2.5.2. Pengukuran Curah Hujan
Di Indonesia data hujan ditakar dan dikumpulkan oleh beberapa instansi, antara lain Dinas Pengairan, Dinas Pertanian, dan Badan Meteorologi dan
Geofisika. Jenis dan tipe alat penakar hujan yang digunakan juga berbeda-beda. Secara umum penakar hujan dibedakan menjadi dua, yaitu penakar hujan
manual dan penakar hujan otomatis.
Penakar Hujan Manual
Penakar hujan ini menampung hujan selama 24 jam. Biasanya alat ini dibuka dan diukur jumlah curah hujannya secara teratur pada jam 07.00 pagi
dan dicatat sebagai hujan yang terjadi pada hujan sebelumnya pada formulir yang telah ditetapkan. Dengan cara ini, informasi hujan yang diperoleh adalah
informasi hujan total yang terjadi selama 24 jam. Berapa lama dan jam berapa hujan terjadinya hujan tidak diketahui.
Penakar hujan manual merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan. Alat ini terdiri dari corong dan bejana Gambar 8. Ukuran diameter
dan tinggi bervariasi dari satu negara ke negara lain. Di Indonesia alat yang paling banyak digunakan adalah penakar hujan dengan tinggi pemasangan 120
cm dari tanah dan luas corong 200 cm
2
atau 100 cm
2
Suripin, 2004. Jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan gelas ukur.
Gambar 8 Alat penakar hujan manual. Pada suatu alat penakar manual, untuk mendapatkan data curah hujan
dalam satuan milimeter pada suatu waktu maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan curah hujan kotor sebagai berikut:
L V
CH
1 dengan : CH = Curah hujan mm
V = Volume rerata air hujan mm
3
L = Luas permukaan penakar mm
2
Penakar Hujan Otomatis Automatic Rainfall RecorderARR
Dengan alat ini, hujan tidak perlu lagi dicatat setiap hari karena alat ini dilengkapi dengan pencatat jumlah akumulasi hujan terhadap waktu dalam
bentuk grafik. Ada tiga jenis alat penakar hujan otomatis: weighing bucket, tipping bucket, dan float. Gambar alat penakar hujan tipe tipping bucket bejana jungkit
dapat dilihat pada Gambar 9.
a b
Gambar 9 a Alat penakar hujan otomatis jenis tipping bucket dan b pencatat curah hujan otomatis.
2.5.3. Pengukuran Tinggi Muka Air
Pengukuran tinggi muka air dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu secara manual dan secara otomatis. Pengukuran secara manual adalah dengan
melihat papan duga. Dari papan duga dapat diketahui tinggi muka air saat itu. Sedangkan pengukuran secara otomatis dapat dibagi menjadi dua buah
yaitu dengan menggunakan otomatis mekanik dan otomatis elektronik. Sistem pengukuran tinggi muka air otomatis mekanik adalah data tinggi muka air
terekam dalam kertas secara periodik sehingga akan terekam perubahan tinggi muka air dalam grafik.
Pencatatan secara otomatis elektronik dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem data loger dan sistem sistem telemetri. Sistem data logger adalah data
tinggi muka air tersimpan dalam memori sistem data loger EEPROMMMC. Untuk mengambil data tinggi muka air yang tercatat dalam data logger, maka
diperlukan komputer untuk down load data. Sehingga diperlukan waktu untuk ke lapangan untuk mengambil data yang tersimpan dalam logger.
Sedangkan pencatatan data dengan telemetri adalah data tinggi muka air dikirim melalui media komunikasi radiotelephone ke server komputer sehingga
data tinggi muka air dapat diketahui secara cepat. Untuk itu sistem telemetri dapat digunakan sebagai sistem peringatan dini banjir. Gambar dibawah
menunjukkan sistem pencatatan tinggi muka air secara manual, otomatis mekanik dan otomatis elektronik data logger.
a b
c Gambar 10 a Pengukuran tinggi muka air sungai dengan papan duga
b Mekanik otomatis dan c elektronik data logger
2.5.4. Model Prakiraan Banjir
Sistem peringatan dini banjir .sangat berkaitan erat dengan prakiraan banjir. Model yang digunakan dalam prakiraan debittinggi muka air sungai dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu model matematis dan model black-box