Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

25 waktu tertentu. Westra lebih menekankan kepada upaya atau pelaksanaan kerja itu sendiri, ketimbang hasil yang diperoleh dari kinerja”. Departemen Pendidikan Nasional 2004: 34 dalam Susanto 2013: 29, kinerja diartikan sebagai “gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Kinerja performance dapat dipahami sebagai prestasi, hasil atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan dalam pelaksanaan kerja, kewajiban, atau tugas”. “Kinerja merupakan suatu wujud perilaku seorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar” Rusman, 2011: 50. Susanto 2013: 29 menjelaskan bahwa “kinerja mengajar guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru sesuai dengan tugasnya sebagai pengajar”. Standar kinerja guru perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan perbandingan terhadap apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan atau kualitas kerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, standar kinerja dapat dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan Rusman, 2011: 50-1. 26 Berkenaan dengan standar kinerja guru, dalam Rusman 2011: 51 menj elaskan bahwa, “standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: 1 bekerja dengan siswa secara individual, 2 persiapan dan perencanaan pembelajaran, 3 pendayagunaan media pembelajaran, 4 melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan 5 kepemimpinan yang aktif dari guru”. Selain standar kinerja guru, kita juga perlu mengetahui kompetensi dasar yang harus dimiliki guru. Ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru Rusman, 2011: 51, meliputi: 1 menguasai bahanmateri pelajaran, 2 mengelola program pembelajaran, 3 mengelola kelas, 4 menggunakan media dan sumber belajar, 5 menguasai landasan pendidikan, 6 mengelola interaksi pembelajaran, 7 menilai prestasi belajar siswa, 8 mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan, 9 mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, 10 memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran. Sementara menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh ke dalam empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang guru harus memiliki kinerja dan kepribadian yang baik. Kinerja guru juga akan berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. 27

2.1.8 Hakikat Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran Depdiknas, 2001: 7 dalam Susanto 2013: 184. “Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari- hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi” Susanto, 2013: 185. Hans Freundental dalam Marsigit 2008 dalam Susanto 2013: 189 menjelaskan bahwa“matematika merupakan aktivitas insani human activities dan harus dikaitkan dengan realitas ”. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut. Pada hakikatnya, matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, dalam arti matematika memiliki kegunaan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.9 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

“Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa. Pembelajaran di dalamnya mengandung makna belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar. Belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN RANJINGAN BANYUMAS

1 24 254

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK SIFAT SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KALIKAJAR KALIGONDANG

0 4 309

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Tentang Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Menggunakan Metode Permainan Tebak Kata Pada Siswa Kelas V SDN 02 Dawung Ke

0 1 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Tentang Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Menggunakan Metode Permainan Tebak Kata Pada Siswa Kelas V SDN 02 Dawung Ke

0 1 12

PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Peningkatan Pemahaman Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Strategi Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 01 Juwana Pati Tahun A

0 1 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI Peningkatan Pemahaman Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Strategi Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 01 Juwana Pati Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MEDIA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MEDIA MODEL BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KUTO TAHUN 2010/2011.

0 1 15

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DENGAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 JATISARI.

0 0 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS II SD N PIRING MELALUI MEDIA PAPAN BERPAKU.

0 0 213

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENCERMINAN BANGUN DATAR MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPAKU DI SDN 06 SUKARAMAI

0 0 10