Pemasangan Peralatan Telemetri Tinggi Muka Air di Bendung

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Pengujian Sub Sistem Telemetri Curah Hujan dan Tinggi Muka Air

Sebelum melakukan pengambilan data primer curah hujan di Gunungpati dan tinggi muka air di Bendung Simongan, maka dilakukan uji coba dan kalibrasi peralatan telemetri curah hujan dan tinggi muka air.

6.1.1. Pengujian Telemetri Curah Hujan

Setelah melakukan pemasangan peralatan telemetri curah hujan di Gunungpati, maka dilakukan uji cobakalibrasi peralatan curah hujan dengan dua cara yaitu: 1. Uji coba secara statis dengan menumpahkan air ke dalam corong penakar hujan. 2. Uji coba secara dinamis dengan curah hujan sebenarnya Uji coba secara statis bertujuan untuk mendapatkan ketelitian pengukuran curah hujan sampai 0.5 mmtip. Sebelum melakukan uji coba, maka dilakukan perhitungan besarnya volume air yang akan ditumpahkan seperti pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil perhitungan penakar hujan otomatis untuk diameter 16 cm Dari tabel di atas maka dipilih volume air yang akan ditumpahkan ke tipping bucket adalah 10 cc dengan hasil per tip adalah 0.5 mm hujan sehingga alat pengukur curah hujan tersebut adalah bekerja pada 0.5 mm setiap tip. Agar peralatan tipping bucket tersebut dapat tepat 1 kali klik untuk setiap 10 cc air ditumpahkan maka diatur baut pengatur naik atau turun yang ada pada tipping sehingga tepat 10 cc air akan mengklik satu kali. Setelah dilakukan pengetesan NO VOLUME AIR cc DIAMETER COLLECTOR cm LUAS COLLECTOR cm 2 INTENSITAS HUJAN mmtip 1 5 16 200 0.25 2 6 16 200 0.30 3 7 16 200 0.35 4 8 16 200 0.40 5 9 16 200 0.45 6 10 16 200 0.5 7 11 16 200 0.55 8 12 16 200 0.60 secara statis maka dilakukan pengetesan dinamis yaitu dengan menumpahkan air ke sensor curah hujanalat penakar hujan dan pencatatan air hujan secara real. Dengan menumpahkan air dengan ukuran volume tertentu sehingga sensor curah hujan akan mencatat jumlah air yang ditumpahkan dalam bentuk jumlah curah hujan. Hasil uji coba pengetesan dengan menumpahkan air ke penakar hujan didapat pada Tabel 13. Sedangkan hasil perbedaan pencatatan hujan secara manual dan otomatis telemetri didapat data pengujian seperti pada Tabel 14. Tabel 13 Hasil pengetesan dengan menumpahkan air ke curah hujan secara manual dan otomatis Dari pembacaan display terlihat bahwa dengan menuangkan air ke dalam corong penakar hujan sebesar 10 cc menyebabkan tipping bucket bergerak sekali sehingga sensor reed akan membaca sebagai 1 gerakan atau 1 klik. Karena satu klik = 0,5 mm maka di dispaly akan menunjukkan sebesar 0,5 mm. Demikian selanjutnya kalau volume air yang ditumpahkan sebesar 20 cc maka akan menyebabkan tipping bucket bergerak menjadi 2 gerakan atau 2 klik. Sehingga display akan menunjuk 0,5 mm x 2 = 1,0 mm. Dari tabel uji coba tersebut diatas menunjukkan peralatan curah hujan telah sesuai dengan yang dikehendaki bahwa setiap kelipatan air yang ditumpahkan kelipatan 10 cc menyebabkan kenaikan kelipatan 0,5 mm. Dari hasil perbandingan pencatatan curah hujan secara manual dan secara otomatis pada tabel dibawah ini terlihat bahwa perbedaannya maksimum antara curah hujan manual dan otomatis 1,5 mm. Hal ini disebabkan pengukuran curah hujan secara manual hanya dapat mengukur dengan besar ketelitian dengan range per 1 mm. Sedangkan sistem otomatis yang dipasang dalam penelitian ini mempunyai ketelitian sebesar 0, 5 mm. NO VOLUME AIR YANG DITUMPAHKAN cc JUMLAH GERAKAN TIPPING BUCKET PEMBACAAN DISPLAY CURAH HUJAN mm 1 10 1 Klik 0,5 2 20 2 Klik 1 3 30 3 Klik 1,5 4 40 4 Klik 2 5 50 5 Klik 2,5