Metode Observasi Partisipasif Metode Tes

diperoleh melalui metode tes juga akan digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dengan menggunakan metode traiangulasi. Triangulasi sumber mencakup pengumpulan data dari sumber yang berbeda. Penelitian ini menggunakan sumber penelitian yaitu dari peneliti dan siswa.

3.5.1 Metode Observasi Partisipasif

Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap tingkah laku dan aktifitas siswa. Dalam observasi partisipasif peneliti terlibat dalam kegiatan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian Sugiyono, 2010: 310. Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai guru yang melakukan pengajaran serta melakukan observasi mengenai karakter rasa ingin tahu dan keterampilan pemecahan masalah siswa. 3.5.2 Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Sugiyono, 2010: 317. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti dibantu dengan instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui sikap dan karakter siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu hasil wawancara juga dapat digunakan untuk mengecek kredibilitas data observasi, apakah apa yang dilakukan oleh subjek penelitian yang diperoleh melalui hasil observasi cocok dengan apa yang sebenarnya dirasakan oleh subjek penelitian yang datanya diperoleh melalui hasil wawancara.

3.5.3 Metode Tes

Menurut Webster dalam Suherman 2003:65, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode tes digunakan untuk mendapatkan skor kemampuan pemecahan masalah. Data yang diperoleh melalui tes pendahuluan dan tes akhir akan dibandingkan hasilnya kemudian di analisis untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Tes tersebut diberikan kepada populasi yang didalamnya terdapat sampel untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran Superitem berbantuan scaffolding dapat mencapai ketuntasan.

3.5.4 Metode Dokumentasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X MATERI TRIGONOMETRI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN PAIRS CHECK

0 10 423

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TAPPS BERBANTUAN KARTU PERMASALAHAN KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT

3 95 456

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

1 22 376

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM POSING BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI SEGITIGA KELAS VII

3 35 466

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL SCAFFOLDING FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROBING PROMPTING BERBANTUAN MATERI BARISAN

23 182 303

PENGEMBANGAN KARAKTER KEDISIPLINAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL LAPS HEURISTIK MATERI LINGKARAN KELAS VIII

11 81 302

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SUPERITEM DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 4 PURWOKERTO

1 0 17