Pemantauan Debit atau Tinggi Muka Air

4.2.2. Pemantauan Curah Hujan

Pemantauan curah hujan di DAS Garang baik di hulu sungai maupun di hilir sungai milik Departemen PU dan BMG masih menggunakan sistem manual dengan penakar hujan harian. Untuk penakar hujan otomatis tipe Hilman hanya ada 1 buah dan terpasang di Kantor Pusat BMG Semarang hilir Kali Garang. Beberapa alat penakar curah hujan dan lokasi serta kondisi dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 20. Sedangkan bangunan ARR dan AWLR yang dikelola oleh Departemen Pertanian dapat dilihat pada Gambar 22. Tabel 6. Lokasi stasiun pengukur hujan di DAS Garang LOKASI POSISI FASILITAS KONDISI KETERANGAN BPP Pakopen S 07 12’ 28.9” E 110 23’ 16.7” Elevasi 540 m Data Logger Baik Milik Departemen Pertanian BPP Gunungpati S 07 05’ 05.9” E 110 21’ 41.7” Elevasi 284 m Data Logger Baik Milik Departemen Pertanian Sikopek hulu sungai Kreo S 07 05’46.4” E 110 20’ 26.4” Elevasi 300 m Data Logger Rusak Milik Departemen Pertanian Jedung hulu Kali Garang S 07 04’43” E 110 22’ 16.6” Elevasi 260 m Data Logger Rusak Milik Departemen Pertanian Nyatnyono S 07 08’ 52.2” E 110 22’ 37.2” Elevasi 650 m Data Logger Baik Milik Departemen Pertanian Gonoharjo S 07 08’ 75” E 110 19’ 27” Elevasi 720 m Data Logger Rusak Milik Departemen Pertanian Gunung Pati 46 S 07 o 05’10.6” E 110º22’03” Elev 294 m Manual dan otomatis Manual Bagus Otomatis Rusak Dikelola PU dan BMG Ungaran 65 S 07 o 08’ E 110º24’ Elev 318 m Manual Rusak Dikelola PU dan BMG Simongan 42 S 06 o 59’34.11” E 110º24’08.71” Elevasi 6 m Manual Rusak Dikelola PU dan BMG Sumur Jurang S 07 o 06’20.02” E 110º23’11.51” Elevasi 336m Manual Rusak Dikelola PU dan BMG Ungaran 2 64 S 07 o 07’ E 110º25’ Elevasi 330 m Manual Rusak Dikelola PU dan BMG a. AWLR dan ARR di Sekopek b. ARR di Pakopen hulu Sungai Kripik Gambar 22 Foto stasiun AWLR dan ARR yang dikelola oleh Departemen Pertanian

4.3 Bendung Simongan

Fasilitas lain yang cukup penting di lokasi Kali Garang adalah Bendung Simongan. Bendung ini terletak di hilir Kali Garang kurang lebih  5 km dari pantai Semarang dan kurang lebih 2 km dari lokasi AWLR Panjangan. Dari hasil pengukuran oleh JICA tahun 2000, rating curve pada Bendung Simongan adalah 1,57 x 64,6 x h 1,5 + 1,8 x10,4 x h 1,5 dengan h adalah tinggi muka air dari puncak bendung. Berdasarkan rating curve tersebut dapat dibuat tabel antara tinggi muka air dari puncak bendung dengan debit seperti terlihat pada Tabel 7. Sedangkan gambar grafik rating curve dapat dilihat pada Gambar 23 di bawah ini. Tabel 7 Hubungan antara tinggi air dari puncak bendung m dan debit m 3 dtk No Tinggi Air dari Puncak Bendung m Debit m 3 detik 1 0,5 42 2 1 120 3 1,5 221 4 2 340 5 2,5 475 6 3 624 7 3,5 787 8 4 961 9 4,5 1147 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 200 400 600 800 1000 1200 1400 T in g g i a ir d a ri p u n ca k b e n d u n g m Q m 3 detik Gambar 23 Grafik rating curve untuk Bendung Simongan Dari catatan kejadian banjir pada 25 Januari 1990 di Bendung Simongan ketinggian muka air dari puncak bendung mencapai 4,25 m dengan debit mencapai 1053 m 3 detik seperti terlihat pada Tabel 8. Genangan pada saat banjir tahun 1990 dapat dilihat pada Lampiran II A serta Lampiran II B menggambarkan kapasitas Kali Garang dilihat dari Bendung Simongan hingga muara Kali Garang. Tabel 8 Kejadian penting banjir di Kali Garang Semarang Tanggal Kejadian Banjir Tinggi Air dari Puncak Bendung m Debit m 3 detik 28 Maret 1922 4,1 997 10 Januari 1963 4,2 1.034 22 Januari 1976 4,05 979 25 Januari 1990 4,25 1.053 rating curve = 1,57 x 64,6 x h 1,5 + 1,8 x10,4 x h 1,5 Sistem pencatatan tinggi muka air di Bendung Simongan masih secara manual yaitu dengan melihat papan duga. Data dicatat dan dilaporkan ke Sub Dinas PU Pengairan Semarang setiap satu minggu sekali. Jika ada kejadian luar biasa yaitu waspada, siaga dan awas maka pencatatan dilakukan setiap 1 Jam, 30 menit ataupun terus menerus. Sistem pelaporan dalam keadaan siaga dengan menggunakan telepone umum wartel. Sistem monitoring secara manual memiliki kelemahan kelemahan antara lain sebagai berikut : • Petugas harus selalu mengunjungi lokasi pengukuran. • Pencatatan muka air secara manual sehingga akurasinya kurang.