Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Perambatan-balik Backpropagation

peningkatan ekonomi, penerapan teknologi, pengentasan kemiskinan dan sebagainya. Paradigma yang terakhir adalah paradigma pengurangan resiko. Pendekatan ini merupakan perpaduan dari sudut pandang teknis dan ilmiah dengan perhatian kepada faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik dalam perencanaan pengurangan bencana. Dalam hal ini penanganan bencana bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan menekankan resiko tejadinya bencana. Hal penting dalam pendekatan ini adalah memandang masyarakat sebagai subyek dan bukan sebagai obyek penanganan bencana dalam proses pembangunan. Gambar 14 memperlihatkan siklus pengelolaan bencana dari proses bencana ke tanggap darurat hingga proses persiapan jika terjadi bencana. Sumber : Kementerian Ristek 2006 Gambar 14 Siklus pengelolaan bencana. Dalam penanggulangan bencana, saat ini pola pemikiran telah bergeser dari yang dahulu pada penekanan pasca bencana ke penekanan sebelum bencana. Gambar 15 memperlihatkan alur pemikiran yang dalam penanganan bencana ditekankan pada saat sebelum kejadian bencana bukan penanganan setelah kejadian bencana. Sumber : Kementerian Ristek 2006 Gambar 15 Siklus penanganan bencana.

2.8. Penanggulangan Bencana Menurut UU N0 24 Tahun 2007

Berdasarkan UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PP No 08 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penaggulangan Bencana, saat ini badan yang menangani penaggulangan bencana untuk tingkat nasional adalah Badan Nasional Penaggulangan Bencana BNPB dan Badan Penaggulangan Bencana Daerah BPBD Tingkat III untuk Propinsi KabupatenKota. Perbedaan yang mendasar dalam penanggulangan bencana saat ini dengan yang sebelumnya BAKORNAS PBN adalah bahwa BNPB bukan lagi sebagai badan koordinasi, melainkan suatu badan non departemen yang setingkat menteri. Selain itu, menurut UU No 24 Tahun 2007 dinyatakan bahwa BNPB mempunyai kemudahan akses antara lain: a. Pengerahan sumber daya manusia. b. Pengerahan peralatan. c. Pengerahan logistic. d. Imigrasi, cukai dan karantina, e. Perizinan. f. Pengadaan barangJasa. g. Pengelolaan pertanggung jawaban uang dan atau barang. h. Penyelamatan. i. Komando untuk memerintahkan sektorlembaga.