Dalam pelaksanaan sistem peringatan dini disebutkan dalam pasal 16 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bahwa sistem peringatan
dini bencana dilakukan oleh lembaga atau instansi yang berwenang, baik secara teknis maupun administratip dan dikoordinasikan
oleh BNPBBPBD dalam bentuk pengorganisasisan, pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini.
Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa untuk penangananpemasangan peralatan
peringatan dini jelas harus dikoordinasikan dengan BNPBBPBD sehingga jika BPBD untuk tingkat Kota Semarang terbentuk, maka pemasangan
sistem peringatan dini banjir kota semarang harus dikoordinasikan dengan BPBD Kota Semarang termasuk dalam hal pengujian sistem peringatan dini banjir.
Selain itu BPBD inilah yang mempunyai kewenanangan dalam penyampaian informasi bencana termasuk informasi bencana harus dikirim ke masyarakat.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada akhir bulan Desember 2006 – April 2008 meliputi tahap pengumpulan data, persiapan survey, survey dan identifikasi
lapangan, pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak, analisis serta penyusunan Disertasi. Penelitian dilakukan di Lab Teknik Elektro Undip dan di
lokasi lapangan yaitu di DAS Garang Semarang.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta rupa bumi skala 1 : 25.000 produksi Bakosurtanal. Alat yang digunakan untuk penelitian adalah
alat pengukur curah hujan dan tinggi muka air sungai otomatis, modem, Hand Phone GSM dan CDMA, perangkat komputer untuk server, dan beberapa
perangkat lunak aplikasi seperti program Delphi dan Web disain.
3.3 Tahapan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu : 1
Tahap pendahuluan, meliputi kajian studi literatur dan sumber informasi
lainnya terutama sistem peringatan dini banjir yang ada sekarang sehingga dapat menunjang pelaksanaan kegiatan berikutnya.
2 Tahap pengumpulan data sekunder, di mana data yang diperlukan
antara lain data curah hujan jam-jaman yang berasal dari satu stasiun curah hujan otomatis sistem data logger milik Balai Agroklimat yang
ditempatkan di kecamatan Gunungpati Semarang. Selain itu diperlukan pula data tinggi muka air Kali Garang yang ada di Bendung Simongan
secara manual. 3
Tahap Analisis Data Sekunder, di mana data curah hujan untuk
selanjutnya akan dilakukan analisa hubungan antara data curah hujan dengan data tinggi muka air. Data ini sangat diperlukan untuk melihat time
response banjir secara aktual. 4
Tahap pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak sistem telemetri curah hujan dan Tinggi Muka Air. Peralatan ini sangat
berguna untuk mendapatkan data primer curah hujan di hulu Kali Garang
secara real time dengan sistem SMS. Peralatan telemetri curah hujan ditempatkan di Kecamatan Gunungpati dan telemetri tinggi muka air
ditempatkan di Bendung Simongan, karena kedua lokasi tersebut
terdapat fasilitas infrastruktur yaitu adanya bangunan rumah dan listrik 5
Tahap pengumpulan data primer. Tahap ini dilakukan pengumpulan
data primer curah hujan dan tinggi muka air sungai yang dilakukan
secara real time dengan alat pengukur curah hujan dan tinggi muka air otomatis.
6 Tahap pembuatan perangkat lunak prediksi banjir dengan Jaringan
Syaraf Tiruan. Tahap ini akan dibuat perangkat lunak prediksi tinggi
muka air banjir dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan. Dalam prediksi tinggi muka air banjir ini sebagai masukan adalah data curah hujan jam-
jaman yang dipasang di Kecamatan Gunungpati dan sebagai output
adalah prediksi tinggi muka air banjir dua jam kemudian di Bendung
Simongan. 7
Tahap pembuatan sistem peringatan dini banjir berbasis SMS dan Web. Dalam tahap ini dilakukan integrasi antara sistem telemetri curah
hujan dan telemetri tinggi muka air dengan perangkat lunak peringatan dini banjir berbasis SMS dan Web ke dalam suatu sistem peringatan dini
banjir. 8
Tahap implementasi peringatan dini banjir secara real time. Dalam
tahap ini akan diuji coba semua perangkat keras dan perangkat lunak peringatan dini banjir ini secara real time dengan kondisi nyata. Dalam
implementasi ini akan diteliti juga time response banjir Kali Garang dengan time response sistem informasi banjir. Jika time response sistem
informasi banjir time response banjir Kali Garang, maka sistem peringatan dini berhasil.
9 Tahap Sosialisasi. Dalam tahap ini dilakukan sosialisasi ke petugas dan
instansi terkait serta masyarakat sekitar Kali Garang terhadap peralatan sistem peringatan dini banjir Kali Garang yang dipasang. Sosialisasi
dilakukan dengan cara melakukan pertemuan secara langsung dan juga melalui media masa.
10 Tahap analisis persepsi petugas banjir dan masyarakat terhadap
peralatan sistem peringatan dini banjir dengan cara pengisian kuisioner. Dalam tahap ini dilakukan teknik pengisian kuisioner secara
langsung ke petugas banjir dan wakil masyarakat atau RW. Responden yang dipilih untuk petugas banjir adalah petugas dan instansi terkait yang
terlibat langsung penanganan banjir. Gambar 16 menunjukkan diagram alir pentahapan penelitian yang dilakukan.
Gambar 16 Tahapan Penelitian sistem peringatan dini banjir Kali Garang berbasis SMS dan web