Pengertian Scaffolding Sistematika Penulisan Skripsi

tingkat yang dapat difungsikan atau dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain, misalnya guru, orangtua, atau teman sebayanya yang lebih maju. Sedangkan zona yang terletak di antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial disebut sebagai Zone of Proximal Development. Dengan tantangan dan bantuan yang tepat dari guru dan sebaya yang lebih maju, diharapkan siswa maju ke Zone of Proximal Development tempat pembelajaran baru terjadi. Seseorang akan dapat menyelesaikan masalah yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dari kemampuan dasarnya setelah ia mendapat bantuan dari seseorang yang lebih mampu lebih kompeten. Vygotsky menyebut bantuan yang demikian ini dengan dukungan dinamis atau scaffolding. Vygotsky mendefinisikan instruksi scaffolding sebagai peran guru dan lain- lain dalam mendukung perkembangan siswa dan menyediakan struktur pendukung untuk sampai ke tahap berikutnya atau tingkat Stuyf, 2002.

2.6.2 Pengertian Scaffolding

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, scaffolding sebagai suatu strategi pembelajaran yang bersumber dari teori sosiolkultural Vigotsky dan konsepannya tentang zone of proximal development ZPD. Scaffolding menyiapkan bantuan individu berdasarkan ZPD siswa. Orang yang lebih pakar atau more knowledgeable other MKO akan menyiapkan scaffold atau bimbingan untuk memfasilitasi pengembangan siswa sehingga kemampuan siswa terbangun berdasarkan pengetahuan siswa sebelumnya dan kemampuan menginternalisasi informasi baru. MKO menyiapkan scaffolding sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas sepanjang ZPD dengan bimbingan yang tidak dapat diselesaikan tanpa bimbingan. Pembelajaran scaffolding berwujud sebagai peran guru dan pakar lainnya dalam mendukung pengembangan siswa dan menyiapkan dukungan terstruktur untuk mencapai tahap berikutnya. Scaffolding bersifat temporer, yaitu apabila kemampuan siswa telah meningkat maka scaffolding berangsur-angsur dihentikan sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas secara mandiri. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran scaffolding adalah agar siswa menjadi pembelajar yang mandiri, dapat mengatur diri, dan problem solver Stuyf, 2002; lipscomb et al. 2004; Linder, 2006; Zang Yuan, 2006. Bruner Oakley, 2004 mengembangkan ide Vigotsky dengan penekanan bahwa individu yang lebih pakar menyiapkan scaffolding untuk anak. Pakar menyiapkan sebuah kerangka kerja atau scaffold, sementara itu anak mengembangkan pemahaman sendiri. Awalnya pakar memberikan banyak sugesti dan dukungan, dan akan dikurangi apabila anak tidak memerlukannya lagi. Tahap- tahap scaffolding menurut Bruner, ditampilkan dalam Tabel 2.3. Tabel 2.3 Tahap-tahap Scaffolding berdasarkan Bruner Oakley, 2004 Tahap Uraian Melibatkan siswa Menarik perhatian siswa untuk aktif terlibat dan mendorong mereka untuk mencoba menerima tugas Mereduksi tingkat kesukaran Membuat tugas sederhana dengan mereduksi sejumlah aktifitas yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Dengan demikian siswa dapat merasakan bahwa ia mampu menyelesaikan tugas atau belum Menjaga perhatian Mempertahankan motivasi siswa dengan cara memberikan dorongan secara aktif hingga siswa merasakan bahwa motivasi tumbuh sendiri setelah merasa mampu menyelesaikan tugas Menandai ciri-ciri penting Menggiring siswa ke arah tugas yang paling relevan sehingga siswa dapat membandingkan hasilnya sendiri dengan hasil yang benar dan melihat perbedaanya Demonstrasi Menyiapkan contoh penyelesaian tugas yang sebagiannya telah dselesaikan oleh siswa sehingga siswa dapat mencontoh

2.6.3 Kelebihan dan Kekurangan Scaffolding

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X MATERI TRIGONOMETRI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN PAIRS CHECK

0 10 423

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TAPPS BERBANTUAN KARTU PERMASALAHAN KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT

3 95 456

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

1 22 376

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM POSING BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI SEGITIGA KELAS VII

3 35 466

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL SCAFFOLDING FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROBING PROMPTING BERBANTUAN MATERI BARISAN

23 182 303

PENGEMBANGAN KARAKTER KEDISIPLINAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL LAPS HEURISTIK MATERI LINGKARAN KELAS VIII

11 81 302

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SUPERITEM DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 4 PURWOKERTO

1 0 17