Pengaruh Jumlah Neuron Pengujian Sub Sistem Prediksi Banjir Kali Garang

Gambar 57 Hasil pelatihan model 3 untuk jumlah neuron 20, Laju pembelajaran 0,9 dan momentum 0,5 diperlukan waktu pelatihan 3 jam 13 menit Untuk itu dalam melakukan pelatihan JST perlu diperhitungkan spesifikasi dari sebuah komputer. Hal ini sangat penting mengingat semakin besar neuron akan semakin lama waktu pelatihan sehingga untuk mempercepat pelatihan diperlukan spesifikasi komputer yang tinggi.

6.3.5. Pengaruh Perubahan Laju Pembelajaran

Laju pembelajaran mempunyai fungsi untuk mempercepat proses iterasi epoch ke arah konvergen. Laju pembelajaran semakin besar akan semakin cepat mengarah ke suatu titik konvergensi menuju kestabilan MSE. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelatihan JST seperti terlihat pada Gambar 58 dan 59 di bawah ini. Gambar 58 Hasil pelatihan model 3 untuk jumlah neuron 20, Laju pembelajaran 0,9 dan momentum 0,5 dimana diperlukan waktu pelatihan 3 jam 13 menit Gambar 59 Hasil pelatihan untuk model jumlah neuron 20, Laju pembelajaran 0,5 dan momentum 0,5 dimana diperlukan waktu pelatihan 3 jam 20 menit Dari hasil pelatihan untuk laju pembelajaran semakin besar tidak dapat menjamin bahwa pelatihan akan mendapatkan MSE akan semakin kecil. Pengaruh perubahan laju pembelajaran terhadap harga MSE dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Pengaruh perubahan laju pembelajaran terhadap MSE untuk Neuron 20 dan Momentum 0,5 MODEL NEURON LAJU PEMBELAJARAN MOMENTUM MSE PELATIHAN 20 0,9 0,5 0,0113 1 20 0,5 0,5 0,0111 20 0,9 0,5 0,0090 2 20 0,5 0,5 0,0098 20 0,9 0,5 0,0066 3 20 0,5 0,5 0,0064 20 0,9 0,5 0,0103 4 20 0,5 0,5 0,0081 20 0,9 0,5 0,0062 5 20 0,5 0,5 0,0064

6.3.6. Pengaruh Perubahan Momentum

Salah satu perbaikan proses belajar standar yang populer adalah algoritma belajar perambatan-balik dengan momentum. Dalam perambatan-balik dengan momentum menjadikan jaringan syaraf semakin cepat konvergen. Perbaikan bobot merupakan kombinasi antara kemiringan sekarang current gradient dengan kemiringan sebelumnya previous gradient. Metode ini adalah modifikasi dari metode gradient descent. Konvergen akan lebih cepat dicapai bila menggunakan penambahan metode momentum untuk perbaikan bobot. Perumusan bobot unit keluaran perambatan-balik dengan momentum terlihat dalam persamaan berikut. w kh t + 1 = w kh t + α k i h + μ[ w kh t - w kh t - 1] dimana : μ = momentum α = laju pembelajaran w kh t + 1 = bobot baru w kh t = bobot lama Dari persamaan di atas terlihat bawa dengan menambahkan μ akan menambah harga bobot baru sehingga mempercepat proses konvergensi. Akan tetapi pengaruh perubahan momentum semakin besar tidak menjamin bahwa hasil MSE akan semakin kecil. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini dimana untuk momentum 0,5 tidak selalu menghasilkan MSE lebih kecil dari pada monetum 0, 3 . Tabel 25 Perbandingan MSE pelatihan tehadap perubahan momentum 0,5 dan 0,3; neuron 20; dan laju pembelajaran 0,9 untuk ke lima model MODEL NEURON LAJU PEMBELAJARAN MOMENTUM MSE PELATIHAN 20 0,9 0,5 0,0113 1 20 0,9 0,3 0,0115 20 0,9 0,5 0,0090 2 20 0,9 0,3 0,0097 20 0,9 0,5 0,0066 3 20 0,9 0,3 0,0064 20 0,9 0,5 0,0103 4 20 0,9 0,3 0,0086 20 0,9 0,5 0,0062 5 20 0,9 0,3 0,0063 Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan memperbesar laju pembelajaran serta penambahan momentum adalah salah satu teknik komputasi untuk mempercepat kestabilan MSE. atau mempercepat konvergensi. Dari hasil pelatihan semua model yaitu model 1 sd model 5 didapat hasil MSE yang terkecil adalah 0,0061 yaitu pada model 5 data curah hujan 5 hari sebelumnya dimana: jumlah neuron 30; laju pembelajaran 0,9; dan momentum 0,5. Sedangkan MSE terbesar didapat pada model 1 data curah hujan 1 hari sebelumnya dimana: jumlah neuron 30; laju pembelajaran 0,9; dan momentum 0,3. Akan tetapi dalam proses pelatihan ini hasil yang didapat belum dapat