Pedoman Wawancara Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Selain untuk memperoleh data dari subjek penelitian, metode observasi pada penelitian ini juga digunakan untuk memastikan bahwa peneliti benar-benar melaksanakan penelitian sesuai yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Penentuan skor menggunakan lembar observasi dengan skala 1- 5 pada tiap aktivitas. Skor 1 artinya aktivitas peneliti sangat kurang dalam melaksanakan penelitian, skor 2 artinya kurang, skor 3 artinya cukup, skor 4 artinya baik, dan skor 5 artinya aktivitas peneliti sangat baik.

3.6.3 Pedoman Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur untuk mengetahui terbentuknya karakter rasa ingin tahu dan keterampilan pemecahan masalah pada siswa setelah mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu peneliti harus menyiapkan instrumen berupa pedoman wawancara yang berisi pertanyaan- pertanyaan tertulis. Indikator yang digunakan sama dengan indikator yang digunakan pada lembar pengamatan karakter rasa ingin tahu dan keterampilan pemecahan masalah siswa.

3.6.4 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah digunakan dalam tes pendahuluan dan tes akhir. Tes pendahuluan digunakan untuk mengukur kemampuan awal pemecahan masalah matematika pada populasi dan digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian. Tes akhir digunakan untuk melihat perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematika sebelum dan setelah eksperimen apakah kelima subjek yang telah ditentukan mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan atau tidak. Sebelum penyusunan tes akhir kemampuan pemecahan masalah, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi dan sebelum instrumen ini digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada kelas uji coba. Kelas uji coba yang dipilih adalah kelas yang sudah mempelajari materi yang akan diteliti untuk diuji tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Kelas uji coba yang dipilih adalah kelas X RPL 1. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe uraian, karena dengan tipe uraian dapat dilihat pola pikir siswa dengan jelas. .Setelah instrumen tes akhir diuji coba dan direvisi, instrumen berupa soal tersebut diberikan kepada objek penelitian yaitu kelas penelitian sehingga peneliti memperoleh data. Sebelum data diperoleh peneliti harus melakukan penskoran terhadap hasil tes tersebut.

3.7 Analisis Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X MATERI TRIGONOMETRI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN PAIRS CHECK

0 10 423

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TAPPS BERBANTUAN KARTU PERMASALAHAN KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT

3 95 456

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

1 22 376

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM POSING BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI SEGITIGA KELAS VII

3 35 466

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL SCAFFOLDING FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROBING PROMPTING BERBANTUAN MATERI BARISAN

23 182 303

PENGEMBANGAN KARAKTER KEDISIPLINAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL LAPS HEURISTIK MATERI LINGKARAN KELAS VIII

11 81 302

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SUPERITEM DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 4 PURWOKERTO

1 0 17