiri dengan temannya. Ketika dikonfirmasi, S3 mengaku tidak membicarakan tentang pelajaran tetapi tentang obrolan sehari-sehari. Berikut petikan wawancara peneliti saat mengkonfirmasi S3. P : Apa yang kamu bicarakan dengan temanmu? S3 : Nanti sore kami footsal bersama Bu. P : Mengapa kamu tidak mendengarkan penjelasan temanmu di depan kelas? S3 : Suaranya pelan sekali Bu. Wawancara tanggal 20 Mei 2013 Secara umum, S3 termasuk aktif mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum ia mengerti. Meskipun intensitasnya berbeda-beda dari kelima pertemuan. Subjek penelitian 3 juga sering membaca tentang hal-hal baru. Pada pertemuan pertama, S3 masih malas membaca hal-hal baru. Setelah diberikan scaffolding, S3 menunjukkan peningkatannya pada pertemuan IV dan V. Pada pertemuan tersebut S3 menunjukkan sikap antusiasnya dalam membaca hal-hal baru, termasuk ketika ia antusias membaca Buku siswa tentang menemukan rumus luas segi banyak beraturan dengan menggunakan rumus luas segitiga. Setalah dikonfirmasi, ternyata S3 lebih cenderung tertarik membaca hal-hal yang berkaitan dengan komputer dibanding matematika. Hal ini karena S3 masuk dalam jurusan Rekayasa Perangkat Lunak dan menyukai hal-hal yang berkaitan dengan komputer. Namun S3 jarang mendiskusikannya dengan teman. Setelah diberikan scaffolding, S3 baru terlihat perkembangannya dalam mendiskusikan sesuatu yang baru kepada temannya. Berikut ini petikan wawancara dengan S3: P : Apakah kamu suka membaca buku? S3 : Kadang-kadang bu. P : Buku apa yang suka kamu baca? S3 : Buku tentang komputer bu. P : Darimana kamu memperoleh buku itu? S3 : Kadang di perpustakaan, kadang juga di Lab.komputer. Wawancara tanggal 13 Mei 2013 S3 jarang membaca buku selain yang digunakan guru dikelas. Meskipun sesekali S3 pergi ke perpustakaan untuk membaca buku disana, ternyata S3 tidak membaca buku tentang materi yang dibahas di kelas. Ketika di perpustakaan, biasanya S3 membaca koran atau hanya main saja. Setelah diberikan scaffolding, barulah S3 menunjukkan sikap perubahan pada setiap pertemuan meskipun tidak pernah mendapat pencapaian penuh atau tergolong sering membaca buku selain yang digunakan guru di kelas. Pada saat jam istirahat maupun pulang sekolah, S3 jarang membicarakan pelajaran. Pada pertemuan I sama sekali tidak bertanya diluar jam pelajaran terkait materi yang dipelajari di kelas. Setelah diberikan scaffolding, S3 hanya memberikan perubahan kecil dan cenderung stagnan. Pada pertemuan II sampai pertemauan IV, S3 mengajukan pertanyaan kepada temannya tetapi tidak sering dan hanya sesekali saja. S3 juga tidak pernah bertanya kepada guru maupun temannya tentang sesuatu berkaitan dengan materi yang belum dibahas di kelas. Hanya pada pertemuan III subjek penelitian 3 mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang tidak dibahas. Berikut petikan pertanyaan yang diajukan S3 pada saat jam pelajaran di kelas pada pertemuan III. S3 : Bu, apakah benar aturan sinus tersebut hasilnya sama dengan 2R? P : Iya, betul. Tetapi pada pertemuan kali ini ibu tidak membahasnya. Percakapan tanggal 6 Mei 2013 Selama 5 kali pertemuan penelitian, S3 selalu mengerjakan tugas yang diberikan. Namun pada pertemuan I dan II subjek penelitian 3 terlihat tidak mencari tahu penyelesaiannya sendiri. Hal ini terlihat dari pengamatan, ketika peneliti baru memasuki ruang kelas S3 sedang mengerjakan tugas dan melihat pekerjaan teman sebangkunya. Setelah dikonfirmasipun, S3 mengaku bahwa dia tidak sempat dan kelupaan mengerjakan tugasnya di rumah sehingga waktu di kelas dia menyempatkan diri untuk mencontoh pekerjaan teman. Namun selama 5 kali pertemuan, S3 jarang mengerjakan soal-soal yang ada di buku kalau tidak diperintah oleh guru. Setelah diberikan scaffolding, S3 menunjukkan pencapaian penuhnya hanya pada pertemuan V saja. Pada pertemuan V, subjek penelitian 3 mengerjakan soal yang tidak diperintah guru dan mencari tahu penyelesaiannya sendiri. S3 cenderung siswa yang moody, terkadang dia terlihat asyik dan menikmati proses pembelajaran, terkadang juga terlihat kurang menikmati proses pembelajaran. S3 memperlihatkan sikap menikmati dan keasyikannya pada pertemuan III. Namun pada pertemuan V, S3 memperlihatkan penurunan semangat dan terlihat biasa saja dalam proses pembelajaran. S3 termasuk aktif mencari hal-hal yang baru, terutama tentang komputer yang memang ia suka. Setelah diberikan scaffolding, ia juga memperlihatkan sikap tersebut pada pelajaran matematika meskipun pada pertemuan pertama tidak terlalu terlihat. Dalam hal mencari peluang untuk menambah wawasannya, S3 juga termasuk aktif meskipun terkadang tidak sampai tuntas. Terkadang S3 terlihat kebingungan ketika menerima sebuah rumus dengan begitu saja. Pada pertemuan III ia mulai merasa perlu mengetahui rumus yang ia dapatkan kemudian mencari tahu sendiri. Walaupun pada pertemuan IV dan V ia mencari tahu asal-usul rumus, tetapi tidak mencari tahu dengan antusias. Ketika dihadapkan dengan masalah atau soal, S3 selalu berusaha mencari informasi atau mencari tahu penyelesaian dari masalah tersebut. Meskipun kadang-kadang tidak mencari tahunya sendiri dan mengandalkan temannya. Tetapi paling tidak S3 selalu menunjukkan usahanya walaupun mendapatkan informasi dari usaha temannya. Lembar pengamatan karakter rasa ingin tahu untuk subjek 3 dapat dilihat pada lampiran 41. Berikut adalah skor yang diperoleh subjek 3 untuk karakter rasa ingin tahu dari pertemuan I-V: Tabel 4.3 Perolehan Skor Afektif Karakter Rasa Ingin Tahu Subjek 3

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X MATERI TRIGONOMETRI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN PAIRS CHECK

0 10 423

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TAPPS BERBANTUAN KARTU PERMASALAHAN KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT

3 95 456

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

1 22 376

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM POSING BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI SEGITIGA KELAS VII

3 35 466

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL SCAFFOLDING FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROBING PROMPTING BERBANTUAN MATERI BARISAN

23 182 303

PENGEMBANGAN KARAKTER KEDISIPLINAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL LAPS HEURISTIK MATERI LINGKARAN KELAS VIII

11 81 302

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SUPERITEM DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 4 PURWOKERTO

1 0 17