Metode dan Desain Penelitian Variabel Penelitian

69

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, atau paradigma interpretatif dan konstruktif yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Sugiyono, 2010 : 15 Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif, artinya menggambarkan atau mendeskripsikan kejadian-kejadian yang menjadi pusat perhatian secara kualitatif dan berdasar data kualitatif. Hal ini sejalan dengan pendapat Nazir dalam Murdiono, 2005: 5, bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian sehingga berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka . Data yang dihasilkan berupa kata-kata atau ucapan-ucapan yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara berupa tulisan atau bilangan. Berdasarkan pendekatan kualitiatif dalam penelitian ini, semua fakta baik tulisan maupun lisan dari sumber data siswa yang telah diamati dan dokumen terkait lainnya yang diuraikan apa adanya kemudian dikaji seringkas mungkin untuk menjawab permasalahan. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah adalah pembentukan karakter rasa ingin tahu, keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran yang ditetapkan.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi maupun sampel, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis Sugiyono, 2010: 297. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai penelitian yang akan dipahami secara lebih mendalam “Apa yang terjadi di dalamnya”. Dalam penelitian ini dipilih situasi sosial kelas X SMK Negeri 10 Semarang Tahun Pelajaran 20122013. Dari beberapa kelas X di sekolah tersebut peneliti memilih antara kelas X RPL 1 atau kelas X RPL 2 sebagai kelas penelitian. Hal ini dikarenakan kedua kelas tersebut diajar oleh guru yang sama. Berdasarkan pertimbangan akhirnya diputuskan kelas X RPL 1 ditetapkan sebagai kelas uji coba soal tes kemampuan pemecahan masalah dan kelas X RPL 2 sebagai kelas penelitian.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK N 10 Semarang yang beralamatkan di Jln. Kokrosono No. 75 Telp. 0243515701 Semarang.

3.2.2 Metode Penentuan Subjek Penelitian

Sampel dalam penelitian kualitatif merupakan narasumber atau partisipan, informan dalam penelitian Sugiyono, 2010: 298. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan merupakan sampel statistik, tetapi merupakan sampel teoritis karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu Sugiyono, 2010: 299. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan perhitungan statistik dan bukan untuk digeneralisasikan, namun untuk mendapatkan informasi yang maksimum. Sampel sumber data dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada obyek yang diteliti sehingga mampu memberikan informasi sebanyak- banyaknya. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sampel dalam penelitian ini dipilih 5 siswa dari kelas penelitian yaitu kelas X RPL 2 yang dalam tes pendahuluan mendapatkan peringkat pertama, kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga dan peringkat terakhir. Selanjutnya kelima sampel penelitian tadi disebut subjek 1 S1 untuk siswa yang mendapat peringkat pertama, subjek 2 S2 untuk siswa pada kuartil pertama, subjek 3 S3 untuk siswa pada kuartil kedua, subjek 4 S4 untuk siswa pada kuartil ketiga, dan subjek 5 S5 untuk siswa pada peringkat terakhir. Kelima subjek penelitian tersebut yang akan diamati perkembangan karakter serta pemecahan masalahnya selama lima kali pertemuan. Daftar nilai hasil tes pendahuluan kelas penelitian dan pemilihan subjek penelitian dapat dilihat di lampiran 8 dan lampiran 9.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel independen variabel bebas dan variabel dependen variabel terikat. Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen Sugiyono, 2010: 3-4. Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Variabel independen variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakter rasa ingin tahu dan keterampilan pemecahan masalah. 2 Variabel dependen variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah.

3.4 Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X MATERI TRIGONOMETRI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN PAIRS CHECK

0 10 423

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TAPPS BERBANTUAN KARTU PERMASALAHAN KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT

3 95 456

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

1 22 376

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM POSING BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI SEGITIGA KELAS VII

3 35 466

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL SCAFFOLDING FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROBING PROMPTING BERBANTUAN MATERI BARISAN

23 182 303

PENGEMBANGAN KARAKTER KEDISIPLINAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL LAPS HEURISTIK MATERI LINGKARAN KELAS VIII

11 81 302

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SUPERITEM DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 4 PURWOKERTO

1 0 17