Keterampilan Pemecahan Masalah Subjek 5 S5

4.1.3.5 Keterampilan Pemecahan Masalah Subjek 5 S5

Subjek 5 merupakan siswa dengan nilai tes pendahuluan terendah. Keterampilannya dalam menyelesaikan masalah pada tes pendahuluan masih sangat kurang. Pada pertemuan pertama S5 belum dapat memahami soal dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada hasil pekerjaannya. Saat dikonfirmasi, S5 juga belum dapat menjawab dengan baik. Perlu scaffolding yang lebih dibanding keempat subjek yang lain untuk meningkatkan keterampilannya. Hasil pekerjaan S5 pada pertemuan I terlihat kurang rapi dan masih asal tulis. S5 kurang terampil memilih informasi yang relevan dalam menyelesaiakan masalah. Metode atau rumus yang digunakan sudah tepat tepai S5 tidak mampu mengembangkan strategi dengan baik. Langkah-langkah yang ditunjukkan kurang jelas, dan terlihat kurang teliti. Pada saat ditanya tentang soal yang analog dengan soal yang dikerjakan S5 tidak mampu menjawab. S5 juga tidak menafsirkan penyelesaian yang diperoleh. Setelah diwawancara lebih dalam, ternyata S5 mengerjakan terburu-buru dan melihat pekerjaan temannya. Berikut hasil pekerjaan S5 pada pertemuan I. Petikan soal yang dimaksud: “Ani, Bela, dan Citra bermain di lapangan yang datar. Jarak antara Bela dan Citra adalah 8 meter. Besar sudut yang dibentuk oleh posisi Bela, Citra dan Ani adalah 400 sedangkan sudut yang dibentuk oleh posisi Bela, Ani, dan Citra adalah 820. Hitunglah jarak Ani ke Bela Petikan hasil pekerjaan S5: Gambar 4.20 Hasil pekerjaan S5 pada pertemuan I Pada pertemuan II, keterampilan pemecahan masalah S5 secara umum belum menunjukkan peningkatan. Hasil pekerjaan S5 masih kurang rapi dan tidak lengkap. Untuk pertemuan II, S5 sudah menuliskan apa yang diketahui dalam soal walaupun tidak menuliskan pa yang ditanyakan dalam soal. S5 berusaha membuat sketsa dari soal, tetapi gambar yang dibuat S5 terkesan berbentuk segitiga siku-siku padahal bukan segitiga siku-siku yang dimaksud pada soal. Ketika diwawancara, S5 mengaku tidak pernah melihat kembali hasil pekerjaannya. S5 juga tidak mengevaluasi strategi pemecahan masalah. Sama seperti pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini S5 tidak menafsirkan penyelesaian yang telah diperolehnya. Berikut adalah petikan hasil pekerjaan S5 pada pertemuan II. Petikan soal yang dimaksud: “Ali, Badu dan Carli sedang bermain di sebuah lapangan yang datar. Dalam situasi tertentu posisi Ali, Badu dan Carli membentuk sebuah segitiga. Jarak Ali dari Badu 10 meter, jarak Carli dari Ali 15 meter, dan jarak Carli dari Badu 12 meter. Berapakah besar sudut yang di bentuk oleh Badu, Ali, dan Carli dalam posisi itu?” Petikan hasil pekerjaan S5: Gambar 4.21 Hasil pekerjaan S5 pada pertemuan III Pada pertemuan III, hasil pekerjaan S5 lebih baik dan lebih lengkap daripada pertemuan I dan II. Keterampilan pemecahan masalah S5 mulai meningkat pada pertemuan ini. Berikut adalah hasil pekerjaan S5 pada pertemuan III. Petikan soal yang dimaksud: “Sebidang taman bunga dibatasi oleh tiga tonggak. Ketiga tonggak tersebut disimbolkan A, B, dan C. Jarak tonggak A ke tonggak B 12 meter, jarak tonggak A ke tonggak C adalah 16 meter, dan besar sudut yang dibentuk oleh tonggak B –tonggak A– tonggak C adalah 80 . Tentukan luas taman bunga itu. ” Petikan hasil pekerjaan S5: Gambar 4.22 Hasil pekerjaan S5 pada pertemuan III Pertemuan IV, S5 mengalami penurunan keterampilan pemecahan masalah. Rumus yang dituliskan S5 sudah benar dan sesuai dengan yang ditanyakan, namun S5 tidak mampu mengorganisasikannya dengan baik Strategi yang dikembangkan kurang relevan dengan rumus yang dipilh. Meski begitu, S5 dapat menyelesaikan perhitungan. Sayangnya, S5 tidak menafsirkan penyelesaian yang telah diperoleh. Ketika diwawancara, S5 kurang bisa menganalogikan permasalahan tersebut dengan permasalahan yang lain. S5 mengaku sudah sering mengevaluasi strategi yang dilakukan, tetapi pada pekerjaannya terlihat tidak ada tindak lanjut dari S5 untuk memperbaiki ketidaksesuaian rumus dengan perhitungan yang dilakukan. Berikut adalah hasil pekerjaan S5 pada pertemuan IV. Gambar 4.23 Hasil pekerjaan S5 pada pertemuan IV Pada pertemuan V, menunjukkan peningkatan yang signifikan dari pertemuan IV. Pekerjaan S5 lengkap dan lebih rapi dari pertemuan sebelumnya. S5 sudah menafsirkan penyelesaian yang diperoleh, namun kurang lengkap. Setelah ditanyakan mengenai keterampilan melihat kembali hasil pemecahan masalah, S5 mengaku sudah melihat kembali. Hal ini menunjukkan bahwa S5 tidak menindaklanjuti kesalahan yang ditemuinya. Berikut adalah hasil pekerjaan S5 pada pertemuan V. Petikan soal yang d imaksud: “Tentukan luas segi 9 beraturan dengan panjang jari- jarinya 4 cm.” Petikan hasil pekerjaan S5: Gambar 4.24 Hasil pekerjaan S5 pada pertemuan V Lembar pengamatan keterampilan pemecahan masalah S5 dapat dilihat pada lampiran 46. Sedangkan petikan hasil wawancara dengan S5 pada lampiran 48. Berikut ini adalah deskripsi perolehan skor dan gain skor subjek 5 dari pertemuan I-V Tabel 4.10 Perolehan Skor Keterampilan Pemecahan Masalah Subjek 5 Pertemuan I II III IV V Skor Total 28 28 54 46 57 Gain perpertemuan 0,81 -1,34 0,78 Kriteria Rendah Tinggi Rendah Tinggi Gain P.I ke P.V 0,90 Kriteria Tinggi

4.1.4 Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah Kognitif

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X MATERI TRIGONOMETRI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN PAIRS CHECK

0 10 423

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TAPPS BERBANTUAN KARTU PERMASALAHAN KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT

3 95 456

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

1 22 376

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM POSING BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI SEGITIGA KELAS VII

3 35 466

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL SCAFFOLDING FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROBING PROMPTING BERBANTUAN MATERI BARISAN

23 182 303

PENGEMBANGAN KARAKTER KEDISIPLINAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL LAPS HEURISTIK MATERI LINGKARAN KELAS VIII

11 81 302

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SUPERITEM DENGAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 4 PURWOKERTO

1 0 17