Akses lahan yang mereka lakukan pada tahun 19992000 menggunakan pendekatan rasional. Artinya, dalam pikiran mereka, daripada lahannya gundul,
tererosi dan nganggur tidak diurus oleh Balai TNMB, lebih baik digarap oleh warga masyarakat desa penyangga sebagai lahan bertani dan berladang sambil
merehabilitasinya. Akses rasional ini dilakukan oleh kelompok masyarakat dengan terlebih dahulu melakukan konsolidasi nilai yang memungkinkan mereka
bersatu dan bertahan ketika suatu waktu harus berhadapan dengan aparat Balai TNMB. Pengalaman lapangan dan pemahaman atas situasi sosial ketika
menangani Pemilu nasional dan regional Jawa Timur di atas, memungkinkan peneliti menemukan dan memahami fenomena dinamika sosioekologi, akses, hak
dan kelembagaan konservasi yang ada dan terjadi dalam kelompok masyarakat desa penyangga dalam berinteraksi dengan TNMB.
Relasi sosial antara peneliti dengan kelompok masyarakat desa penyangga TNMB yang sudah terbangun sejak aksi anti tambang tahun 19992000,
memudahkan peneliti untuk memperoleh informasi dan mendalami sikap dan perilaku dasar mereka terhadap eksistensi TNMB. Demikian juga halnya dengan
kelompok OPRKetanMerah bentukan Balai TNMB, mereka sangat terbuka terhadap kehadiran para pihak dan tidak menahan atau menutupnutupi informasi
yang ingin didapat oleh peneliti dalam konteks pengelolaan TNMB.
3. 3 Paradigma Penelitian dan Posisi Peneliti
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis kritis, karena ruang fisik dan ruang diskursus yang hidup dan berkembang merupakan realitas sosial
yang sengaja dikontruksi oleh sejumlah aktor dalam memperebutkan dan atau mempertahankan sejumlah kepentingan mereka atas kawasan TNMB. Pendekatan
kritis menurut Neuman 2003 dalam Chariri 2009 bertujuan untuk melakukan perubahan secara substansial pada masyarakat, sehingga hasil dari penelitian ini
tidak lagi sekedar menghasilkan karya tulis ilmiah yang netral dan apolitik, tetapi juga dimaksudkan untuk mengubah institusi sosial, cara berpikir dan perilaku
masyarakat ke arah yang lebih baik konteks rehabilitasi dan eksistensi kawasan TNMB. Kriteria kualitas dalam penelitian berparadigma konstruktivis kritis
didasarkan pada keterandalan trustworthiness dan keautentikan authencity Lincoln Guba 2000. Keterandalan berkaitan dengan credibility, transferbility
dan confirmability, sedangkan keautentikan berkaitan dengan ontological authencity, educative authencity, catalytic authencity dan tactical authencity
Guba Lincoln 1994. Kredibilitas data penelitian diukur berdasarkan temuan peneliti yang
menunjukkan realitas konstruksi sosial beragam, yang realitas sosial itu direkonstruksi oleh peneliti, yang kebenarannya juga diakui oleh kelompok
masyarakat sebagai subjek penelitian yang mengkonstruksi realitas. Hal ini penting dilakukan untuk menekan bias opini dan informasi. Guna menekan bias
opini dan informasi, maka peneliti melakukan cheking atau konfirmasi realitas dengan subjek penelitian melalui dialog atau diskusi dalam hal penentuan kasus,
kategori data dan interpretasi data. Pada tahap selanjutnya, peneliti menyerahkan draft hasil penelitian kepada subjek peneliti untuk dikomentari, dikritik dan diberi
masukan agar sesuai benar dengan realitas yang dikontruksi oleh subjek penelitian.
Confirmability diukur berdasarkan sajian data yang benar-benar faktual, dapat dipercaya dan autentik yang mengilustrasikan realitas akses, hak dan
kelembagaan konservasi masyarakat yang sudah dan sedang terjadi, sehingga data yang disajikan benar-benar adanya. Guna memenuhi kualitas penelitian
berparadigma kritis, yakni historical situatedness, maka akan diilustrasikan kondisi sosial politik yang mempengaruhi pengelolaan TNMB era Orde Barupra
reformasi dan pasca reformasi, termasuk kondisi sosial ekonomi, budaya dan ekologi TNMB.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma fenomenologi
13
13
Paradigma fenomenologis menurut Rice dan Ezzy 2000 adalah interpretasi dan analisis situasi dalam dunia sehari- hari berdasarkan perspektif dan konstruksi pengalaman pelaku yang melakukan tindakan dan berinteraksi dengan dunianya.
Indept interview dengan pelaku lebih banyak dipakai karena pengalaman masing-masing pelaku berbeda-beda, dan perilaku individu hanya dapat dipahami dengan cara menempatkannya dalam konteks kehidupan dunia pelaku.
Rice Ezzy 2000, serta bersifat deskriptif kualitatif berdasarkan pada teknik distribusi frekuensi frequency distribution. Pendekatan
tersebut akan dipakai sebagai landasan kajian dan analisis kebijakan, akses, hak dan kelembagaan masyarakat. Penafsiran data dan hasil penelitian ini bersifat
idiographik berlaku khusus atau kasuistik, bukan bersifat nomothetik universal.
Dengan proses dan pendekatan tersebut, maka bobot objektivitas hasil kajian dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
3. 4 Rancangan Penelitian
Kerja-sama pengelolaan TNMB dengan kelompok masyarakat di delapan desa penyangga bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Ia tidak lahir dari
inisiatif murni kelembagaan Balai TNMB dalam memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahkan UU dan peraturan terkait dengan
pengelolaan kawasan konservaasi pun lahir bukan sebagai aksi kesadaran teoritik dan praksis kelembagaan, tetapi lebih bersifat reaksi atas gerakan akses, hak dan
kelembagaan yang massif dari masyarakat atas SDA-L ketika dan pasca situasi dan kondisi politik nasional dan lokal chaos. Untuk memahami secara kritis dan
mendalam tentang kompleksitas masalah kebijakan pengelolaan TNMB, maka dinamika akses, hak dan kelembagaan masyarakat akan dikaji dengan
menggunakan pendekatan politik ekologi.
3. 5 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan survei lapangan
dengan menggunakan teknik Focus Dicussion Group FGD, wawancara semi terstruktur dan wawancara mendalam indept interview, serta kuisioner. Data
sekunder diperoleh dari dokumen dan pustaka yang dipublikasikan oleh Balai TNMB dan para pihak atau dinas yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Sesuai
dengan pokok dan tujuan penelitian, maka jenis dan sumber data seperti tertera dalam Tabel 7 di bawah ini
.