Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

36 3 Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan subtopik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli. 4 Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua subtopik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok. 5 Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut. 6 Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya. 7 Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 8 Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan. 9 Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik. Sementara Aqib 2013: 21 menyebutkan langkah-langkah dalam model pembelajaranJigsaw yaitu sebagai berikut: 1 Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim. 2 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. 3 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. 4 Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagiansub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab mereka. 37 5 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 6 Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7 Guru memberi evaluasi. 8 Penutup. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti akan menggunakan langkah- langkah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang dikemukakan oleh Aqib 2013: 21.

2.1.10.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Jigsaw

Model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan Hamdayama, 2014: 89, yaitu sebagai berikut: 1 Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya. 2 Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat. 3 Dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. Beberapa hal yang bisa menjadi kekurangan aplikasi model pembelajaran Jigsaw, menurut Roy Killen 1996 dalam Hamdayama 2014: 89- 90 yaitu sebagai berikut: 38 1 Prinsip utama pembelajaran ini adalah „peer teaching pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain. 2 Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman. 3 Record siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut. 4 Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. 5 Apabila siswa lebih dari 40 maka aplikasi model ini sangat sulit. 2.1.11 Media Pembelajaran Papan Berpaku 2.1.11.1 Media Pembelajaran “Media merupakan suatu perantara atau pengantar”Aqib, 2013: 50. Sedangkan pembelajaran yaitu komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Sehingga dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada siswa. Sejalan dengan Siddiq dkk. 2008: 1.36, mengatakan bahwa kata “Media” berasal dari kata “Medium” yang berarti perantara atau pengantar dalam menyampaikan pesan komunikasi. Jadi, media pembelajaran adalah segala bentuk perantara atau pengantar penyampaian pesan dalam proses komunikasi. Sundayana 2014: 19 menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan dalam pembelajaran agar siswa dapat merangsang terjadinya proses pembelajaran adalah

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN RANJINGAN BANYUMAS

1 24 254

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK SIFAT SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KALIKAJAR KALIGONDANG

0 4 309

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Tentang Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Menggunakan Metode Permainan Tebak Kata Pada Siswa Kelas V SDN 02 Dawung Ke

0 1 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Tentang Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Menggunakan Metode Permainan Tebak Kata Pada Siswa Kelas V SDN 02 Dawung Ke

0 1 12

PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Peningkatan Pemahaman Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Strategi Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 01 Juwana Pati Tahun A

0 1 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI Peningkatan Pemahaman Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Strategi Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 01 Juwana Pati Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MEDIA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MEDIA MODEL BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KUTO TAHUN 2010/2011.

0 1 15

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DENGAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 JATISARI.

0 0 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS II SD N PIRING MELALUI MEDIA PAPAN BERPAKU.

0 0 213

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENCERMINAN BANGUN DATAR MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPAKU DI SDN 06 SUKARAMAI

0 0 10