Disain Sistem Telemetri Curah Hujan dan Tinggi Muka Air

3.4.5. Validasi Sistem Peringatan Dini Banjir

Data telemetri curah hujan dan tinggi muka air dikirim ke instansi pemerintah dan masyarakat secara real time. Dalam penelitian ini tahap validasi sistem peringatan dini banjir Kali Garang dilakukan mulai tanggal 1 Januari 2008 sd Mei 2008. Dalam tahap ini dilakukan validasi time response antara peringatan dini banjir terhadap time response banjir Kali Garang. Jika time response sistem peringatan dini banjir lebih kecil dari time response banjir Kali Garang, maka sistem peringatan dini banjir ini berhasil untuk diimplementasikan secara nyata di lapangan. Akan tetapi sebaliknya jika time response jauh lebih besar dari time response banjir Kali Garang, maka perlu perbaikan-perbaikan dalam kecepatan alur pemberitaaninformasi peringatan dini banjir.

3.4.6 Sosialisasi dan Survey

Tahap sosialisasi dalam penelitian sistem peringatan dini banjir Kali Garang ini adalah dengan melakukan sosialisasi secara langsung dengan mengundang para petugas banjir dan instansi terkait serta masyarakat. Selain itu dilakukan pula sosialisasi melalui media masa baik koran atau media elektronik seperti radio dan televisi lokal di Semarang. Tujuan dari sosialisasi ini adalah memberikan gambaran secara nyata tentang peralatan sistem peringatan dini banjir berbasis SMS dan Web Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah melakukan survey ke petugas banjirinstansi terkait serta masyarakat sekitar Kali Garang untuk dimintai pendapat tentang peralatan sistem peringatan dini banjir yang dipasang di Kali Garang dengan cara melakukan pengisian kuisiner. Dalam pengisian kuisiner dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok petugas banjirinstansi terkait serta kelompok wakil masyarakat sekitar Kali Garang.

IV. KONDISI DAN PENGELOLAAN DAS GARANG

4.1 Kondisi Umum DAS Garang dan Kali Garang

Daerah Aliran Sungai DAS Garang membentang lurus dari selatan ke utara yaitu dari puncak Gunung Ungaran sampai pantai Laut Jawa dengan luas total kurang lebih 203,38 km 2 . Tiga anak sungai yang masuk ke Kali Garang adalah Sungai Kreo di sebelah barat, Sungai Kripik di tengah dan hulu Kali Garang di timur. Ketiga anak sungai ini bertemu di hulu Bendung Simongan . DAS Garang dibedakan menjadi tiga daerah toporafis yaitu: daerah tinggi 400–2050 m merupakan lambung terjal Gunung Ungaran yang mempunyai Gunung api sejak jaman pelistocene. Kelerengan antara 15 – 40. Hutan masih menutupi lambung yang paling curam, tetapi tegalan jagung dan ubi kayu dan sawah serta perkebunan karet, teh, cengkih, rambutan dan kopi dominan pada ketinggian 400 – 1000 m Irianto et al., 1999. Daerah transisi merupakan dataran berbukit dengan ketinggian antara 50– 400 m. Jaringan hidrologi berkembang, ketiga anak sungai melewati lembah sempit dan berbelok-belok. Di dalam alur sungai ini banyak terdapat batu-batuan besar yang menyatakan bahwa aliran sungai deras sekali. Pemandangan di sekelilingnya adalah sawah, tegalan kebun campur, dan bangunan. Daerah pantai dengan lebar 4 km, dahulu adalah rawa, tetapi hampir seluruhnya ditempati oleh persawahan, bangunan, perikanan kolam dan tegalan. Tiga anak sungai bertemu di daerah tugu suharto, kemudian mengalir melewati Bendung Simongan sampai ke laut. DAS Garang meliputi tiga daerah administrasi, yaitu: Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, dan Kota Semarang. Kepadatan penduduk mencapai rata rata 795 orangkm 2 . Curah hujan tahunan di Semarang sekitar 2500 mm dan di kaki Gunung Ungaran 4000 mm JICA, 2000. Kali Garang merupakan suatu sistem dengan pola meranting, dengan demikian banyak anak sungainya. Anak sungai yang cukup besar yaitu Sungai Kreo dan Sungai Kripik Gambar 19, di mana panjang aliran Kali Garang dari hulu sampai ke hilir kurang lebih 35 km. Kali Garang merupakan sungai pengangkut sedimen yang cukup besar untuk daerah Semarang dan sekitarnya terutama daerah-daerah sepanjang pantai Semarang .