Keadaan fauna 5 Keadaan Flora dan Fauna 5.1 Keadaan flora

Jenis mata pencaharian mayoritas sebagai petani, buruh dan pegawai swasta lepas seperti tersebut berimplikasi pada rendahnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar kawasan TNMB. Pendapatan penduduk desa-desa di daerah penyangga kawasan TNMB memiliki rata-rata pendapatan perjiwa per tahun yang dapat dicapai oleh setiap keluarga seperti dalam Tabel 21. Tabel 21 Rata-rata pendapatan masyarakat desa-desa penyangga TNMB No Desa Rata-rata Pendapatan RpKapitaTahun 1. Kab. Jember

A. Kec. Tempurejo:

1. Desa Andongrejo 1.030.500 2. Desa Curahnongko 1.181.300 3. Desa Wonoasri 1.297.000 4. Desa Sanenrejo 1.282.200 5. Desa Curahtakir 1.075.000

B. Kecamatan Silo:

6. Desa. Mulyorejo 1.350.000

2. Kab. Banyuwangi

C. Kec. Pasanggaran

8. Ds. Sarongan 1.088.000 9. Ds. Kandangan 1.268.800 Rata-rata 1.174.685 Sumber: BTNMB 2006; Anonim 2007 Tabel 21 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan rata-rata per kapita per tahun masyarakat desa-desa penyangga TNMB adalah sebesar Rp. 1.174.685. Dengan menggunakan parameter pendapatan keluarga setara 320 kg beras per jiwa per tahun Rp. 5000Kg Beras, harga saat ini atau setara Rp. 1.600. 000,- maka pendapatan masyarakat di desa-desa penyangga TNMB masih tergolong rendah, jika pendapatan per kapita per tahun lebih kecil dari atau sama dengan Rp. 1.600. 000,-. Pendapatan masyarakat desa-desa penyangga dapat dikatakan tinggi jika pendapatan per kapita per tahun lebih besar dari Rp. 1.600.000,-. Berdasarkan parameter tersebut, maka pendapatan masyarakat desa-desa penyangga masih tergolong rendah. Hal tersebut terjadi karena faktor pendidikan dan informasi rendah, pemilikan lahan dan peluang kerja yang terbatas, modal dan peluang pasar terbatas, dan lain-lain.

4. 7 Tata Guna dan Pemilikan Lahan

Sistem pengolahan lahan pertanian masyarakat di sekitar kawasan TNMB pada umumnya masih sangat sederhana dan para petani memanen hasil pertaniannya hanya dua kali dalam setahun. Masa tunggu panen dipergunakan oleh sebagian petani, buruh tani dan penggarap untuk masuk hutan mengambil hasil hutan sebagai hasil sampingan. Hal ini terjadi karena pada umumnya, para petani di daerah penyangga kawasan TNMB tergolong petani berlahan sempit dengan luas rata-rata lahan sawah adalah 0,067 Ha, tegalan seluas 0,071 Ha dan pekarangan seluas 0,037 Ha BTNMB 2006. Kondisi tersebut menyebabkan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya alam yang ada dalam kawasan TNMB menjadi sangat tinggi. Faktor kepemilikan lahan yang sangat terbatas Tabel 22 serta beragam faktor keterbatasan lainnya, menjadi alasan pembenar bagi masyarakat sekitar untuk menduduki ribuan hektar lahan di kawasan penyangga TNMB, sebagai lahan untuk bertani dan berkebun pada tahun 19981999-19992000 hingga saat ini. Tabel 22 Keadaan tata guna dan pola penggunaan lahan desa-desa di sekitar TNMB No Kabupaten KecamatanDesa Jumlah KK Jenis dan Luas Pemilikan Lahan Ha HaKK Sawah Bangunan Halaman Kebun Rakyat Tegalan Jumlah

1. Kab. Jember:

A. Kec. Tempurejo:

1. Ds. Andongrejo 1.361 60,174 33,51 2,50 170,02 266,20 0,195 2. Ds. Curahnongko 1.741 60,274 105,20 2,114 153,42 321,00 0,184 3. Ds. Wonoasri 2.948 - 127,199 207,85 248,37 275,57 0,093 4. Ds. Sanenrejo 1.657 355,768 87,050 - 180,121 532,02 0,321 5. Ds. Curahtakir 4.375 234 139 2,810 183 550,18 0,133

B. Kec. Silo:

6. Ds. Mulyorejo 3.321 15 73,00 2,634 1.874 92,508 0,028

2. Kab. Banyuwangi

C. Kec. Pasanggaran

7. Ds. Sarongan 1.491 278,6 103.750 1.097,09 185,75 689,69 0,479 8. Ds. Kandangan 2.716 471,4 165 5.974,2 171 703,0 0,316 Jumlah 19.535 1.475,216 833,709 7.289,198 3.165,681 3.430,168 Sumber: Anonim 2007