16
2.1.3.1 Faktor Intern.
1 Faktor jasmani yang terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh. Agar seseorang dapat belajar dengan baik maka ia harus menjaga kesehatan
badannya. Keadaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar. 2 Faktor psikologis yang terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan. Intelegensi atau kecakapan yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi belajar. Begitu pula dengan
perhatian dan minat, jika siswa tidak memiliki perhatian dan minat pada bahan pelajaran, ia bisa merasa bosan dan tidak suka terhadap apa yang
dipelajarinya. 3 Faktor kelelahan yang terdiri dari kelelahan jasmani dan rohani.
Keduanya dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari kelelahan.
2.1.3.2 Faktor Ekstern
1 Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah tangga, keadaan ekonomi rumah tangga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
2 Faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi kegiatan belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
17 3 Faktor masyarakat. masyarakat merupakan faktor ekstern yang
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Adapun hal yang mempengaruhi
siswa dalam masyarakat yaitu kegiatan siswa, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa belajar memiliki beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar yaitu faktor eksternal khususnya pada metode mengajar yang digunakan guru. Dengan
menggunakan metode atau model pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, maka siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu,
kegiatan pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran yang membosankan akan berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
2.1.4 Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Aktivitas tersebut
diutamakan pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.
Hamalik 2008: 172 mengklasifikasikan aktivitas belajar menjadi delapan kelompok, yaitu: 1 Kegiatan-kegiatan visual, meliputi membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja; 2 Kegiatan-kegiatan lisan oral, meliputi mengemukakan
18 suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi; 3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan radio; 4 Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket; 5 Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi menggambar, membuat grafik, chart,
diagram, peta dan pola; 6 Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun; 7 Kegiatan-kegiatan mental, meliputi merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan; 8 Kegiatan- kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk
mengubah tingkah laku. Belajar tidak akan terjadi kalau tidak ada aktivitas, sehingga suatu pembelajaran akan lebih efektif jika dalam pembelajaran tersebut
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Oleh karena itu, maka peneliti merumuskan aktivitas belajar
yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantuan dengan media papan berpaku. Aktivitas belajar yang diamati dalam penelitian ini
sebagai berikut: 1
Aktivitas siswa dalam mencoba media papan berpaku.