Hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang
berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Carl Rogers berpendapat bahwa seseorang yang telah menguasai
tingkat kognitif perilakunya sudah bisa diramalkan.Dalam proses belajar mengajar disekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan
tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berati bidang afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu dilakukan penilaian
yang menjadi persoalan ialah bagaimana menjabarkan tipe hasil belajar tersebut sehingga jelas apa yang seharusnya dinilai. Sekalipun bahan pelajaran berisi ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut dan harus tampak dalam proses belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh
sebab itu, penting dinilai hasil-hasilnya. Penelitian ini memfokuskan penelitian pada hasil belajar sebagai berikut: 1
karakter rasa ingin tahu sebagai ranah afektif, 2 keterampilan pemecahan masalah sebagai ranah psikomotorik, dan 3 kemampuan pemecahan masalah sebagai ranah
kognitif.
2.4.1 Karakter Rasa Ingin Tahu
Manusia pada dasarnya akan lebih mudah untuk berpikir negative daripada positif. Apabila kita tidak mengerti akan suatu hal, atau tidak terbiasa akan suatu hal,
mudah sekali untuk menghilangkan pikiran tersebut dari otak kita. Hanya jika kita mengerti akan sesuatu, maka kita akan menghargainya, karena manusia akan lebih
positif pada sesuatu yang mereka ketahui. Rasa ingin tahulah yang membuat pikiran kita lebih luas dan menambahkan pengertian yang lebih mendalam sehingga kita
sebagai manusia akan menjadi lebih positif menyikapi segala sesuatu. Ilmu pengetahuan berawal dari kekagaguman manusia akan alam yang
didiaminya dan dihadapinya. Karena manusia merupakan makhluk yang dapat berpikir lewat karunia akal pikiran yang diberikan oleh Tuhan, maka mereka
memiliki hasrat ingin tahu. Rasa ingin tahu yang kemudian ditindak lanjuti dengan penggunaan akal untuk memecahkan masalah, adalah perbedaan mendasar kita
dengan hewan. Jadi, setiap orang harus memiliki rasa ingin tahu, karena selama rasa ingin tahu ada dalam pikiran kita maka manusia akan terus belajar dan memanfaatkan
otaknya bukan hanya sebagai pengisi volume batok kepala semata. Selama manusia dapat mengembangkan rasa ingin tahunya itu dengan cara-cara yang positif, maka
ilmu akan terus berkembang. Rasa ingin tahu merupakan salah satu dari 18 nilai karakter bangsa yang harus
dikembangkan sekolah dalam pendidikan karakter. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar Kemendiknas, 2010:9. Indikator keberhasilan pendidikan karakter rasa ingin tahu yang
dikembangkan sekolah menurut Hasan, dkk sebagaimana disampaikan oleh Fitri, 2012:41 adalah jika sistem pembelajaran diarahkan untuk mengeksplorasi
keingintahuan siswa, dan sekolah memberikan fasilitas, baik melalui media cetak maupun elektronik, agar siswa dapat mencari informasi yang baru.
Rasa ingin tahu pada setiap orang amatlah penting. Semua orang pemikir besar, para jenius, adalah orang-orang dengan karakter penuh rasa ingin tahu. Sebut
saja Thomas Alva Edison, Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, adalah orang-orang besar yang hidup dengan rasa ingin tahu. Jadi jika para guru ingin menjadikan siswa-
siswanya sebagai pemikir-pemikir besar nan jenius, maka ia harus mengembangkan rasa ingin tahu mereka.
Berikut manfaat jika memiliki rasa ingin tahu menurut Suhadi 2010. 1
Rasa ingin tahu membuat pikiran siswa menjadi aktif. Tidak ada hal yang lebih bermanfaat sebagai modal belajar selain pikiran yang aktif. Siswa yang
pikirannya aktif akan belajar dengan baik, sebagaimana yang dijelaskan teori kontruktivisme, di mana siswa dalam belajar harus secara aktif membangun
pengetahuannya. 2
Rasa ingin tahu membuat siswa penjadi para pengamat yang aktif. Salah satu belajar yang terbaik adalah dengan mengamati. Banyak ilmu pengetahuan yang
berkembang karena berawal dari sebuah pengamatan, bahkan pengamatan yang sederhana sekalipun. Rasa ingin tahu membuat siswa lebih peka dalam
mengamati berbagai fenomena atau kejadian di sekitarnya. Ini berarti, dengan demikian siswa akan belajar lebih banyak.
3 Rasa ingin tahu akan membuka dunia-dunia baru yang menantang dan menarik
siswa untuk mempelajarinya lebih dalam. Jika ada banyak hal yang membuat munculnya rasa ingin tahu pada diri siswa, maka jendela dunia-duni baru yang
menantang akan terbuka untuk mereka.
4 Rasa ingin tahu membawa kejutan-kejutan kepuasan dalam diri siswa dan
meniadakan rasa ingin tahu akan sesuatu, maka mereka akan dengan segala keinginan dan kesukarelaan akan mempelajarinya. Setelah memuaskan rasa
ingin tahunya mereka akan merasakan betapa menyenangkannya hal tersebut. Rasa inilah yang membuat mereka tak merasa bosan belajar.
Itulah beberapa hal yang membuat rasa ingin tahu dalam diri siswa perlu dibentuk dan dikembangkan. Ada beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh
guru untuk membangun dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa Suhadi, 2010, yaitu: 1 ajari siswa untuk selalu membuka pemikiran mereka terhadap hal-hal baru,
ataupun hal-hal yang sudah pernah mereka pelajari; 2 ajari siswa untuk tidak selalu menerima suatu hal sebagai sesuatu kebenaran yang bersifat final; 3 ajari siswa
untuk selalu dan banyak bertanya; 4 ajari anak untuk jangan pernah sekalipun memberikan label terhadap sesuatu hal sebagai sesuatu yang membosankan atau tidak
menarik; 5 ajari anak untuk melihat dan menyadari bahwa belajar itu sesuatu yang menyenangkan; 6 biasakan siswa untuk membaca beragam jenis bacaan untuk
mengeksplorasi dunia-dunia baru bagi mereka.
2.4.2 Keterampilan Pemecahan Masalah