6 Penentuan Sampel METODE PENELITIAN

3. 9 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi: 1 analisis efektifitas kebijakan, 2 analisis akses dan hak, 3 Analisis Kelembagaan masyarakat. Analisis data pada point 1 satu, dan 2 dua menggunakan analisis kualitatifmelalui analisis isi content analysis dan analisis wacana. Analisis kualitatif diuraikan secara deskriptif, yang untuk sebagiannya didasarkan pada teknik distribusi frekuensi frequency distribution. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka tahapan penelitian seperti pada Gambar 6. Cara kerja penelitian kualitatif menurut Ragin 1994 menekankan pada tiga macam model, yakni; 1 Induksi analitik analytic induction, 2 Sampel teoritik dan 3 Studi kasus tunggal. Menurut Barcus Muhajir 1990, content analysis adalah analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi, yang secara teknis mencakup upaya; 1 klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, 2 menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi dan 3 menggunakan teknik analisis untuk membuat prediksi. Content analysis versi Gambar 6 Tahapan pelaksanaan penelitian. Distribusi Frekuensi, Analisis Efektifitas dan Perilaku Kebijakan dan Analisis Kualitatif Deskriptif Distribusi Frekwensi, Analisis Kualitatif : Content Analisys Analisis Wacana Deskriptif 1 2 • Dokumentasi • Survei • Kuesioner • FGD • Wawancara • Snowball Existing Condition Pengelolaan TNMB Efektivitas, dinamika dan perilaku kebijakan, akses, hak dan kelembagaan masyarakat TUPOKSI Pengelola TNMB MISI VISI AKSES INSTITUSI HAK-HAK Perspektif Ekologi Politik Briyant 1992 Carney 1972 dalam Muhajir 1990 adalah tipe klasik yang menggunakan landasan berpikir positivistik, menggunakan frekuensi dan sampel berjenjang; Sementara versi Holsti Moleong 1990 menggunakan landasan berpikir rasionalistik menggunakan kriteria konsep teoritik, ada tanda-tanda yang menuntut kajian mendalam dan phenomenologik mencari makna lewat intensitas pengamatan, dan pengambilan sampel secara purposive; Dan bagaimanapun, content analysis haruslah menggunakan teknik-teknik kuantitatif. Untuk menutupi keterbatasan analisis isi content analysis, juga akan dilakukan analisis wacana dengan mendalami secara kritis makna pesan subjek penelitian. Setiap elemen struktur wacana dapat digunakan untuk menganalisis segala bentuk teks Eriyanto 2000. Model analisis wacana yang dipakai dalam penelitian ini adalah model Teun A Van Dijk Eriyanto 2000, yang membagi struktur wacanadalam tiga tingkatan, yakni; 1. Struktur makro, artinya makna umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu perisitiwa, 2. Superstruktur, artinya kerangka suatu teks, bagaimana suatu struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh, dan, 3. Sturktur mikro adalah makna yang dapat diamati dengan menganalisa kata, kalimat, proposisi,anak kalimat, paraphrase yang dipakai, dan sebagainya Tabel 12. Tabel 12 Analisis wacana dan fenomena-fenomena penting yang diamati Struktur wacana Fenomena yang diamati Unit analisis Struktur makro TEMATIK : Apa yang dikatakan ? Elemen: Topik atau tema Teks Superstruktur SKEMATIK : Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai ? Elemen: Skema Teks Struktur mikro SEMANTIK : Apa arti pendapat yang ingin disampaikan ? Elemen: Latar, detail, ilustrasi, maksud, pengandaian dan penalaran Paragraf Struktur mikro SINTAKSIS : Bagaimana pendapat disampaikan ? Elemen: Koherensi, nominalisasi, abstraksi, bentuk kalimat, kata ganti Kalimat proposisi Struktur mikro LEKSIKON : Pilihan kata apa yang dipakai ? Elemen: kata kunci keywords, pemilihan kata Kata Struktur mikro RETORIS : Dengan cara apa pendapat disampaikan ? Eleven: gaya, interaksi, ekspresi, metáfora, visual image Kalimat proposisi Sumber: Eriyanto 2000 Analisis wacana secara teoritik menurut Muhajir 1990 tidak dapat dipisahkan dengan pendekatan interaksi simbolik, karena prinsip yang melandasi filsafat dan pendekatan metodeloginya sama, yang bertolak dari proposisi dasar bahwa; 1. perilaku manusia itu mempunyai makna dibalik yang menggejala, sehingga perlu ada metode untuk mengungkap perilaku yang terselubung; 2. pemaknaan kemanusiaan perlu dicari sumbernya pada interaksi social manusia; 3. masyarakat manusia merupakan proses yang berkembang secara holistic, tidak terpisahkan, tidak linier, dan tidak terduga unpredictable; 4. perilaku manusia itu berlaku berdasarkan penafsiran phenomenologik, yang berlangsung atas maksud, pemaknaan, dan tujuan, bukan berdasar atas proses mekanik dan otomatik; 5. konsep mental manusia itu berkembang secara dialektis, mengakui ada tesis, antitesis dan sintesis; 6. perilaku manusia itu wajar dan konstruktif kreatif, bukan elementer reaktif; 7. metode introspeksi simphatetik dengan menekankan pada pendekatan intuitif perlu digunakan untuk menangkap makna.

3.9.1 Analisis efektivitas dan polarisasi implementasi kebijakan

Analisis kebijakan pengelolaan TNMB dalam penelitian ini menggunakan analisis isi dan analisis wacana yang dipadu dengan metode Report Card System RCS. Metode RCS merupakan metode potensial yang digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari masyarakat terhadap kuantitas dan kualitas sejumlah implementasi kebijakan pengelolaan TNMB. Umpan balik tersebut mencakup keinginan, respon, harapan expectation, prefensi, penilaian, reaksi dan manfaat bagi masyarakat baik langsung maupun tidak langsung dari implementasi kebijakan pengelolaan. Penajaman analisis kebijakan dengan menggunakan metode RCS, akan diperkaya dengan penilaian dan kritik dari pengamat dan pekerja lingkungan yang memahami latar TNMB. Dengan demikian, maka analisis efektifitas kebijakan ini bersifat evaluasi proses retrospektif. Proses verifikasi dan analisis implementasi kebijakan pengelolaan TNMB, seperti terlihat dalam Gambar 7.