Jenis mata pencaharian mayoritas sebagai petani, buruh dan pegawai swasta lepas seperti tersebut berimplikasi pada rendahnya tingkat pendapatan
masyarakat sekitar kawasan TNMB. Pendapatan penduduk desa-desa di daerah penyangga kawasan TNMB memiliki rata-rata pendapatan perjiwa per tahun yang
dapat dicapai oleh setiap keluarga seperti dalam Tabel 21. Tabel 21 Rata-rata pendapatan masyarakat desa-desa penyangga TNMB
No Desa
Rata-rata Pendapatan RpKapitaTahun
1. Kab. Jember
A. Kec. Tempurejo:
1. Desa Andongrejo 1.030.500
2. Desa Curahnongko 1.181.300
3. Desa Wonoasri 1.297.000
4. Desa Sanenrejo 1.282.200
5. Desa Curahtakir 1.075.000
B. Kecamatan Silo:
6. Desa. Mulyorejo 1.350.000
2. Kab. Banyuwangi
C. Kec. Pasanggaran
8. Ds. Sarongan 1.088.000
9. Ds. Kandangan 1.268.800
Rata-rata 1.174.685
Sumber: BTNMB 2006; Anonim 2007
Tabel 21 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan rata-rata per kapita per tahun masyarakat desa-desa penyangga TNMB adalah sebesar Rp. 1.174.685.
Dengan menggunakan parameter pendapatan keluarga setara 320 kg beras per jiwa per tahun Rp. 5000Kg Beras, harga saat ini atau setara Rp. 1.600. 000,-
maka pendapatan masyarakat di desa-desa penyangga TNMB masih tergolong rendah, jika pendapatan per kapita per tahun lebih kecil dari atau sama dengan Rp.
1.600. 000,-. Pendapatan masyarakat desa-desa penyangga dapat dikatakan tinggi jika pendapatan per kapita per tahun lebih besar dari Rp. 1.600.000,-. Berdasarkan
parameter tersebut, maka pendapatan masyarakat desa-desa penyangga masih tergolong rendah. Hal tersebut terjadi karena faktor pendidikan dan informasi
rendah, pemilikan lahan dan peluang kerja yang terbatas, modal dan peluang pasar terbatas, dan lain-lain.
4. 7 Tata Guna dan Pemilikan Lahan
Sistem pengolahan lahan pertanian masyarakat di sekitar kawasan TNMB pada umumnya masih sangat sederhana dan para petani memanen hasil
pertaniannya hanya dua kali dalam setahun. Masa tunggu panen dipergunakan oleh sebagian petani, buruh tani dan penggarap untuk masuk hutan mengambil
hasil hutan sebagai hasil sampingan. Hal ini terjadi karena pada umumnya, para petani di daerah penyangga kawasan TNMB tergolong petani berlahan sempit
dengan luas rata-rata lahan sawah adalah 0,067 Ha, tegalan seluas 0,071 Ha dan pekarangan seluas 0,037 Ha BTNMB 2006. Kondisi tersebut menyebabkan
tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya alam yang ada dalam kawasan TNMB menjadi sangat tinggi. Faktor kepemilikan lahan yang sangat
terbatas Tabel 22 serta beragam faktor keterbatasan lainnya, menjadi alasan pembenar bagi masyarakat sekitar untuk menduduki ribuan hektar lahan di
kawasan penyangga TNMB, sebagai lahan untuk bertani dan berkebun pada tahun
19981999-19992000 hingga saat ini.
Tabel 22 Keadaan tata guna dan pola penggunaan lahan desa-desa di sekitar TNMB
No Kabupaten
KecamatanDesa Jumlah
KK Jenis dan Luas Pemilikan Lahan Ha
HaKK Sawah
Bangunan Halaman
Kebun Rakyat
Tegalan Jumlah
1. Kab. Jember:
A. Kec. Tempurejo:
1. Ds. Andongrejo 1.361
60,174 33,51
2,50 170,02
266,20 0,195
2. Ds. Curahnongko 1.741
60,274 105,20
2,114 153,42
321,00 0,184
3. Ds. Wonoasri 2.948
- 127,199
207,85 248,37
275,57 0,093
4. Ds. Sanenrejo 1.657
355,768 87,050
- 180,121
532,02 0,321
5. Ds. Curahtakir 4.375
234 139
2,810 183
550,18 0,133
B. Kec. Silo:
6. Ds. Mulyorejo 3.321
15 73,00
2,634 1.874
92,508 0,028
2. Kab. Banyuwangi
C. Kec. Pasanggaran
7. Ds. Sarongan 1.491
278,6 103.750
1.097,09 185,75
689,69 0,479
8. Ds. Kandangan 2.716
471,4 165
5.974,2 171
703,0 0,316
Jumlah 19.535
1.475,216 833,709
7.289,198 3.165,681
3.430,168
Sumber: Anonim 2007